🏡 40 Epilog

1.4K 109 30
                                    

Tanganku gatal pingin update.

Dear pembaca..
Terima kasih sudah kasih  feedback

Maaf untuk kesalahan penulisan.

Maaf untuk kesalahan penulisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reason to Live


Bayi kecil yang baru bisa berjalan dengan wajah dihiasi freckles yang tak terlalu nampak di bawah kelopak mata mencoba menuju ke arah dapur rumahnya. Saat mata bulat sempurna itu menemukan sosok bundanya yang sibuk di dekat kompor, dia terhuyung ketika berjalan dengan cepat ke arah bundanya.

"Ah..um..ma.." ucapnya sambil berjalan.

"Ah..um..ma.." panggilnya lagi saat yang dipanggil tak kunjung sadar akan kehadirannya.

Suara bising dari oseng buncis yang dimasaknya membuat Felix tak menyadari bahwa anak kecil yang sudah belajar berjalan itu memanggil dari tadi. Lalu ketika koala kecil itu bergelantung di kakinya, Felix baru menyadari eksistensi koala kecil yang dilahirkannya satu setengah tahun yang lalu.

Mematikan kompor listrik lalu menggendong koala ke dalam pelukan. Yang digendong itu sedang memakai kostum baju koala. Mata belok dan pipi tembam itu menarik keinginan semua orang untuk menciumnya.

Mbok Ijah baru kembali dari memandikan anak keduanya.

"Den.. biar saya teruskan." kata mbok yang sudah memakai apron.

"Makasih mbok." Setelahnya Felix mendudukkan Luan di karpet tebal ruang tengah.

"Ah-ju-mma.." kata Luan dengan mengeja lalu menunjuk kearahnya.

Felix mengernyit tak suka, berpikir sejenak kenapa anaknya bisa mengucapkan kata itu.

"Siapa yang ngajarin sayang?."

"Yayah..."

"Huh?."

Menahan diri untuk tidak meluapkan perasaan saat berada didekat anaknya, Felix mencoba mengatur napas. Seminggu ini dia dibuat kesal oleh Hyunjin. Suaminya itu di hari Senin mengabaikannya. Selasa, tidak membantu menenangkan anak kedua mereka yang merengek minta dipotong rambut layaknya laki-laki, hanya karena saudaranya laki-laki semua. Apalagi seharian penuh Neira dan Luan seperti kucing dan anjing yang menjerit menimbulkan kebisingan dan kerusakan di rumah hanya karena berebut makanan dan mainan. Felix pusing sekali rasanya.

Rabu dan Kamis, Hyunjin mengusili dengan meletakkan pakaian dan handuk disembarang tempat, belum lagi kertas kerja yang berserakan di sembarang tempat. Jumatnya, Hyunjin tak meluangkan waktu sekalipun saat Felix meminta suaminya pulang kerja karena Naka hendak mengikuti lomba untuk pertama kalinya. Sabtu, Hyunjin malah memilih pergi keluar kota untuk kerja padahal sudah janji akan mengajak keluarganya untuk rekreasi.

Satu Atap (Hyunlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang