Protect You-73

172 26 18
                                    

Typo.....
Happy Reading!!
_________________
_____________________

Beberapa jam sudah Jennie di rumah sakit, syukurlah ia sudah terbangun jam sebelas tadi. Jennie masih lemah, tapi perutnya sudah tak sesakit sebelumnya.

"Untuk sekarang hingga besok sebaiknya nyonya Jennie istirahat total, jangan banyak bergerak. Kami akan memantau perkembangannya, melihat hasil pemeriksaan sudah masuk dalam tahap akan melahirkan. Sesuai perkiraan saya sebelumnya, besar kemungkinan waktu melahirkan akan lebih cepat dari tanggal prediksi. Jadi untuk itu nyonya Jennie harus dalam pantauan kami, setidaknya walau saya tidak ada di rumah sakit, akan ada perawat yang memantau. Saya juga akan sebisa mungkin untuk siaga, jika pun terjadi sesuatu saat saya tak dalam waktu bekerja, kalian bisa hubungi saya secara pribadi."

Penjelasan dokter sebelumnya membuat perasaan haru dan bahagia di rasakan pasangan suami istri itu. Mereka tentu sangat menantikan kehadiran malaikat kecil yang akan menjadi pelengkap dalam keluarga kecil mereka.

"Bubu bahagia?" Jennie bertanya pada suaminya yang sejak tadi tak hentinya mengusap perutnya.

Taeyong tersenyum lalu beralih mengambil tangan Jennie yang bebas untuk mendarat di perutnya juga lalu mengusapnya bersama.

"Tentu saja aku bahagia karena sebentar lagi kita akan bertemu malaikat kecil kita. Tapi aku juga takut." Taeyong tak menatap Jennie saat mengatakan itu, matanya hanya terfokus pada perut Jennie.

"Wae? Apa yang Bubu takutkan?" Tanya Jennie dengan perasaan bingung, hal apa yang harus suaminya takutkan? Bukankah seharusnya mereka sangat bahagia karena akan melihat buah hati mereka.

"Aku takut dengan prosesnya, aku takut tak akan sanggup melihatmu kesakitan nanti." Taeyong baru menatap Jennie dengan tatapan gundahnya. "Sayang, apa sebaiknya lakukan operasi saja? K-"

"Bubu." Jennie menarik tangan mereka yang masih saling menggenggam agar Taeyong bangkit dari duduknya dan beranjak duduk di pinggir kasur di dekatnya.

"Aku hanya takut terjadi sesuatu padamu." Ucap Taeyong lagi.

"Tidak akan terjadi sesuatu padaku dan baby, selagi ada Bubu bersama kami, kami akan kuat untuk berjuang bersama. Baby juga pasti tak sabar untuk bertemu dengan daddy-nya untuk bermain." Jennie memberikan senyumnya untuk meyakinkan Taeyong.

"Aku juga takut, tapi aku akan menikmati prosesnya nanti, karena melahirkan adalah salah satu hal yang membuat kami para wanita merasa menjadi wanita yang seutuhnya karena bisa melahirkan malaikat kecil yang di nantikan."

"Berjanjilah padaku jika kalian akan baik-baik saja dan kuat, aku akan bersama kalian nanti. Aku akan menjadi penyemangatmu, kau boleh melakukan apapun padaku nanti jika merasa kesakitan."

Jennie tertawa lucu mendengar ucapan suaminya yang bahkan sudah memikirkan hingga kesana. Lalu mengangguk sambil mengusap pipi suaminya dengan gemas.

"Iya daddy, kita bahkan belum sampai pada tahap itu."

"Tetap saja kita akan menuju ke tahap itu, aku hanya berjaga-jaga saja. Dokter juga mengatakan prosesnya bisa saja lebih cepat dari perkiraan, jadi aku harus bersiap dari sekarang."

"Heum daddy siaga. Baby dengarkan? Daddy sangat tak sabar untuk bertemu denganmu, jangan nakal ya. Dan kita harus berjuang bersama nanti."

Taeyong tersenyum dengan perasaan yang jauh lebih lega dan tenang, di bawanya Jennie untuk masuk kepelukannya. Jennie pun membalas dengan mengusap punggung suaminya dengan lembut.

"Jangan terlalu di pikirkan, aku dan baby akan baik-baik saja." Sekali lagi Jennie mengatakan kalimat penenang untuk suaminya.

Taeyong hanya mengangguk merespon ucapan Jennie, matanya terpejam untuk menikmati pelukan hangat dan usapan lembut yang istrinya berikan. Ini memberikan rasa tenang yang jauh lebih baik untuknya.

Protect You (In My Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang