🏡 15

1.5K 185 12
                                    

Maaf ya.. belakangan aku nulis chapternya panjang, aku pingin mempercepat alur cerita ini tanpa banyak chapter.

Semoga suka 🤍💙
Feedbacknya berharga bestie.
Maaf untuk kesalahan penulisan.

 Maaf untuk kesalahan penulisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


■Konsultasi Berkeluarga■

Hari yang ditunggu oleh Minho akhirnya tiba. Setelah melewati tantangan untuk mempersiapkan waktu lamaran dan ancang-ancang pernikahannya. Minho dengan atasan batik sutra sedang berdiri bersama kedua orang tua di depan halaman rumah keluarga Bang yang pintu utamanya terbuka lebar. Di belakang ada keluarga inti yang membawakan buah tangan.

Disambut dengan baik, kedua keluarga nampak bahagia terlihat dari ekspresi wajahnya. Acara berjalan dengan lancar dan penentuan tanggal pernikahan telah diumumkan. Minho telah menyematkan cincin di jari manis calon istrinya yang sedang menatapnya dengan ekspresi bahagia yang membuat Minho ingin tertawa.

Acara lamaran berjalan lancar. Kedua keluarga sudah sepakat bahwa tanggal pernikahan kedua tunangan itu akan dilaksanakan diakhir bulan ini dan hanya berjarak satu minggu dari hari lamaran.

"Jantungku rasanya mau copot tadi mas." ungkap Jisung yang menepuk-nepuk dadanya.

Minho seketika nge-freeze saat dipanggil mas oleh Jisung. Biasanya tunangannya itu akan memanggil dengan sebutan kak.

"Amankah jantungku pas acara nikahan nanti..? Uhm.. Mas Minho kok diam?."

Minho seketika mengecek suhu tubuh calon istrinya itu. Dulu waktu awal tunangan Jisung pernah berkata kalau dia tidak ingin memanggil Minho dengan imbuhan mas. Katanya itu tidak cocok karena Minho itu orang asli Korea. 'Masa manggilnya mas Minho. Kan lebih keren panggil Minho oppa/hyung gitu. Biar keren loh dilihat orang, aku nikah sama orang Korea.'. Jisung tak sadar kalau dirinya juga lahir di Korea, mungkin efek terlalu betah di Nusantara.

"Katanya ga mau panggil mas." Minho mukanya sudah dibuat-buat tidak enak.

"Eh itu.. temen-temenku pada panggil suaminya pake mas gitu.. jadi ya.. aku mau panggil mas Minho ya."

"Ga usah. Kamu panggil hyung aja kalau ga kakak gitu. Lebih enak didengar aku."

Jisung diam lalu seketika melunturkan senyumnya. Kebiasaan Minho yang suka menggagalkan keromantisannya. Menunggu sampai beberapa saat, Minho memeluk calon istrinya sambil mengucapkan 'aku bercanda '.

Felix hadir bersama Hyunjin. Mereka mengenakan pakaian serasi yang memiliki kesan berbeda. Di acara lamaran itu, Hyunjin tak hentinya menggenggam tangan Felix saat mereka bersama. Mungkin saja remaja itu ingin menunjukkan tanda kepemilikan pada orang yang hadir di acara lamaran. Belakangan ini, Hyunjin kerap posesif terhadapnya entah apa alasannya. Felix membiarkannya karena mungkin saja itu termasuk fase dalam sebuah hubungan yang terikat sebuah status.

Duduk lesehan bersama si manis saat makan siang, Hyunjin sesekali mengamati keluarga Felix yang belum pernah ditemuinya. Mereka semua menyapanya dengan ramah. Entah kenapa keluarga besar Felix terlihat sangat ramah dan menjaga privasi masing-masing pribadi. Hal itu sungguh berbanding terbalik dengan keluarga besarnya yang melampaui batasan. Di acara itu bahkan tak ada satu pun yang memandang rendah dirinya yang hanya seorang siswa SMA. Hyunjin paham sekali bahwa informasi jika dirinya masih bersekolah itu pasti sudah terdengar di telinga keluarga besar Felix. Tapi tak ada satu pun dari mereka yang menyinggung hal itu saat Felix bersamanya.

Satu Atap (Hyunlix)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang