17. Semicolon

642 93 2
                                    

SEBELUM BACA JANGAN LUPA PAKET LENGKAP YA!

°°°°

Semakin malam, maka udara diluar sana akan semakin dingin.

Katanya, satu bangunan yang disebut rumah, bisa membuat kita merasakan sebuah kehangatan didalamnya. Tentunya, dengan beberapa orang didalamnya.

Tapi apa selalu yang dinamakan bangunan berbentuk rumah bisa dibilang hangat, untuk selamanya?

Bahkan, yang membuat manusia buta dunia itu cuman ada dua hal. Yakni, sebuah kesalahpahaman, atau ketersengajaan seseorang.

"Ck, gue ketiduran lagi." Gerutu cowok itu, dengan tangan nya yang mengusap–usap matanya. "01.23 AM." Gumam cowok itu, saat melihat kearah jam dinding yang berada diatas meja belajarnya.

Cowok dengan piama blueblack itu menatap ke sekelilingnya, terdapat satu orang bocah setan yang ternyata ikut tidur di kamarnya juga.

Halilintar mengangkat sudut bibirnya. Laki–laki itu tersenyum tipis seraya memerhatikan Taufan yang tengah tertidur pulas.

Tangannya terulur ingin mengusap surai Taufan, namun seketika ia mengurungkan niatnya.

Jangan. Jangan lebih dari sebatas ucapan kata yang keluar saja. Gue gak mau dia terluka, karna dekat dengan gue,

"Emm, Oma dewasa itu gak enak ya..." Halilintar terdiam saat mendengar kalimat itu. Cowok itu masih menatap Taufan yang seperti nya tengah mengigo dalam tidurnya.

"Kadang... Aku pikir dengan menjadi dewasa itu akan menjadi lebih baik, namun nyatanya masa kecil itu jauh lebih menyenangkan," Taufan masih setia mengigo, membuat Halilintar juga masih setia mendengarkan nya.

Cowok dengan rambut berantakan itu, menipiskan bibirnya membentuk sebuah senyum tipis.

Lalu, bagaimana dengan gue yang tidak pernah memiliki masa kecil, Daru?

.
.
.

"Ta, nih sekolah kenapa rame banget dah? Ada acara apa emangnya?" Celetuk Blaze yang baru saja datang dengan kembaran nya yang lain.

Anata–ralat! Maksudnya Gamma Anata Zakarasya hanya bisa menggelengkan kepalanya saat mendengar pertanyaan dari Blaze. "Gue juga kagak tau, Aze, soalnya baru dateng sama yang lain, iya kan, Bang?" Ujar Gamma yang mendapatkan anggukan dari dua orang yang tepat berada disampingnya.

"By the way, kenapa lo udah masuk aja, Lon? Nanti kaloh misalnya lo lowbet kan kagak lucu, ya," Celetuk Gamma seraya menatap Halilintar yang sibuk memainkan hoodie miliknya.

Halilintar menoleh, "Gak bakalan mati. Lo pikir gue handphone kaloh habis baterai langsung mati gitu?"

"Lah, tapi kan low–"

"PENGUMUMAN, BAGI SEMUA SISWA–SISWI SMA BUNGA BANGSA 19, DIHARAPKAN UNTUK BARIS DILAPANGAN, KARNA HARI INI KITA KEDATANGAN TAMU DARI SMA WAKANDA!"

"SMA Wakanda? Jadi, sekolah kita rame gini karna mereka? Mereka ngapain ya disini?" Celetuk Thorn saat usai mendengarkan ucapan dari seorang ketua PMR tadi.

"Gak tau. Palingan juga acara kerja sama kali. Tapi bodoh ah, gue mau kesana dulu ya!"

"Mau ngapain lo disana?"

Forgive Us Brother | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang