🚦
"Ehh, lo kenapa dek?" Tanya bian khawatir karena saat ini dilihatnya adiknya itu mulai tersedu dan menangis menatap matanya
"Maaf bang..." Lirih giandra dan semakin tersedu membuat biandra yang melihatnya semakin tidak tega melihat kondisi adik bungsunya itu yang terlihat semakin lemah
Biandra mengerti dan paham kondisi yang dialami giandra, adiknya itu pasti dalam kondisi yang buruk karena pasti giandra berfikir bahwa ia telah sangat merepotkan abang sulungnya itu
"Enggak, lo gak salah dek.. jangan bilang maaf lagi ya" ujar bian sembari mengusap rambut adiknya itu menggunakan tangan kanannya.
Namun dirinya malah dibuat terkejut disaat ia menyadari bahwa rambut adiknya itu rontok cukup banyak
Bian dengan cepat menyembunyikan tangannya agar giandra tidak menyadari bahwa rambutnya mudah rontok.
Namun terlambat
Giandra sudah menyadari dan malah, saat ini dirinya sedang menatap tangan giandra yang perlahan terbuka dan juga memperlihatnya helaian rambut yang cukup banyak.
"Gue nyusahin lo bang" lirih giandra semakin pelan.
Bian mengeram, namun detik itu pula ia mendekatkan tubuhnya dan memeluk tubuh adik bungsunya itu dengan erat mencoba memberi semangat agar giandra tidak memikirkan hal yang malah akan memperburuk kondisi tubuhnya
"Enggak dek. Lo gak salah, lo juga gak mau kaya gini kan? Ini semua bukan salah lo"
"Semua udah takdir tuhan, dan kita sebagai hamba tidak bisa menyalahkan tuhan atas takdir yang sudah ia beri... Lo cukup berjuang dek, karena tuhan tidak pernah menguji hambanya diluar batas kemampuan"
"Jangan pernah nyalahin diri lo sendiri dek, dan abang juga gak pernah merasa terbebani meski harus ngurusin lo seumur hidup abang. Lo berharga dan abang sangat bangga punya adek kaya lo" ujar bian panjang lebar dan malah saat ini ia juga ikut menangis
"Maafin gue bang... Gue salah" jawab giandra dengan lirih
"jangan pernah lagi bilang kalo lo itu nyusahin abang, fokus aja dengan kesembuhan lo karena dengan begitu lo bisa buat abang seneng" ujar bian menatap adiknya itu lalu tersenyum sembari mengusap bahu giandra dengan lembut
"Makasih bang, terimakasih karena selalu ada buat gue" jawab giandra membuat bian yang mendengar hal itu tersenyum penuh
"Apapun buat adek gue, baik rean maupun lo... Kalian berdua berharga buat abang"
"Ohh iya, perbannya udah lo ganti dek?" Tanya bian tiba-tiba karena ia baru sadar disaat ia melihat lengan giandra yang diperban
Giandra menggeleng sebagai jawaban, karena ia memang belum mengganti perbannya karena jika harus mengganti perbannya sendiri. Ia cukup kesulitan
"Belom bang, belom sempet.. gue juga kesulitan kalo mesti masang perbannya sendiri" jawab giandra
Hari ini benar-benar melelahkan untuk giandra.
Semua yang terjadi dan semua yang dirinya lakukan, benar-benar menguras tenaga dan fikirannya
"Yaudah senderan aja ya, biar abang yang gantiin perban lo" ujar bian sembari membantu adiknya itu untuk bersandar pada tempat tidurnya dan mulai mengambil kassa dan juga hypafix untuk mengganti perban yang menutupi CVC pada lengan adik bungsunya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm NOT OKAY ~ END
Teen Fiction#Sicklit #teenfiction #sickmalelead Tentang sedikit rasa, yang takut akan kehilangan dan juga dihantui rasa penyesalan ~giandra mahendra Aku tidak percaya, diriku terjebak cinta yang tak berujung Yang selalu menorehkan luka dan tidak pernah memberi...
