21. Amnesia

691 80 25
                                    

“Anak saya baik–baik saja kan, Dok?”

“Kondisi pasien sudah sangat dibilang cukup baik buat saat ini. Namun dikarenakan benturan yang sangat keras dibagian kepala belakang nya, mungkin membuat pasien tidak sadarkan diri untuk beberapa minggu,”

“Setelah saya cek ulang semuanya kondisi Halilintar sangat lah baik, tidak ada yang terlalu parah. Namun mungkin disaat Halilintar bangun nanti dia pasti akan merasakan sakit dan nyeri dibagian kepalanya, akibat benturan itu,”

“Kira–kira berapa lama lagi untuk anak saya bisa bangun dari tidak sadarkan dirinya?”

“Itu tergantung yang diatas, Bu. Tapi kaloh melihat prediksi saya, anak Ibu dan Bapak akan terbangun mungkin sekitar seminggu atau duaminggu kemudian,”

“Tapi, saya hanya khawatir jika anak Bapak dan Ibu mengalami amnesia disaat dirinya bangun,”

“....”

“Amnesia?”

Sang Dokter mengangguk. “Iya, jika melihat dari hasilnya memang kemungkinan Halilintar akan mengalami amnesia karna–”

Puk!

"Ma?"

"A--ah, ya, kenapa?" Tanya wanita itu kikuk setelah sadar dari lamunan nya tadi.

"Justru seharusnya aku yang nanyain itu ke Mama. Mama kenapa dari tadi diem aja aku perhatiin,"

"Mama baik–baik aja kan? Mama gak sakit kan?"

"Oh, iya, Dokter nya tadi bilang apa ke Mama soal kondisi Kak Elon?" Taufan kembali bertanya.

Namun Sandra hanya diam. Termenung, memandangi selang infus Halilintar.

"Ma?"

"Ah ya? Oh itu, kata Dokter nya Kakak kamu bakalan bangun 1 minggu atau enggak 2 mingguan lagi, tergantung sama kondisi dia,"

"Gak ada kesalahan yang cukup fatal ditubuhnya, dia cuman butuh istirahat aja,"

Asal... Jangan selamanya, lanjut Sandra dalam batinnya.

"Tapi, Dokter juga bilang soal masalah benturan keras dikepala Kakak kamu waktu kecelakaan tadi, tidak ada kemungkinan bahwa Kakak kamu bakalan..."

.
.
.

"Gimana? Masih gak ada perkembangan lanjut tentang Kakak lo?" Tanya Beliung disaat Taufan hanya bisa menggeleng lesu.

"Yaelah, Bro, udah tenang aje, Halilintar kan kuat, gue yakin dia bakalan cepat bangunnya," Ujar Beliung lalu lanjut memakan pancake yang sempat dibuat Deisya tadi.

"Bukan itu masalah yang gue takutin sekarang Bel,"

Beliung yang hendak memasukkan suapan akhir dari pancake miliknya itu, menghentikan gerakannya seketika saat mendengar ucapan Taufan.

"Maksud lo?"

"Lo tau kan, kaloh misalnya ucapan Dokter itu selalu nyebelin tapi selalu benar, gak selamanya bener sih, cuman maksud gue tuh penjelasan dari Dokter tentang kondisi Kakak gue saat dia bangun nanti,"

"Emang Dokter Alien ngomong apa aja sama nyokap, bokap lo?"

"Ya gue gak mau bahas lah Bel, gue takutnya ucapan gue nanti adalah doa, lagi pula itu kan belum tentu benar akan terjadinya,"

"Seorang Dokter cuman bisa memprediksi suatu hal, tapi belum tentu bisa meyakinkan bahwa ucapannya itu bakalan benar–benar terjadi,"

"Sebenarnya ya bisa aja terjadi sih kaloh ngeliat kondisi Kakak lo sekarang, lagian emang kondisi yang dimaksud–"

"Αμνησία,"

🐥🍎

"Ck, Kak Elon kapan bangun nya sih,"

"Yaelah anjir lo mau sampai kapan ngomong kayak gitu mulu, hah?"

"Tau nih, sabar aja kali, Halilintar juga pasti bakalan bangun, lagian–"

"Apa lo? Mau bilang cuman tidur beberapa hari aja? Lo tuh tau gak–"

"Stttt! Diem dulu napa! Tuh kalian liat mata Halilintar bergerak gelisah didalam sana! Telunjuknya–"

"HAH?! HALILINTAR–"

"Diem elah! Dibilang jangan berisik juga, itu sih–"

"Aww, sa--kit... Oma,"

"Oma?" Beo mereka kebingungan saat melihat Halilintar yang terus mengatakan Mesya, padahal sudah jelas–jelas bahwa dirinya melihat kehadiran mereka disini, tetapi kenapa malah Mesya yang disebut olehnya?

"Kepala Kakak sakit, hm? Mau aku panggilin Dokter, iya?" Tanya Gempa.

Halilintar terdiam sejenak, seolah–olah melupakan sakit yang mendera di kepalanya tadi.

"What, Kakak?"

"..."

"Iya, kan lo Kakak kandung kami, kenapa kayak bingung gitu?" Cercah Solar merasa aneh.

"Emang kita kenal?"

Deg

Hening seketika.

"Maksud ucapan lo apa? Gak usah bercanda gak lucu tau gak,"

"Kenapa saya harus bercanda, disaat saya memang tidak mengenali kalian?"

"Kak, jangan kayak gini, gak lucu tauu,"

"Saya tidak bercanda asal kalian tau saya memang benar–benar tidak mengingat kalian!"

"Tapi–"

"It turns out that what he said actually happened,"

"Kak Elon benar–benar, Αμνησία, ternyata."

••••

4 BAB LAGI SELESAI YA REVISINYA.

KIRA–KIRA NIH HALILINTAR BENER–BENER AMNESIA ATAU CUMAN PURA–PURA AJA MENURUT KALIAN?

TEBAK AYO ALURNYA BAKALAN SAD ENDING ATAU HAPPY ENDING?

By : @AqueeneIntan.

Forgive Us Brother | S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang