37. Peringatan Alam Mimpi

337 46 21
                                    

15 Febuari 2022.

Ini adalah suatu hari penyeselan bagi keluarga Rayendra setelah diberikan mimpi terus–menerus oleh Mesya dan Lunar.

Mereka sadar, bahwa apa yang mereka lakukan ini salah. Semua ini tidak benar.

Ya, masih ada waktu itu mengulang kembali. Mereka tidak boleh gagal lagi.

Kesempatan waktu mereka sangat kecil. Karna perasaan Halilintar telah binasa dimakan oleh waktu.

Mereka datang kembali ke patung dingin bernyawa. Setelah lamanya mereka membuat patung hangat bernyawa itu menjadi dingin.

Tapi, itu tidak membuat harapan mereka pupus begitu saja. Ingat masih ada waktu untuk mengulang semuanya.

"Kalian semua telat. Aku tidak membutuhkan itu semua lagi. Aku dewasa dengan kesendirian, kesepian, kesunyian, kehampaan, kesakitan, dan trauma dalam hidup ku."

"Pergilah. Aku tidak ingin keluar dari jurang ini. Aku terlanjur betah disini."

"Tidak ada lagi Elon yang dulu. Tidak ada lagi harapan. Tidak ada lagi mengharapkan kasih sayang, pelukan, kehangatan, dan semangat. Aku juga tidak membutuhkan penyeselan kalian."

"Aku sudah menganggap diriku mati, sesuai dengan yang kalian mau."

"Hilangnya jiwa dan harapan. Mental ku rusak. Aku hancur. Aku gila. Aku gak waras. Aku–"

"P.e.m.b.u.n.u.h."

"Halilintar apa yang kamu katakan? Mama membantah semua yang kamu katakan itu! Anak Mama yang dulu masih ada, disini, dihati kamu."

"Maaf.... Mama telat.... Maafin Mama nak.... Mama menyesal...."

"Sayang, hey? Kenapa diam saja kamu sakit?"

"Kakak ayo jawab!"

"Kak, ini masih diri Kakak kan?"

"Kak, ayo bangkit dari jurang kegelapan itu!"

"Ayo sembuh bersama Kak!"

"Kakak aku menangih janji mu dulu!"

"Ayo Kak kembalikan netra hangat dan menghipnotis mu itu! Aku rindu dirimu, aku.... Mau Kakak kembali,"

Halilintar terdiam memandangi kosong mereka. Payah, tidak ada gunanya mengajak patung mati berbicara.

"Pergilah. Aku mau sendiri."

••••

Dunia mimpi, bunga tidur.

“Huh? Ini dimana?” Mereka menatap sekeliling mereka yang hanya dipenuhi oleh warna putih saja.

Maa--Mama, Thorn takut,” Cicit Thorn seraya memeluk Sandra.

Sandra mengelus pelan surai anaknya. “Sttt, udah ya Thorn jangan takut lagi, Mama, Papa dan saudara mu yang lain ada disini untuk kamu.”

Thorn mengangguk. “Ini sebenarnya dimana Ma?” Taufan angkat bicara.

“Enggak tau Mama, seinget Mama tadi ada suara–suara aneh yang membuat Mama terbangun dan pemandangan pertama kali yang Mama liat cuman ruangan ini dan kalian.”

“Solar, kamu bisa jelasin kita dimana? Biasanya kamu tau tentang hal–hal aneh kayak gini,” Kata Rayendra.

Solar menatap ke sekeliling nya. “Ehmm, kek nya kita didunia mimpi, bunga tidur deh.”

Forgive Us Brother | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang