🏡 23

1.3K 156 35
                                    

Karena bentar lagi Eka nikah jadi chapternya ku buat panjang banget.
Biar puas juga bacanya.

Terimakasih untuk bestie yang udah bantu feedback ceritaku. Love banyak-banyak 🤍💙

Maaf untuk kesalahan penulisan

Maaf untuk kesalahan penulisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


■Cerita Masa Lalu Nattan■


Pagi itu di hari minggu si bungsu Bang yang sudah menginjak usia 10 tahun tengah bermain bersama Jaemin dan Jeno di halaman belakang rumah Jeno. Mereka asik bermain pasir di bak pasir besar. Keluarga Jeno tengah berkumpul untuk mengadakan acara barbeque di malam hari.

Usai bermain pasir dan mencuci tangan, mereka masuk ke kamar Jeno untuk membuat gelang dari manik-manik. Maksudnya untuk tanda pertemanan mereka. Masing-masing gelang memiliki satu huruf yang berbeda sesuai nama masing-masing. Felix menatap gelang yang sudah terpasang di tangannya dengan mata berbinar. Barusan Jeno membantu mengikat tali gelangnya karena Felix selalu merusak gelang buatannya karena tak mampu menalikan.

Felix berterima kasih pada Jeno yang sudah membantunya dengan segera. Jeno langsung balas tersenyum sampai hilang matanya. Felix sangat nyaman berada didekat mereka. Rasanya seperti memiliki seorang kakak namun sebaya.

"Nattan.." panggil mamanya Jeno.

"Iya. Bubu.." sahut Felix.

"Kamu diminta pulang oleh Bundamu." ujar Bubu yang menghampiri mereka.

"Yaah padahal aku masih ingin bermain. Padahal kan kita jarang bermain bersama." ucap Felix yang merasa kecewa. Saat itu Felix berbeda sekolah dengan Jeno dan Jaemin karena menuruti keinginan Papa Chan.

"Nanti kalau diperbolehkan. Kamu menginap saja disini." pungkas Bubu.

"Iya.. Bubu."

Felix pun berjalan kembali ke rumah karena rumah mereka tak terlalu jauh. Wajahnya sedikit suntuk karena dipaksa pulang padahal belum puas bermain. Sampai di rumahnya, ada satu mobil mengkilap terparkir di halaman rumahnya. Dia pun berinisiatif mengendap-endap menuju pintu samping rumah karena tak ingin bertemu tamu yang belum diketahuinya itu. Tapi saat dia membuka pintu tiba-tiba saja dia hampir bertabrakan dengan seorang bocah berumur 3 tahun yang berlari hendak keluar rumah. Sepertinya sedang bermain kejar-kejaran dari dalam rumah.

Pupil mata Felix melebar menatap tepat pada wajah bocah berparas sangat tampan dihadapannya. Felix tak mengenalnya. Dirinya beberapa waktu terpaku melihat ketampanan bocah kecil itu. Felix membungkuk dan meminta maaf karena mendadak masuk ke rumah dengan tergesa membuat mereka hampir bertabrakan. Lalu segera masuk ke dalam rumah sambil menatap lantai. Tak menyadari bocah yang memperhatikannya dengan tubuh yang bergerak di tempat mengikuti arah jalannya.

"Mama.. aku lihat peri." teriak bocah itu segera meninggalkan adiknya yang masih berlari mengikutinya menuju Mamanya yang berposisi di taman rumah.

Felix menutup pintu kamarnya rapat. Jemarinya merasakan jantungnya berdetak kencang. Mungkin karena kaget dan terpesona. Jujur, baru kali ini Felix melihat ada anak laki-laki yang terlihat sangat tampan. Jeno dan Jaemin juga tampan. Tapi anak kecil tadi terlihat lebih tampan dimatanya. Felix jadi iri karenanya.

Satu Atap (Hyunlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang