Protect You-34

156 32 33
                                    

Typo

🌺🌺🌺

Happy Reading!!
________
______________

Akhirnya hari yang ditunggu telah tiba, tepatnya besok adalah hari sakral yang akan menyatukan ikatan kedua insan yang sudah dijodohkan sejak kecil itu.

Malam ini Jennie merasakan kegugupan yang luar biasa, gadis kucing itu tak pernah berpikir jika ia akan merasakan kegugupan ini karena selama melakukan persiapan pernikahan ia merasa bisa mengatasinya. Tapi mengingat besok adalah hari pernikahannya membuat Jennie mulai merasakan sedikit kegelisahan.

Setelah makan malam tadi Jennie hanya berada di kamarnya, duduk di sofa yang ada di balkon kamar menatap langit malam yang terlihat cerah dengan bintang yang berkerlap kerlip. Sempat juga ia berceloteh seakan berbicara pada sang ayah yang mungkin saja melihatnya diatas sana.

Hal itu bisa sedikit membantu mengurangi rasa gelisah dan juga kegugupannya. Saking fokus dengan kegiatannya yang masih menatap langit Jennie tak menyadari jika seseorang memasuki kamarnya dan sekarang berjalan mendekatinya.

Sandara, wanita itu tersenyum melihat putrinya yang sebentar lagi akan menikah. Tak menyangka akan secepat ini ia harus melepas putrinya. Bukan Sandara ingin melepas tanggung jawabnya untuk menjaga sang putri, tapi Sandara hanya sangat merasa percaya jika Taeyong adalah orang yang tepat untuk menjaga putrinya selain dirinya sendiri.

Sandara juga hanya merasa takut ia tak bisa menjaga putrinya selamanya karena keadaannya yang memang tak seperti dulu.

"Sayang."

Jennie mengadah saat seseorang menyapa dan menepuk bahunya. Gadis itu tersenyum saat tau sang ibu lah yang memanggilnya.

"Eomma, duduklah." Jennie menggeser duduknya memberi ruang untuk ibunya.

"Sedang memikirkan apa? Apa kamu sangat gugup?"

Jennie mengangguk jujur, gadis itu tak bisa menyembunyikannya dari sang ibu. Jennie kembali menatap langit diatas sana, "Eomma lihat langitnya sangat indah karena bintang-bintang itu menampakkan wujudnya."

"Apa kamu sudah berbicara dengan appa?" Tanya Sandara yang sangat tau kebiasaan sang anak.

"Ne, aku tidak tau kenapa sekarang merasa gelisah. Melihat langit dan bintang diatas sana membuatku jadi mengingat appa dan berbicara dengan appa, appa masih mendengarnya kan?" Jennie menatap ibunya dengan tatapan berharapnya.

Sandara mengusap sayang kepala putrinya itu, sifat lugu putri kecilnya dulu masih ada, tak sepenuhnya hilang. Dan bintang adalah pemandangan yang sangat disukai Jennie sejak kecil.

"Iya sayang appa akan selalu mendengar dan menjaga kita diatas sana."

"Eomma, bagaimana dulu perasaan eomma saat akan menikah dengan appa?"

"Hmm? Rasanya deg-degan dan gugup, sama sepertimu sekarang. Jadi itu hal yang wajar, hanya saja jangan terlalu dipikirkan ya. Eomma yakin kamu pasti bisa."

Jennie tersenyum mengangguk meyakinkan dirinya sendiri jika ia bisa menghadapi hari esok. Jennie memeluk ibunya dengan menyandarkan kepalanya di bahu sang ibu. Memejamkan mata saat merasakan kenyamanan dan kehangatan dari pelukan wanita yang telah melahirkannya ini.

"Eomma, jika nanti setelah menikah dan saat tak bisa tertidur apakah aku masih bisa memeluk eomma agar merasa nyaman?" Jennie bertanya dengan lirih.

"Kan ada nak Taeyong, dia suamimu nanti. Katakan saja, eomma yakin dia akan memperlakukanmu dengan baik."

"Tapi,,, apa boleh?" Cicitnya pelan.

Sandara mengerutkan keningnya dengan pertanyaan yang terdengar polos itu. "Heum? Maksudmu apa sayang? Tentu saja boleh, kalian sudah menikah. Tidak ada larangan untuk tidur bersama apalagi hanya untuk saling memeluk."

Protect You (In My Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang