🏡 30

1.6K 162 15
                                    

Vote komen loh bestie 👆
Biar aku seneng dah nulis chapter penuh 🍯 ini. Kalau ga ya..

Maaf untuk kesalahan penulisan

Maaf untuk kesalahan penulisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■Kehadiran Malaikat Kecil■


Satu bulan semenjak pernikahannya, Hyunjin duduk termangu di dapur. Dia sudah memakai pakaian lengkap karena hari ini ada kuliah pagi. Sedari pagi istrinya terlihat lesu dan melupakan kegiatan rutinnya yaitu memasak bekal untuknya. Felix sedang ke rumah bi Santi untuk membeli masakan jadi di rumah. Mbok Ijah sedang tidak bisa membantu hari ini karena mau memperpanjang SIM dan kembali nanti siang.

Mereka sarapan sambil berbincang perihal pagar depan rumah yang akan diganti warna catnya. Rencananya nanti sore, mereka akan ke toko cat untuk membeli cat baru karena warna cat pagar depan sedikit usang. Setelahnya jam 07.30 mereka berangkat bersama menuju universitas.

Masih duduk bersama di dalam mobil, Hyunjin mencium lama bibir sang istri. Firasatnya berkata istrinya sedang lelah karena harus mendampingi mahasiswa PKL di rumah sakit tapi tak ingin membebani sang suami karena sama-sama sedang sibuk. Seperti biasa dia mengusap sayang rambut si manis lanjut menyerahkan tangan untuk dicium oleh sang istri.

"Semangat Ai. Nanti siang mas anterin ke rumah sakit ya. Jangan pergi pakai bis kampus nanti dijemput pokoknya."

"Iya.. mas. Makasih ya."

"Sama-sama Ai.."

Felix keluar mobil dengan menenteng tas berlogo universitas. Hyunjin menunggu sejenak sampai sang istri sudah memasuki lobi lalu melajukan mobil ke fakultasnya. Kelas pagi diisi dengan mata kuliah matematika dasar. Lalu Hyunjin berpindah kelas untuk mengikuti kuliah selanjutnya. Sampai di ruang kelas, Hyunjin mengeluarkan buku dan pulpennya. Satu setengah jam berlalu mahasiswa baru mempelajari mata kuliah bahasa inggris dan dosen pun memberikan tugas berkelompok. Mahasiswa diminta untuk memilih sendiri kelompok. Sontak mahasiswi disana bersegera mendekati kursi Hyunjin. Hal itu menimbulkan kegaduhan, untungnya dosen sedang keluar sebentar menerima panggilan dari dosen lain.

"Kenapa pada kesini ya?." ucap Hyunjin dengan nada datar. Lirikan mata ke atas memandang tajam ke para wanita itu karena tadi Hyunjin sedang menulis sambil menunduk. Dari pagi semenjak sang istri lesu, dirinya pun ikut lesu. Sebenarnya sikap seperti ini tidak baik untuk dirinya yang masih berusaha untuk dewasa.

"Umn.. gimana kalau yang cewek sekelompok sama cewek aja. Kita yang cowok sekelompok yang cowok dulu, daripada gaduh kan." saran Langit yang duduk di samping Hyunjin.

"Ya dibagi dong. Kan Hyunjin dan kamu pintar. Biar seimbang." ucap salah satu mahasiswi bernama Wonna. 

"Emang lu pikir timbangan apa diseimbangin. Udah sana cari sendiri kelompok. Kita yang cowok aja, ribet mau sekolompok sama kalian." sewot Fajar sang ketua kelas.

Perkataan Pandu menimbulkan kekesalan di wajah para sekolompok mahasiswi itu. Hyunjin tak mengatakan jika dirinya sudah menikah. Tapi siapapun pasti tau jika seseorang sudah memakai cincin di jari manisnya maka itu tandanya mereka sudah berstatus menikah. Hyunjin sedang tidak ingin diganggu, seperti saat ospek kemarin. Pemilik nama Eka dan teman satu kelas pun mengerjakan tugas kelompok. Mereka maju terlebih dahulu untuk mempersentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.

Satu Atap (Hyunlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang