36. kembali terluka

1.2K 80 8
                                    

🚦

"Ternyata orang itu benar bukan kamu gian?" Tanya adnan yang berdiri dengan naraya yang memeluk lengannya serta alvin, yoga dan juga bayu yang berdiri dibelakangnya.

"Maafkan saya om adnan, atas nama abang saya gendra.. saya benar-benar meminta maaf atas kelalaian abang saya dalam berkendara dan menyebabkan putra om meninggal, maafkan saya om" ujar giandra lirih dan terduduk dengan lututnya menyentuh lantai dan kedua tangannya yang ia letakkan diatas pahanya sendiri

Mereka saat ini sedang berada diloby kantor polisi tempat dimana giandra sebelumnya ditahan atas laporan yang adnan berikan.

Setelah perdebatan panjang dengan putrinya dan penjelasab secara rinci dari alvin putra dari adik satu-satunya sekarang ia mengerti dan langsung mencabut tuntutannya karena memang bukan giandra pelakunya, padahal adnan sudah memaki gian habis-habisan

"Bangun, bukan salah kamu giandra... Salah om yang tidak tau dan langsung melaporkan kamu begitu saja" ujar adnan dan membantu giandra untuk kembali berdiri

"Sejak dulu om sudah mengikhlaskan kepergian aksa, hanya saja ketika mendapat pesan rekaman tiba-tiba dari nay. Om kehilangan akal dan langsung melaporkan kamu begitu saja" ujar adnan lagi membuat giandra yang mendengarnya hanya bisa tersenyum

"Nay kaget, tiba-tiba polisi datang dan bawa gian pah" ujar naraya lirih dan masih terisak pelan sembari memeluk lengan adnan

Bahkan gadis itu tidak berhenti menangis sejak semalam hingga pagi ini

"Udah nay jangan nangis lagi, kan papa udah cabut tuntutannya hmm" ujar adnan sembari mengusap lembut kepala putrinya itu berusaha untuk menenangkannya

"Om ini semuanya udah selesai kan?" Tanya alvin tiba-tiba

"Gimana kalo kita pulang sekarang? Tadi gian bilang dia gak tidur semalaman karena diinterogasi" ujar alvin

"Maafin gue gi.." lirih naraya dengan penuh penyesalan

"Tempatnya panas, dan mereka terus ajakin gue bicara.. gak hanya gue yang gak tidur nay, polisinya juga" jawab giandra dengan tertawa pelan membuat naraya yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas pelan

"Kalo gitu gian pamit pulang ya om" ujar gian dan berpamitan pada adnan sembari melihat arloji yang melingkar dilengan kanannya dan menunjukkan jam 7 pagi.

Namun dengan cepat adnan menahan lengan giandra dan menatap gian dengan teduh

"Semalam om menghubungi papa kamu dan ngejelasin semuanya, sepertinya argan benar-benar marah besar!! Perlu om jelasin dulu ke papa kamu?" Tanya adnan

Giandra terdiam dan terlihat berfikir beberapa saat hingga membuat semua orang yang ada disana juga terdiam dan menatapnya dengan penuh tanda tanya, entah apa yang akan dikatakan giandra, sepertinya semua orang menantikan jawaban dari bibir pria itu

"Gak perlu om, gian akan menjelaskannya sendiri ke papa dan bunda tentang masalah ini.. terimakasih sebelumnya" jawab giandra pada akhirnya dan setelah itu permisi pergi diikuti ketiga sahabatnya

💜

"Gi lo beneran? Lo bakal baik-baik aja kan.. beneran gak perlu bantuan om adnan buat ngejelasin ke bokap lo?" Tanya alvin dengan nada khawatir karena ia tidak percaya dengan jalan fikiran giandra yang terlalu beresiko menurutnya

I'm NOT OKAY ~ ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang