28. Misfortune

3.1K 152 8
                                    

Alexa berdiri di hadapan sebuah bangunan yang halaman luarnya penuh dengan lampu-lampu taman yang dikelilingi oleh pepohonan yang tertata rapi itu. Kedua sisi bibirnya lantas tertarik naik.

Oh ia merindukan tempat ini. Tempat impiannya yang ia bangun di atas tanah milik Papa yang letaknya lumayan dekat dari taman kota. Suasana begitu nyaman dan sejuk di sini, mirip seperti rumah nenek yang dirindukan semua orang. Karena itulah, ia terinspirasi memberikan nama restoran ini Mama's home, selain karena konsep keluarga yang diusung restoran ini.

Alexa lantas melangkah masuk. Dan kedatangannya tentu disambut oleh para staff yang langsung memeluknya. Mereka menyambut kembali kedatangan bos perempuan itu dengan hangat.

"Senang melihatmu kembali, bos" ungkap sang kepala chef, sebelum pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.

Alexa mendelik mendengarnya. Sudah berapa kali ia ingatkan pada karyawannya untuk memanggilnya dengan sebutan nama. Ia tidak suka entitled bos, nyonya, atau apalah yang lainnya yang seolah mengkotak-kotakan manusia dengan posisi tinggi dan rendah. Tapi Alexa sekali lagi tidak bisa menghentikan itu.

"Bagaimana kinerja seminggu ini?" Tanya Alexa pada Shannon yang masih menemaninya.

"Semua berjalan lancar, tidak ada kendala berarti yang tidak bisa kami tangani." Jawab Shannon tenang. Wanita itu bahkan tersenyum kecil, bangga dengan hasil kerja kerasnya meng-handle banyak hal di sini.

"Good, sekarang kembali bekerja." Canda Alexa.

"Baik bos I will." Shannon berhenti, menahan kekehan ketika melihat Alexa mendelik. Namun perempuan itu segera mendekap Alexa dan menepuk-nepuk pundak Alexa singkat. "Sekali lagi senang melihatmu kembali, Alexa."

"Me too. Aku senang bisa kembali berkumpul denganmu dan semua orang di sini. Terima kasih sudah bekerja lebih keras seminggu ini tanpaku."

Shannon mengangguk dan tersenyum simpul, sebelum dia berbalik dan berjalan ke arah pintu staff untuk melanjutkan pekerjaan.

Hari ini Alexa memilih untuk bekerja di balik meja kasir sembari mengecek jika ada komplain pelanggan yang perlu ia dengar atas kinerja selama seminggu terakhir. Ia ingin kualitas yang ditawarkan restoran ini tetap memenuhi standar, karena itu ia rutin melakukan pengecekan secara berkala. Dan ternyata tidak ada sama sekali keluhan yang disampaikan oleh pelanggan hari ini.

Semua berjalan seperti biasa. Sepertinya, tidak ada penurunan kualitas dari pelayanan maupun hidangan. Shannon melakukan semuanya dengan sempurna, dia adalah orang kepercayaan sekaligus partner terbaiknya yang bisa meng-handle restoran selama ia pergi.

Alexa lantas beralih mengecek laporan penjualan hari sebelumnya, sampai suara dehaman seorang pria membuatnya menoleh. Mata cokelat hangat itu adalah yang pertama kali menyapa, sebelum tatapan Alexa beralih pada senyum lebar di bibir pria itu.

"Hey!" Sapa Alexa ramah. Membuat senyuman di bibir pria itu makin lebar.

"Senang melihatmu kembali, Alexa. Kudengar kau akan kembali hari ini, jadi aku sudah tidak sabar untuk kemari." Ucap pria itu santai.

"Dari mana kau tahu jika aku kembali hari ini?"Dahi Alexa berkerut heran sekaligus bingung.

Ryan menggeleng kecil sembari menahan senyuman. "Aku datang kemari setiap hari. Dan pegawaimu selalu mengatakan jika kau sedang ada perjalanan ke luar negeri. Kebetulan kemarin mereka bilang padaku jika kau akan kembali besok pagi."

Alexa akhirnya mengangguk mengiakan penjelasan Ryan itu. Ia ingat jika ia sempat memberitahu Shannon bahwa ia segera kembali, tepat sebelum ia, Sean, dan anak-anak mengudara dua hari yang lalu.

Unsavory RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang