05. Curiga

961 102 32
                                    

→PAKET LENGKAP NYA DONG↗

"Gue ..." Halilintar terperanjat diam, tak mampu ingin berkata–kata apalagi, saat sakit luar biasa mendera menyerang kepalanya. Ia mengerang pelan, memegangi kepalanya yang sakit, "Sstt, ark!" Desisnya pelan.

Keenam cowok yang masih setia berdiri didepannya itu pun, lantas menatap cemas kearah Halilintar. "Kak, lo kenapa?" Tanya Taufan cemas.

"Gak ... Gak papa, cuman pusing ... Doang." Kata Halilintar seraya menggeleng–gelengkan kepalanya pelan.

"Lo sakit Kak?!" Serempak mereka semua.

"Gue gak sakit, bego." Desisnya.

"Pulang aja kerumah ya Kak? Entar kita–kita yang ngizinin lo sama Guru." Pinta Gempa dengan wajah khawatir.

Halilintar memutar bola matanya malas melihat perlakuan adik–adik nya terhadap dirinya.

"Udah, gak perlu khawatir. Gue gak papa, lagian cuman pusing dikit, emang apa pengaruhnya? Gak mungkin sampe bikin gue mati." Tekan Halilintar malas.

Yakin cuman pusing doang?

"Tapi–"

"Shit! Jangan bicara lagi, gue males debat sama lo pada," Potong Halilintar yang mana ia langsung berdiri dari duduknya. Arah tujuannya sekarang adalah ke roftoop sekolahnya.

Keenam remaja itu hanya terdiam, seraya memerhatikan bayangan Halilintar yang kian lama, kian menjauh dari tangkapan mata mereka.

"Dia tuh kenapa sih? Sensian amat, padahal ini juga demi kebaikan dia," Ujar Blaze.

"Tau tuh, mungkin kerasukan Pak Toatong yang sering jualan Genderuwo goreng." Sahut Ice tiba-tiba saja.

"Lo Genderuwo nya!" Sahut Blaze tak kala emosi, seperti nya Ice baru saja bermimpi tentang dirinya yang memakan Genderuwo goreng. Sedangkan kemarin Ice bermimpi mempunya anak bernama Otong.

←↓Roftoop↑→

Seorang pemuda tengah duduk lesehan dibawah beton dingin roftoop. Serta angin pagi yang sejuk dan dingin meniup–niupkan rambut coklat nya.

Pemuda itu mengajak rambut nya frustasi. Gue sebenarnya kenapa sih? Masa iya cuman gara-gara gak makan 5 hari aja pusing, gak makan sarapan pagi aja pusing, gak tidur beberapa malem aja pusing,

Lemah banget sumpah. Gitu aja pusing.

"Bastard, pusing nya semakin menjadi–jadi aja," Dumbel Halilintar seraya memijat–mijat pangkal hidung nya. Fix sih Halilintar ketuluran Indosiar, masa iya yang pusing kepala ngapa jadi hidup yang dipijat?

"Sekalian aja kaloh bisa gak usah punya kepala, biar gue gak susah–susah buat mikir lagi, apalagi dipuji karna Ganteng, lebay amat." Celetuk Halilintar.

"Ah udahlah! Gue ngomong apa sih? Gaje banget, mungkin karna efek dari pusing ini kali yak? Mangkanya jadi rada–rada gila gue,"

"Pulang sekolah langsung kerumah sakit jiwa aja deh, terus ke makam nya Lunar kangen juga sama dia," Setelah kalimat itu terucapkan Halilintar memejamkan matanya, menikmati aliran angin yang menerpa wajah tampan nya.

₍₍ ◝FUB In The Book's!◟ ⁾⁾

Puh ajarin dong puh, sepuh dasar Cepu lo.

Forgive Us Brother | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang