26. Compromise

3.5K 232 9
                                    

"Mama, Mama, wake up!" Alexa terusik oleh guncangan dari tangan kecil yang berulang kali menggoyang punggungnya. Suara berisik juga terdengar dari belakang telinga, mengusiknya dari mimpi dalam tidur indahnya.

"Ayo bangun mama! Come on!" Ringik suara itu lagi.

Alexa pun terpaksa membuka kedua kelopak mata yang terasa berat. Dua anak kesayangannya itu tak akan berhenti sampai mereka mendapatkan apa yang diinginkan.

"Ada apa Chase?" Alexa berbalik menghadap dua anak yang kini beringsut di hadapannya itu.

Dua anak berambut cokelat gelap itu kini memandanginya dengan mata biru bulat mereka. Mereka memerhatikan Mama mereka seolah terhipnotis. Wajah keduanya begitu polos, dengan kedua pipi memerah dan bibir kecil yang sedikit terbuka. Mereka benar-benar menggemaskan hingga tampak seperti manusia yang belum mengenal dosa.

Rasa kesal Alexa memudar begitu saja, memandangi dua wajah itu yang tampak baik dan sehat menjadi rutinitas favoritnya sewaktu pagi. Kedua tangan Alexa meraih masing-masing pipi Chase dan Caden sebelum membelainya pelan.

"Ayo mama kita perlu bersiap." Usik Chase menyadarkan Alexa dari momennya. Sebelah alis wanita itu berjengit. Heran sekaligus bingung tentang suatu hal yang membuat kedua anak itu begitu antusias. Seingatnya ia tidak menjanjikan apapun kemarin, dan ia juga tak bicara aneh-aneh selama di pernikahan Caleb dan Eleanora pada kedua anak itu. Lantas mengapa dua anak itu tampak begitu berenergi pagi ini.

"Bersiap untuk apa? Mama begitu lelah Chase."

"Ayolah Mama!" Kali ini Caden ikut merengek. Alexa pun terpaksa bangun, mendudukkan diri di tempat tidur. Berusaha mengumpulkan kembali kesadarannya.

"Oke oke Mama bangun."

Alexa meraih kedua anaknya, menarik mereka ke dalam pangkuan. Lalu menciumi pipi mereka. Ternyata dua anak itu telah wangi. Penampilan mereka yang tampak segar dan rapi dengan mengenakan dua kemeja kecil mengindikasikan jika mereka telah mandi. Ia tahu kedua anaknya itu kadang kelewat mandiri dan dewasa dibanding anak seumuran mereka, tapi sungguh tidak biasanya dua anak itu telah mandi di jam sepagi ini.

"Apa kalian sudah Mandi?" Tanya Alexa memastikan. Dua anak itu lalu saling menatap sebelum memperlihatkan gigi-giginya tersenyum pada Alexa.

"Tentu saja Mama. Mama saja yang malas bangun dan belum mandi." Cebik Chase. Seringai kecil khasnya terpampang di bibir Chase.

Alexa pun langsung menarik Chase dan memerangkap si sulung kembali ke dalam dekapan erat. Ia lantas menggelitik tubuh kecil Chase sebagai hukuman. Kikikan kecil renyah pun terdengar, membuat Alexa ikut tersenyum melihatnya.

"Ugh! Anak mama ini semakin pintar bicara saja." Balas Alexa segera setelah ia melepaskan tubuh Chase.

"Cepat Mama. Mama perlu bersiap." Pinta Chase lagi.

"Okay okay kita mau kemana?"

"Shhh... ayo mandi Mama." Chase dan Caden menarik tangan Alexa, membawa ia ke kamar mandi dengan tenaga kecil mereka. Bisa dibilang keduanya cukup kuat untuk ukuran anak umur empat tahun

*****

Sehari sebelumnya...

Sean memandangi lekat-lekat wanita bergaun cinnamon rose yang membuat kulit wanita itu tampak begitu cantik. Wanita itu tengah berbincang-bincang bersama pengantin wanita yang tak jauh berkilau di sana. Namun di mata Sean hanya ada satu perempuan yang terus menerus mencuri pandangannya.

Jika diibaratkan sebuah lilin, maka Alexa adalah satu-satunya lilin dalam candle holder yang paling bersinar terang. Oh Sean tidak bisa berhenti mengagumi keindahan ciptaan Tuhan satu ini. Dia bisa melakukannya sepanjang hari jika saja tidak punya hal lain untuk dilakukan.

Unsavory RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang