Protect You-53

210 32 46
                                    

Typo
.
.
🍁🍁🍁
.
.
Happy Reading!!
___________
_______________

Setelah berbincang sebentar di ruangan gym tadi Taeyong pun mengajak Jennie kembali ke kamar mereka karena ia ingin mandi dan mereka bisa melanjutkan obrolan mereka di kamar saja.

Selagi menunggu Taeyong mandi Jennie pergi ke balkon untuk melihat langit malam ini yang nampak cerah. Cahaya bulan terlihat begitu indah ditambah dengan pemandangan bintang-bintang yang bertaburan di luasnya langit.

Jennie berdiri dengan tangan yang bertopang di pagar balkon kamar mereka, melihat ke langit ia tersenyum mengagumi alam semesta yang Tuhan ciptakan yang membuatnya selalu bersyukur karena bisa melihat keindahan itu.

Beberapa saat tenggelam dalam kekagumannya dengan indahnya langit membuat Jennie mengingat sosok mendiang ayahnya yang selalu ia rindukan. Sempat dadanya merasa sesak karena perasaan rindu yang terkadang tak bisa ia kontrol karena terlalu merindukan pelukan hangat ayahnya yang tak akan pernah bisa lagi ia rasakan.

Tes

Tanpa diinginkan cairan bening itu terjatuh sendiri bahkan tanpa ia sadari. Jennie terlalu tenggelam dengan perasaan rindu hingga membuatnya benar-benar tak menyadari jika cairan bening itu terus turun mengaliri pipinya.

"Appa, Nini rindu. Apa appa juga merindukanku? Appa boghosippo, hikss.." Kepalanya tertunduk seakan menyembunyikan wajah sedihnya.

Hap

Isakannya terhenti karena tubuhnya dipeluk dari belakang, Jennie jelas tau siapa yang memeluknya apalagi saat mencium aroma tubuh Taeyong yang menenangkan.

"Sejujurnya aku tak suka melihatmu menangis, tapi jika itu bisa mengurangi sedikit perasaan rindu kamu sama appa Kim aku tak bisa melarangmu karena itu bisa saja membuatmu bertambah sedih." Taeyong mengatakannya dengan suara lembutnya.

Kedua tangannya memeluk tubuh kecil Jennie dengan penuh kenyamanan dan memberi kehangatan di tengah rasa dinginnya angin malam yang mulai terasa lebih dingin dari sebelumnya.

"A-ku hanya merindukan appa, hiksss aku merindukan pelukan appa, aku merindukan semuanya. Tapi aku tak bisa mendapatkannya lagi, aku hanya ingin melepas rindu sesekali." Jennie berbalik untuk menyembunyikan wajah basahnya di dalam pelukan hangat Taeyong.

Isakannya sedikit lebih keras dari sebelumnya, Taeyong tak lagi mengatakan apapun. Ia hanya mengusap punggung Jennie yang bergetar karena menangis. Semakin ia tarik tubuh kecil itu agar semakin masuk kedalam dekapannya.

"Hiksss eomma juga pasti sedih, eomma juga pasti sesekali mengingat appa. Aku takut eomma harus melewati rasa rindu sepertiku sendirian sekarang." Ucapannya teredam, Taeyong yang sudah menyandarkan kepalanya diatas kepala Jennie hanya bisa memejamkan matanya saat mendengar kecemasan Jennie.

Taeyong paham maksud ucapan Jennie, meskipun mertuanya itu tinggal bersama kedua orangtuanya. Tapi pasti ada saatnya Sandara merasa kesepian, Taeyong juga tak yakin jika mertuanya itu mau berbagi semua masalah dengan kedua orangtua Taeyong.

Jennie benar, disaat rindu pada appa Kim besar kemungkinan Sandara ibunya akan merasakannya dan melewati rasa rindu itu seorang diri. Mungkin jika ada Jennie ia bisa memeluk putrinya ini dan itu bisa mengurangi rasa rindunya. Tapi sekarang mereka sudah tinggal terpisah.

Hah~

Taeyong menghela nafasnya sebentar lalu sedikit mendorong tubuh Jennie agar menatapnya tanpa harus melepas pelukan mereka. Dihapusnya air mata di pipi tembam itu, Taeyong tersenyum saat Jennie menatapnya dengan mata kucingnya yang sudah memerah.

Protect You (In My Life)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang