18. Remember

3.7K 319 35
                                    

Setelah dua hari pasca operasi, Sean akhirnya mendapat izin pulang. Alexa bersama si kembar pun menjemput Sean sore itu.

Caleb yang sebelumnya menemani Sean tidak bisa mengantar pria itu. Dia ada panggilan mendadak dari kantor, karena itulah pria itu menghubungi Alexa.

Alexa baru saja pulang menjemput si kembar saat Caleb menelepon. Mereka telah sampai rumah tiga puluh menit lalu, karena itu Alexa bisa sedikit bersiap sebelum menjemput Sean. Kebetulan si kembar juga sudah mandi dan bersiap. Anak-anaknya itu telah berpenampilan rapi dengan kaos kasual, mereka benar-benar tampan dan menggemaskan.

Alexa langsung menjalankan mobilnya begitu si kembar siap. Dia tidak ingin membuang banyak waktu, karena pasti ada hal yang perlu dia urus sebelum kepulangan Sean.

Alexa berjalan bersama si kembar di lorong rumah sakit menuju kamar Sean. Mereka anehnya tidak banyak bertingkah kali ini, mereka terus berjalan di samping kiri dan kanannya dengan tenang layaknya anak baik. Tampaknya mereka sudah tidak sabar bertemu Daddy mereka.

"Mama, where are we going?" Tanya Caden penasaran.

"Kita akan menjemput Dad untuk mengantar Dad pulang." Jawab Alexa sekenanya.

"Oooh." Caden mengangguk kecil mengerti. Dia memandang Mamanya sejenak sebelum kembali fokus berjalan.

Mereka memasuki kamar Sean setelah seorang perawat keluar dari sana. Si kembar pun sontak berlari ke arah Daddynya. Mereka lantas naik ke ranjang rumah sakit dan memeluk Sean.

Alexa tersenyum kecil melihat pemandangan dramatis itu. Rasanya ia seperti tengah melihat film garapan agensi besar asal California, hanya saja film itu begitu nyata, bahkan pemerannya ada di depan mata.

Alexa berjalan mendekati ketiga orang itu. Kedatangannya membuat  pandangan Sean tertuju padanya. Pria itu tersenyum, mata birunya bahkan menunjukkan lengkungan kecil. Dia menatapnya hangat.

"How do you feel?" Tanya Alexa singkat.

"I'm better. I can't wait to go home. Thanks for being here." Pria itu kembali tersenyum lagi, kali ini senyumnya lebih lebar dari sebelumnya. Perkataan Sean bahkan terdengar lembut menggesek gendang telinga, seperti lullaby menenangkan yang didengar sebelum tidur.

Alexa mengangguk kecil. "Aku akan mengurus administrasi dulu. Kau bersiaplah."

"Terima kasih, Alexa."

Alexa berbalik, tidak tahan dengan raut bahagia dan pandangan hangat dari mata biru yang ditunjukkan untuknya. Ia tidak ingin jatuh lagi terlalu dalam seperti dulu, sebelum memastikan kejelasan di antara dia dan Sean.

Alexa pun berjalan keluar. Ia segera mengunjungi loket administrasi dan pembayaran. Pembayaran seluruh operasi dan perawatan ternyata sudah ditanggung oleh asuransi dan pengurusannya diselesaikan oleh Tuan Williams. Jadi tidak banyak yang harus ia urus. Ia hanya perlu mengambil obat sebelum kembali ke ruangan Sean.

Sean telah selesai merapikan barang-barang ketika ia kembali. Si kembar sibuk bermain sendiri sementara pria itu duduk di pinggiran ranjang. Ia telah merubah penampilannya dari pakaian rumah sakit yang sebelumnya ia kenakan. Pria itu kini memakai kaos polo hitam dengan celana abu-abu gelap. Wajah sumringah dengan senyuman kecilnya membuat auranya semakin tampak.

Kenapa pria itu selalu tampak tampan tanpa harus berusaha keras, sungguh tidak adil.

"Are you ready?" Tanya Alexa.

"Ready as I'll ever be." jawab Sean.

Mereka pun segera beranjak keluar dari rumah sakit itu. Sean menenteng tas berisi baju dengan tangan kirinya, sementara Alexa membawa barang bawaan lainnya. Si kembar berjalan dengan santai di antara Daddy dan Mamanya. Caden merangkul lengan Sean dan tidak ingin meninggalkannya.

Unsavory RedemptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang