10. Mimpi, Atau Sebuah Isyarat?

922 99 13
                                    

PRAYREADING 🐢🐢🐢

BUDIDAYAKAN UNTUK MEMENCET TOMBOL ⭐ DIBAGIAN KIRI BAWAH YA! DAN BERIKAN 💬 KALIAN UNTUK BAB KALI INI YA!

****

Malam hari menjulang tinggi mengisi waktu pukul 2 dini hari. Masih di posisi yang sama, satu keluarga tengah menyalurkan kehangatan mereka masing–masing untuk malam ini.

Ditengah–tengah kehangatan yang berada diantara mereka, terlihat sang pemeran penting kedua dianggota keluarga itu, tampak gelisah dalam tidurnya.

Matanya bergerak tak tentu arah, dan enggan membuka. Keringat dingin yang selalu bercucuran dari pelipis wajahnya, hingga membuat baju yang dikenakan oleh wanita itu basa kuyup.

Mulut nya yang tak berhenti menggumamkan sesuatu yang tidak jelas. Dan tangganya yang menggenggam kuat tangan anak pertama nya yang sedang tertidur nyenyak.

Seperti nya wanita itu tengah bermimpi buruk sekarang. Tapi apa yang dimimpikan oleh wanita itu, hingga membuat nya ketakutan dalam tidurnya?

"HALILINTAR! JANGAN PERGI! JANGAN DITINGGALIN MAMA SAYANG!" Wanita berusia 38 tahun itu berteriak kencang, membuat Rayendra maupun ketujuh remaja cowok itu pun akhirnya terbangun kaget.

"Ra, kamu kenapa Ra?" Rayendra bangkit dari posisi nya, yang lantas langsung menghampiri Istrinya, dirinya mengguncang pelan bahu Sandra yang terlihat bergetar hebat.

"Sandra, hey, bangun. Kamu okay kan honey?" Panggil Rayendra nampak khawatir dengan Sandra yang sama sekali tidak menyahuti ucapannya. Mulut wanita itu masih setia melontarkan kata–kata yang tidak Rayendra tahu, tapi yang pasti, disetiap gumaman itu, nama Halilintar selalu ia dengar.

"Jangan tinggalin, Mama.. Antar, Mama gak mau kamu nyusul Una."

"Ma, bangun Ma. Mama mimpi buruk ya? Mama bangun yuk, disini ada Kak Elon, Kak Elon masih baik–baik aja Ma,"

"Ma... bangun, jangan bikin kami cemas gini," Tutur Blaze dengan wajah nya yang memucat hebat.

Halilintar terdiam melihat Sandra yang seperti itu. Hati nya menyuruh nya untuk membantu Mamanya, namun, perasaan aneh juga muncul bersamaan didalam hatinya.

Apa emang harus gue dulu yang bertindak, biar Mama bangun?

Halilintar menghela nafasnya untuk sejenak. Lantas cowok itu kembali mengulas senyum tipis di bibirnya. Tenang Lin. Lo bisa, lo emang boleh untuk gak terlalu deket sama nyokap lo, tapi mau bagaimana pun juga, dia tetep nyokap lo.

Dia, adalah orang yang ngebuat lo ngerasain semua ini.

Dengan penuh rasa kecanggungan yang menyelimuti hatinya, Halilintar sedikit demi sedikit menggeserkan bokongnya ke arah Sandra yang hanya berjarak 3 senti saja.

"Ma? Mama denger suara aku kan? Kaloh Mama denger suara aku, aku mohon Mama bangun ya?"

"Gak ada yang perlu Mama takutin disini. Aku, Halilintar Kevlon Rayendra anaknya Mama gak bakalan pergi ninggalin Mama kok,"

"Bangun ya, Ma?" Bisik Halilintar pada telinga Sandra, dan setelahnya cowok itu mengecup singkat pipi Sandra dan memeluk tubuh Sandra begitu erat.

Dan apa yang baru saja Halilintar lakukan, membuat Rayendra bahkan keenam adiknya itu pun kaget bukan main. Mereka menyaksikan semua itu dengan mata kepala mereka sendiri.

Forgive Us Brother | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang