🏡 33

1.5K 156 36
                                    

50 vote 15 komen aku up lagi 🤔

Bisa ga bestie? Kalau ga ya udah. Aku ga maksa ya.

Rencana aku mau unpub cerita di bulan puasa. Kalian mau aku unpub beberapa chapter atau semua?
Kalau ga ada yang jawab berarti aku unpub aja semua ceritaku.

Maaf untuk kesalahan penulisan.

Maaf untuk kesalahan penulisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■Auriga Naka Lesmana■


Hyunjin menatap istrinya dengan perasaan sedih yang tak terhingga. Saat ini istrinya sedang mengeluh kesakitan karena kontraksi di perut. Felix sedang duduk sembari memegangi pinggang dan peyangga kasur. Si manis merintih dan gusar di tempat. Alisnya berkerut dan keringatnya ikut bercucuran. Kelopak matanya tertutup kuat kala rasa nan perih menjalar ditubuhnya. Sebelumnya Felix menjalani beberapa tes untuk persiapan sesar dan meminum beberapa obat.

Hyunjin memberi semangat pada istrinya sembari berkali-kali meminta maaf. Dia mengelus perut itu untuk meredakan sedikit rasa sakit Felix. Sedangkan Seungmin meminta Felix untuk bernapas teratur.

"Uuugh sakit banget mas..hiks" rintih Felix saat kontraksi di perut semakin menjadi. Tangisannya terdengar pilu dan saat itu juga Hyunjin merasa hatinya tersayat.

Hyunjin tak kuat menahan tangis. Dia menggenggam erat jemari istrinya. Membiarkan sang istri menyalurkan rasa sakit itu di tubuhnya. Hyunjin jadi teringat perkataan kakeknya bahwa apa yang diperjuangkannya tak sebanding dengan perjuangan istrinya saat ini. Antara hidup dan mati demi memperjuangkan sang buah hati menemui dunia ini.

Hyunjin tidak akan pernah tau rasanya sampai melihat bagaimana tersiksanya Felix yang hendak melahirkan anaknya.

Dokter memberikan anastesi spinal karena operasi tetap dilaksanakan dengan Felix yang tetap terjaga. Sekitar beberapa menit kemudian, Felix mulai tidak bisa menggerakkan kakinya dan tak merasa nyeri lagi.

"Ruang operasinya sudah siap."

Felix segera dipindahkan ke ruang operasi yang ditemani oleh suami. di ruangan steril itu, para dokter mengajak Felix berbincang sejenak lalu setelahnya berdoa untuk kelancaran operasi sesar itu. Setelahnya dokter mulai membuat sayatan dan memotong beberapa lapisan perut hingga rahim. Proses itulah yang membuat sekujur tubuh Hyunjin melemas. Kaki itu rasanya tak sanggup untuk menopang berat tubuh. Tapi apa daya hati berusaha menguatkan diri, dia tidak ingin istrinya merasa khawatir padanya.

Menggenggam tangan sang istri kuat Hyunjin terus berdoa dalam hati. Sedangkan si manis sibuk meminta berbicara untuk memfokuskan pikirannya pada hal lain selain perutnya yang terasa disayat namun tak nyeri.

"Ai.. besok mau dimasakin apa?" tanya yang lebih muda untuk mengalihkan perhatian.

"Mau.. nasi goreng kimchi? sama minum americano?"

"Iya besok mas masakin nasgor kimchi. yakin mau americano?"

"Mau nyicip aja. Dikiit."

Saat ini Hyunjin menatap horor dokter yang berusaha mengeluarkan bayi mereka dari perut Felix. Seketika air matanya menetes sendiri tangan yang menggenggam erat tangan pujaan hatinya itu jatuh lemas. Bayi mereka sudah sepenuhnya keluar dari perut itu dan kini dokter sedang berusaha membuat bayi mereka menangis.

Satu Atap (Hyunlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang