Protect You-48

208 33 13
                                    

Typo
.
🍁🍁🍁
.
Happy Reading!!
___________
_______________

"Kamu yakin mau kerja? Apa tidak istirahat saja hari ini?" Pertanyaan khawatir itu Taeyong lontarkan pada istrinya karena ia menyadari jika Jennie terlihat agak pucat dan jalannya pun masih sedikit tidak normal karena mungkin Jennie masih merasakan perih di bagian intimnya.

Kini keduanya baru saja tiba di basement gedung agensi, jam masih menunjukkan pukul sebelas. Sebenarnya Taeyong berencana pergi ke agensi setelah makan siang nanti, tapi Jennie yang memaksa ingin pergi bekerja membuat Taeyong mau tak mau menurutinya.

"Gwenchana, aku tak apa Bubu, hari ini Bubu ada konser kan? Jangan pikirkan aku, Bubu harus fokus dan tampilkan yang terbaik." Jennie mengusap pipi suaminya itu agar tak mengkhawatirkannya.

"Tapi kamu benar tak apa? Apa kamu libur saja hari ini? Eomma, appa bahkan halmeoni akan datang nanti, apa kamu tak mau melihat penampilanku?"

"Apa aku bisa melihatnya? Aku bahkan tak ada tiket untuk itu."

"Sayang kamu istriku, tentu saja kamu bisa masuk, manager hyung sudah menyediakan tempat untuk keluargaku."

"Tapi-"

"Wae? Kau tak mau? Padahal aku hanya ingin mendapatkan semangat lebih jika istriku melihat penampilanku." Taeyong berkata dengan lesu.

"Bubu bukan begitu."

"Tidak, tidak maafkan aku. Jangan merasa bersalah. Aku memang seharusnya tak memaksamu." Kata Taeyong mencoba mengenyampingkan egonya agar tak terjadi sesuatu yang tak diinginkan diantara mereka berdua karena suasananya mulai sedikit tegang sekarang.

"Aniya bukan itu, jika aku pergi bagaimana nanti caranya aku masuk? Penggemar pasti mengenali keluargamu, jika mereka melihat interaksi eommaku dengan eomma dan appa Lee mungkin tak akan begitu masalah karena bisa saja mereka berpikir eomma adalah bibimu. Tapi jika aku, apa yang akan penggemar pikirkan. Mereka pasti tau kamu tak mempunyai adik."

"Huh~ benar, maafkan aku. Seharusnya aku memikirkan itu."

"Sudahlah jangan dipikirkan, yang penting sekarang kamu baik-baik saja. Kamu yakin masih mau kerja?" Taeyong mencoba mengalihkan pembicaraan mereka.

Jennie mengangguk yakin dan Taeyong hanya bisa menghela nafasnya dengan pasrah. Meski sedikit khawatir dengan keadaan Jennie tapi mau bagaimana lagi jika Jennie tetap ingin bekerja.

"Ya sudah, tapi janji kamu harus baik-baik saja. Jika merasa lelah jangan memaksa oke."

"Iya Bubu, gomawo udah izinin." Kali ini Jennie tersenyum memberikan gummy smile nya membuat Taeyong hanya bisa menggeleng tapi juga tersenyum gemas melihatnya.

"Sebelum keluar berikan aku pelukan dulu, aku ingin mendapatkan semangat darimu meski tak bisa melihat penampilanku."

"Aku masih bisa melihatmu lewat ponselku." Setelahnya tanpa menunggu lama Jennie langsung masuk kepelukan Taeyong yang sudah merentangkan kedua tangannya.

Pelukan hangat Jennie dapatkan dari suaminya itu, pelukan yang hampir sama yang dulu sering ia dapatkan dari mendiang ayahnya. Jennie memejamkan matanya nyaman saat merasa puncuk kepalanya di kecup oleh Taeyong.

Setelah beberapa menit pelukan keduanya terurai, keduanya saling melempar senyum hingga seperti sebuah magnet keduanya sama-sama maju untuk mendekatkan wajah dan selanjutnya bibir mereka bertemu meski hanya kecupan sekilas saja.

"Keluarlah dulu, aku akan menyusul setelahnya. Sepertinya tak ada siapapun juga di basement sekarang jadi kamu bisa keluar."

Jennie mengangguk patuh lalu keluar dan langsung berjalan menuju lift yang akan mengantarkannya ke lantai atas.

Protect You (In My Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang