14. The Bloody Award

3.8K 298 13
                                    

"Hey El."

Alexa berjalan menghampiri wanita bergaun merah selutut. Wanita yang tengah berada dalam gandengan Caleb itu tersenyum sebelum melepaskan genggaman tangannya dan memeluk sahabat terbaiknya itu. Eleanora seolah baru saja menemukan cahaya saat bertemu Alexa.

"Lexa! Oh aku begitu senang bertemu wajah familiarmu." Ungkap Eleanora tak mampu menyembunyikan kegembiraan. Wanita itu bahkan setengah meloncat kecil.

"Hey hey hey jaga sikap." Alexa mendelik, tidak ingin keberadaan mereka menjadi pusat perhatian. Meski tampaknya orang-orang di sana sibuk dengan urusan masing-masing, namun ada lensa kamera di setiap sudut yang mengawasi menjadi kekhawatiran Alexa.

"Aku tidak sabar keluar dari sini Lexa. Semuanya konyol di sini, semua kaku, tidak ada kehidupan yang benar-benar nyata." Bisik Eleanora di telinga kiri sahabatnya.

Alexa terkekeh, ia setuju dengan ucapan itu. Semua di sini palsu, karena itulah ia dan Eleanora awalnya menghindari dunia kedua orang tua mereka itu. Namun pada akhirnya takdir tetap membawa mereka kemari.

"Kau harus mulai membiasakan diri dengan semua acara bisnis ini, El. Kau akan menemui lebih banyak lagi setelah menjadi Nyonya McKaley." Bisik Alexa sarkas.

 "Dang! Sepertinya aku ingin melarikan diri saja." Eleanora memutar bola mata, hendak berbalik jika saja tangan Alexa tidak cepat-cepat menarik lengan perempuan itu.

"Nope."

Alexa pun berganti menarik Eleanora, mengerling pada Caleb, yang akhirnya berjalan mengikuti di belakang. Sepertinya Caleb sudah pasrah dengan tingkah dua sahabat itu. Dia tidak mau mengusik dan memilih mengalah.

"Dimana mejamu?" Tanya Alexa.

"Oh di sebelah sana." Eleanora mengacungkan tangan pada sebuah meja yang memajang secarik kertas tebal yang menuliskan namanya. Alexa pun melihat nama dirinya tertulis di sebelah El. Tak jauh dari meja mereka ada nama Papa dan Mama di sana.

"Tampaknya kita ada di meja yang sama." Ucap Alexa sebelum keduanya mulai berjalan ke meja mereka.

"Yeah, dan tampaknya kita juga akan semeja dengan Tuan Williams di sana." Eleanora memberi kode dengan melirik sosok pria bermata biru itu. Membuat Alexa mau tak mau menoleh ke arah yang dibicarakan Alexa. Pandangannya sontak bertemu dengan pria bermata biru yang kini juga tengah mengamatinya intens seolah sedang menelanjanginya.

Alexa sontak melirik Eleanora. "Dang! Aku menyetujui idemu tadi, ayo!"

"No, ide sudah dibatalkan, Let's go, Caleb sudah menungguku."Putus Eleanora, tidak mungkin juga dia meninggalkan Caleb yang telah lebih dulu duduk di kursi meja mereka dan berbincang dengan Sean maupun Harold.

Eleanora lantas menarik Alexa. Dia lalu  menyapa Tuan Williams yang kebetulan juga telah menyadari kehadiran mereka berdua.

"Hey Alexa! Oh dan ini Eleanora benar kan?" Balas Tuan Williams ramah. Dia memang selalu bersikap terbuka kepada siapapun.

"Ya, Tuan Williams."

"Selamat atas pertunangan kalian. Caleb benar-benar beruntung." Ucapan Tuan Williams tentu berhasil membuat Eleanora maupun Caleb tersenyum.

"Ya Tuan Williams, aku yang beruntung mendapatkan dia." Eleanora melirik Caleb sebelum mencondongkan tubuh ke arah tunangannya itu. Mereka lalu membagi kecupan singkat sebelum Eleanora menjauh dan duduk di kursinya.

"Sayang." Caleb mengambil tas Eleanora dan menarik kursi wanita itu membantunya duduk.

Alexa duduk dengan canggung di kursinya. Entah siapa yang mengatur kursinya hingga dia bisa duduk di samping Sean. Tapi pria tampaknya tak setegang sebelumnya, dia diam-diam tersenyum. Meliriknya kecil dari ujung mata.

Unsavory RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang