18. Tertutupnya Buku Menyakitkan

524 71 7
                                    

Bergantinya tahun, berganti pula buku kehidupan. Menutup buku lama dan membuka lembaran baru, gue harap tahun ini menjadi arti yang lebih bermakna dari tahun sebelumnya.

📖🌷📖

'Asal lo tau, Kev, gue bukan anak yang seberuntung lo.'

'Kadang, gue sendiri iri dengan keluarga lo yang kayak nya harmonis banget.'

'Bahkan, lo punya saudara yang selalu ada buat lo. Yang selalu ngekhawatiri diri lo.'

'Kenapa ya, kadang–kadang keluarga orang lain itu, jauh lebih indah dari pada keluarga kita sendiri?'

'Kadang juga, gue sering nyesek sendiri saat ngeliat seorang anak yang benar–benar disayang di keluarganya. Dijadikan ratu, dijadikan raja oleh kedua orang tuanya.'

'Gue bingung deh sama manusia Kev. Disaat orang–orang diluaran sana ingin memiliki seorang anak, eh pas yang mudah punya anak malah disia–siakan, kayak... Ya gitulah, kadang manusia tuh gak pernah bersyukur dalam hidupnya.'

"Manusia itu hanyalah sebuah alat. Alat yang dibutuhkan disaat seseorang membutuhkannya. Lalu membuangnya bagaikan bangkai sampah yang tak dibutuhkan lagi."

"Mungkin, kaloh gue jadi lo Jus, gue gak bakalan bisa dan gak bakalan tau arah tujuan hidup gue harus dibawa kemana ..." Helaan nafas terdengar disana.

"Malem ini...... Tahun baru iya kan? Berarti.... Udah 9 tahun dong semenjak kejadian itu terjadi?" Ujar Halilintar seraya memandangi langit sendu.

"Ahaha, kenapa semua yang usai itu hanya waktu nya aja? Kenapa semua memory yang pernah tertanam dalam tahun itu tidak akan pernah hilang?"

"Minimal amnesia kek, biar lupa sama semua kejadian menyakitkan yang pernah berlalu dalam tahun ini,"

"Kira–kira dua tahun yang akan datang nanti.... Cerita gue bakalan jadi kayak apa ya? Akan kah gue berubah jadi Wonderful mode cowo gitu?"

.
.
.

"Okey, anak–anak, karna berhubung nanti malam sudah berganti nya tahun, jadi Miss minta disini, buat kalian semua untuk membuat satu catatan tentang bagaimana tahun ini berlalu dihidup kalian,"

"Dan bisa kalian kumpul kan disaat kita sudah selesai masa liburannya. Sekian, terima kasih, hanya itu saja yang ingin Miss sampai kan pada kalian. Dan anyway, selamat menikmati akhir pekan kalian semua bersama keluarga ya! Miss tinggal dulu!"

"Siap, laksanakan Miss!" Setelah kepergian Miss Lenial semua anak–anak kelas 12 IPA 1 mulai ribut mendiskusikan apa saja yang akan mereka tulis pada buku tulis mereka.

Dalam keributan kelas itu, Halilintar hanya diam. Menatap langit yang sedari tadi hanya mendung saja, walau tak akan ada tanda–tanda ingin hujan.

Apa yang perlu gue tulis? Gak mungkin kan kaloh misalnya gue harus nulis semua peristiwa yang pernah terjadi dihidup gue? Yang ada nanti Miss bilang gini lagi 'hidup kamu kan bahagia–bahagia aja tuh, tapi kenapa isi catatan kamu ngesad semua, nak?'

Dor!

Bruk!

"Aws..." Cowok yang mengagetkan Halilintar tadi, serentak langsung berjongkok kebawah dengan raut panik memenuhi wajahnya.

Bagaimana tidak panik coba? Halilintar kejengkal kebelakang juga karena dirinya yang mengagetkan cowok itu secara tiba–tiba.

"Kakak gak papa? Ada yang sakit gak?" Kata cowok itu.

Forgive Us Brother | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang