5. The Hate Question

4.9K 349 6
                                    

Alexa membuka pintu pelan memastikan agar decitannya tidak membangunkan kedua anaknya. Ia lantas berjalan memasuki kamar tidur lawas milik si kembar. Mama dan Papa memang masih belum mengalihfungsikan kamar itu. Semua barang si kembar sejak masa bayi juga masih ada di sana. Orang tuanya beralasan karena si kembar masih sering menginap.

Alasan lainnya adalah mereka selalu berharap ia dan si kembar kembali tinggal di rumah itu. Ia memang keluar dari rumah orang tuanya dan mulai tinggal di apartemen setelah si kembar berusia sekitar tujuh bulan. Saat itu, ia pikir dirinya sudah mampu untuk mengurus si kembar sendirian, dan ia juga tidak ingin terus menerus merepotkan kedua orang tuanya yang juga masih sibuk mengurus bisnis keluarga.

Alexa mengamati Chase yang tidur dengan posisi miring sembari memeluk boneka dinosaurus hijaunya. Meski terkenal bandel dan pemberani, namun Chase yang memang masih balita tidak pernah melupakan boneka dinosaurus favoritnya yang selalu dibawa ketika tidur. Chase memang terkadang bertingkah lebih dewasa dari anak-anak seumurannya, namun saat tidur anak sulungnya itu kembali seperti bayi kecilnya dulu. Alexa tersenyum memikirkan itu.

Alexa maju selangkah lalu mencondongkan badan untuk mencium pipi Chase. Tangannya lalu bergerak membelai lembut rambut cokelat gelap milik Chase. Sebelum dia beralih ke tempat tidur Caden.

Berbeda dengan Chase, Caden tidak bisa tidur tanpa memegang buku ceritanya. Meski tengah tertidur pulas, jemari tangan Caden tetap mencengkram erat bukunya seolah dia tidak ingin ketinggalan dongeng dalam mimpinya.

Chase dan Caden benar-benar menggemaskan. Keduanya memiliki karakter dan watak yang berbeda meski mempunyai fisik yang identik.

Alexa kini bersimpuh, lalu membelai rambut Caden sembari menciumi pipi anak bungsunya itu. Mereka benar-benar manis ketika tidur.  Meski secara paras Chase dan Caden merupakan copy-an Daddy mereka, namun Alexa tidak akan pernah benci soal itu. Mereka adalah hal terbaik yang pernah hadir dalam hidupnya, terlepas dari semua masa lalu yang harus ia lewati hingga ia mendapatkan kehadiran mereka.

"Mama." Suara Caden yang mengigau menyadarkan Alexa.

"Tetap di sini Mama. Jangan tinggalkan Caden." Suara Caden kini pecah, seperti hampir terisak meski kedua matanya masih tertutup rapat.

Alexa berpikir jika Caden tengah bermimpi buruk. Tangannya pun otomatis membelai dahi hingga rambut Caden, mencoba membuat anaknya itu nyaman dan menyadari kehadirannya di sana.

"Ssshhh ... Mama di sini Caden. Mama tidak akan pergi."

"Mmmhmm." Caden menggeliat kecil sebelum mengganti posisi tidurnya dan kembali tertidur pulas.

Alexa masih menemani anaknya itu selama beberapa saat. Sampai ia akhirnya berjalan menuju kamarnya.

****

Pagi ini setelah menginap di rumah Grandma dan Grandpa mereka, Chase dan Caden pergi ke sekolah seperti biasa. Kedua anak itu berangkat diantar langsung oleh Alexa.

Sesampainya di halaman parkir sekolah, Alexa segera menghentikan laju mobil sebelum turun dan melepas seat belt car seat si kembar. Chase adalah yang pertama turun dari mobilo sebelum Caden menyusul di belakangnya. Kedua anak itu menggendong tas kecil masing-masing secara mandiri.

Chase dan Caden lantas memeluk mamanya sebelum berlari menuju kelas. Kali ini, pembelajaran di kelas diisi dengan kegiatan sensory play. Mrs. Mona telah menyiapkan beberapa pilihan cat warna dan selembar kain putih panjang yang dibentangkan di dalam kelas.

Anak-anak di ajarkan untuk berani mengeksplor warna tanpa takut tangan mereka kotor. Mereka diarahkan untuk melukis dengan menjiplak tangannya di atas kain.

Unsavory RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang