Mereka akhirnya memasuki kebun binatang selepas mengantar Chase dan Caden makan siang. Tanpa membuang lebih banyak waktu lagi, mereka pun segera mengikuti paket tur yang disediakan di kebun binatang itu.
Perjalanan dimulai dari berkunjung ke ruang yang mirip habitat hewan-hewan liar dimana mereka bisa bergerak bebas di dalam sebuah zona. Keluarga kecil itu perlu menaiki mobil untuk bisa masuk ke dalam zona itu. Kebetulan sekali Sean hari ini memilih mobil SUV yang lumayan longgar dan juga membawa seorang sopir. Jadi dia dan Alexa bisa fokus dengan Chase dan Caden.
"Daddy, look Moose!" Caden menunjuk-nunjuk seekor Moose betina dengan jari telunjuk kecilnya. Dia tampak begitu girang dan antusias dengan binatang pertama yang dilihat dari jarak dekat.
"Mama bilang jika Moose punya tanduk yang begitu besar. Mereka adalah hewan pemalu tapi juga bisa agresif saat terancam. Kita harus berhati-hati jika berhadapan dengan Moose, Daddy!" Jelas Caden menggebu-gebu.
Sean tersenyum. Dia kembali teringat dengan momen-momen liburan berkedok kerja mereka lima tahun lalu. Saat itu, dia dan Alexa harus terjun langsung meninjau pembangunan resort dia dekat taman nasional Yellowstone. Dan tentunya dia dan Alexa tak menyia-nyiakan kesempatan untuk berkunjung ke taman nasional itu.
Itu adalah pertama kalinya Sean melihat Alexa begitu bahagia selepas melihat keindahan alam Yellowstone. Senyuman tak lepas dari wajah cantik itu. Bahkan senyuman itu bertahan seharian di sana. Pesona menggemaskan itu benar-benar memancar dari binar polos mata bulat itu. Wanita itu berulang kali memberi penjelasan tentang hewan-hewan yang mereka temui.
Sean menggeleng kepala. Mendengar penjelasan Caden tadi benar-benar sama persis seperti penjelasan Alexa lima tahun lalu. Sungguh anak bungsunya itu benar-benar mirip dengan Alexa meski memiliki paras sepertinya.
Caden yang duduk di pangkuan Sean masih ekspresif saat menjelaskan. Sang adik yang biasanya lebih tenang dari Chase malah kini begitu banyak bicara.
Berbeda dengan Caden yang mendadak cerewet, Chase justru sedari tadi diam. Mata birunya sibuk mengamati sekeliling. Anak sulungnya itu anehnya begitu tenang duduk di pangkuan Alexa sembari menatap tajam setiap objek binatang yang terlihat diluar jendela mobil. Dia seolah memperhatikan setiap detail hewan-hewan itu tanpa banyak kata.
Alexa membelai lembut puncak kepala Chase. Sebelum lantas mengecupnya pelan. Alexa juga setengah heran dengan Chase yang begitu tenang, namun ia paham bahwa Chase memang selalu bersikap seperti itu ketika sedang serius dengan sesuatu.
Alexa masih sibuk bermanja-manja dengan Chase sampai ia merasakan sorot tajam bagai laser yang seolah menarget wajahnya. Alexa pun menoleh, dan benar, Sean tengah memandanginya lekat-lekat sekarang.
Dahi Alexa berkerut, sebelah alisnya naik keheranan. Ia seolah meminta penjelasan Sean dari mimik wajahnya, namun Sean membuang muka dan mengembalikan fokus memandang sisi jendelanya.
Pria itu seolah-olah bersikap seperti tidak ada yang terjadi. Seolah dia tidak baru saja tertangkap basah oleh Alexa. Dia kini sibuk berinteraksi dengan Caden.
"Daddy itu ada beruang hitam! Mereka pintar memanjat, jadi sebaiknya jika bertemu dengan mereka, kita jangan berlari atau panik."
"Kita harus menjauh dan jika beruang mendekat, kita harus membuat bunyi-bunyian yang menakuti mereka seperti ini .... Raaawr."
Bukannya menirukan bunyi raungan yang mengerikan, Caden malah menirukan suara tirex. Dia tampak serius saat menirukan suara raungan dengan wajah polos, mata biru bulat lengkap dengan pipi bersemu merahnya, tentu saja siapa ketakutan jika melihat itu, justru bocah itu malah tampak makin menggemaskan itu. Sean memeluk Caden semakin erat sebelum menciumi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unsavory Redemption
RomanceMereka pikir hubungan mereka berakhir setelah pengadilan mengabulkan perpisahan mereka. Tapi nyatanya, takdir hubungan mereka tidak berjalan sesederhana itu. **** Setelah berpisah dengan Sean Williams lima tahun lalu, Alexa Wilson memulai kembali ke...