Terima kasih bestie untuk feed back dari kalian. Aku senang bangett.
Chapter ini baru saja dibuat, jadi..
Maaf untuk kesalahan penulisan
■Hidup Bersama■Mentari terlihat sangat terang hari ini. Di rumah yang terlihat sudah cukup berumur, terdengar suara kegiatan yang biasa dilakukan di pagi hari. Suara itu mengusik Hyunjin yang baru saja terbangun karena lelah. Bagaimana tidak lelah, sudah hampir seminggu penuh dia tak tidur dengan pulas.
Remaja itu sibuk mempersiapkan hari tunangannya yang sudah terlewati kemaren. Belum lagi remaja itu baru saja pindah dari Amerika hampir dua minggu yang lalu. Walaupun kedua orang tuanya berkata akan mempersiapkan segalanya, tapi Hyunjin tetaplah berusaha mandiri untuk ikut membantu.
Kelelahan itu membuat Hyunjin linglung berada di mana. Saat melihat ruangan-ruangan yang belum dikenalinya, Hyunjin memilih untuk mengitari setiap tempat di rumah ini. Matanya sesekali menutup dan tak lupa untuk menguap karena rasa kantuk. Menuruni tangga kayu, Hyunjin semakin mengernyit karena rumah yang dia masuki ini tampak sangat sepi. Maka Hyunjin membuka setiap pintu geser hampir semua ruangan di lantai bawah kecuali ruang dapur.
"Kok aneh.. kaya dengar suara orang masak tadi." ucapnya pelan sambil sesekali menghirup aroma masakan yang enak.
Hyunjin bergeming, saat mengingat bahwa dirinya sedang ada di rumah tunangannya. Dia langsung menepuk keningnya ketika menyadarinya.
"Ya Tuhan. Aku kan sudah tunangan."
Hyunjin malu sekali baru bangun jam segini. Tapi masih saja merasa kantuk menguasai tubuhnya. Rasanya dia ingin kembali lagi ke kamarnya. Tapi wangi masakan justru mengalahkan keinginannya. Hyunjin pun melangkah dengan berat ke dapur.
Menunduk sambil mengucek mata. Hyunjin sudah membuka pintu geser dapur dengan cepat. Aroma makanan yang menguar membuat perutnya seketika keroncongan.
"Ahjumma.. aku lapar." Hyunjin masih menunduk dengan rambut yang berantakan. Beberapa detik tak mendapat jawaban. Hyunjin merasa aneh karena Felix diam saja.
Hyunjin menatap Felix yang terlihat ketakutan di depan rak piring. Tunangannya itu seperti menangis ketika menatapnya dengan tatapan ketakutan. Hyunjin refleks langsung mendekati dan menanyakan pada Felix. Tapi respon tunangannya itu seperti tidak suka saat dirinya bercanda perihal memanggil yang lebih tua dengan panggilan Ahjumma.
Hyunjin baru menyadari bahwa Felix adalah orang yang tidak dapat membedakan candaan dan hal serius. Mungkin saja Felix akan terus seperti itu jika Hyunjin melemparkan candaan atau hal serius. Karena sudah tertanam dalam dirinya bahwa Hyunjin adalah seorang anak muda.
Felix itu tipe orang yang terus terang. Jika dia salah persepsi mengenai candaan maka dia akan terus terang menanyakan 'kenapa kamu seperti itu sama aku?'. Tentunya dengan bahasa semi bakunya karena belum terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Atap (Hyunlix)
Teen FictionFluffy, Slice of life, Mpreg, B×B, Baca cerita ini bakal bikin salting plus bahagia. Cerita ini bisa 10k vote gak ya? Felix Nattan Bang, pria manis berumur 23 tahun diminta oleh teman orang tuanya untuk menjadi tunangan anaknya. Hyunjin Eka Surya Le...