"Kalian sudah mengerti?" Alexa memandang satu persatu wajah timnya, memastikan tidak ada kebingungan hingga semua orang mengangguk.
"Sudah nyonya." Ucap orang-orang itu satu persatu sembari mengangguk.
Hari ini memang hari terakhir persiapan sebelum diadakannya acara perhelatan penghargaan bagi para pebisnis. Semua orang sibuk untuk mempersiapkan bagian pekerjaan masing-masing. Tak berbeda jauh dengan Alexa yang kini tengah mengulang untuk menjelaskan berbagai hal yang perlu dikerjakan oleh timnya.
Sejauh ini semua berjalan dengan baik, persiapan mulai dari belanja hingga menyiapkan bahan masakan dikerjakan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang masing-masing. Ia tinggal butuh para staff untuk memahami pembagian waktu untuk acara besok dan juga letak ruangan-ruangan yang dikhususkan untuk kerja mereka.
Kali ini ia hanya mengundang para penanggung jawab untuk briefing di gedung. Selain butuh mereka untuk mengerti alur acara, ia juga perlu bantuan untuk mulai memindahkan beberapa stok barang yang sudah siap ke sana.
"Baik, kita akan segera kembali untuk meninjau sejauh mana food preparation-nya." Putusnya saat tak lagi mendapat pertanyaan dari para staffnya. Ia sudah menganggap bahwa pegawainya memahami pekerjaan mereka. Mereka perlu membentuk kerja tim yang baik besok, karena acaranya cukup besar dan dihadiri oleh banyak orang, semua tidak akan semudah.
Setelahnya, Alexa meminta timnya untuk bersiap kembali ke restoran. Alexa baru hendak berbalik saat tak sengaja melihat Ryan berjalan ke arahnya. Alexa pun berhenti, menunggu Ryan menghampirinya.
"Hey Alexa..." Seulas senyum kecil terpampang di wajah pria tampan itu. Mata madunya membentuk lengkungan kecil.
Pria itu tampil casual hari ini. Hanya mengenakan polo dengan kerah terbuka, membuat dia tampak lebih santai dibanding kenyataannya.
Alexa pun membalas sapaan kecil itu dengan anggukan. "Hey Ryan..."
"Bagaimana persiapannya? Ada kendala yang kau temui?" Tanya Ryan. Selain berbasa-basi untuk mendapatkan momen dengan Alexa, ia juga perlu untuk berbincang untuk mengetahui sejauh mana persiapan konsumsi untuk acara itu.
"Sejauh ini berjalan lancar dan terkendali. Kami sudah siap untuk acara besok." Ryan mengangguk kecil.
"Kami akan kembali lebih dulu, Nyonya." Ujar para pegawai pamit.
Alexa mengangguk. Ia lantas mempersilakan para pegawainya untuk pergi. Alexa masih menatap kepergian mereka sampai benar-benar menghilang dibalik pintu.
"Kau punya pekerja tim yang bagus, aku rasa mereka cepat menyerap materi dalam briefing." Komentar Ryan membuat Alexa menoleh.
Wanita itu pun mengangguk, menyetujui ucapan Ryan. Ia mengakui, tanpa kerja keras dan dedikasi para pegawai yang hingga kini masih bertahan bersamanya, restorannya mungkin tak akan sebesar sekarang. Ia benar-benar berterimakasih pada para pegawainya.
"Ya, mereka adalah bagian terbaik yang aku miliki dari restoran ini." Pandangan Alexa menerawang saat mengingat kembali saat pertama kali ia membuka restoran dan hanya memiliki tak lebih dari sepuluh karyawan, termasuk Shannon yang awalnya merupakan salah satu chef yang ternyata terampil di bidang manajemen.
Suara dehaman mengembalikan Alexa ke dunia nyata. Ia pun mendongak, memandang Ryan yang tengah menggosok tengkuknya yang tidak gatal. Lelaki itu tampak salah tingkah sebelum akhirnya kembali buka suara.
"Baik lah kalau begitu, apa kau ada sedikit waktu senggang siang ini jika boleh mungkin kita bisa..."
"Hey, sweetheart." Belum sempat Ryan menyelesaikan ucapan, suara berat Sean mengagetkan keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unsavory Redemption
RomanceMereka pikir hubungan mereka berakhir setelah pengadilan mengabulkan perpisahan mereka. Tapi nyatanya, takdir hubungan mereka tidak berjalan sesederhana itu. **** Setelah berpisah dengan Sean Williams lima tahun lalu, Alexa Wilson memulai kembali ke...