Talia memilih kabur dari Ludwig tanpa menjawab pertanyaannya. Gadis itu segera pergi menuju ruang makan untuk segera menyantap makan malam saja. Beberapa anak baru rupanya sudah membuat kelompok-kelompok mereka sendiri. Semua anak duduk bergerombol dengan teman-teman baru mereka atau yang sudah lama dikenal. Hanya Kyle yang terlihat duduk sendirian di ujung meja.
Saat pertama datang ke ruang makan, tanpa sadar Talia berjalan ke arah Kyle. Hal itu terjadi begitu saja secara otomatis. Beruntung ia segera sadar sebelum sampai di tujuan. Talia segera membelokkan langkahnya lalu duduk di sisi meja yang lain, jauh dari Kyle.Pemuda itu terus menatap Talia dengan tajam, seperti predator yang melihat mangsanya. Talia mati-matian bersikap sealami mungkin agar tidak mearik perhatian Kyle lagi. Akan tetapi sia-sia. Kyle sudah memperhatikan Talia sejak pertama masuk ke ruang makan.
Tak lama kemudian, muncul Leo yang berjalan mendekat dari meja Departemen Alkimia. Leo menyapa Kyle lalu duduk di hadapan pemuda itu. Akhirnya Kyle tidak lagi memperhatian Talia karena sibuk mengobrol dengan Leo. Talia mendesah lega. Rasanya ia baru bisa bernapas dengan benar sekarang.
“Kau anak tingka pertama?” tanya sebuah suara mengejutkan Talia.
Gadis itu sontak menoleh. Ternyata di sebelahnya kini sudah duduk seorang anak yang juga sudah sangat dikenal Talia: Susan Muela. Talia mengedarkan pandangannya lantas menyadari bahwa ia duduk terlalu jauh dari teman-temannya di tingkat satu. Ia kini duduk di area senior tingkat dua dan tiga.
“Maaf, sudah duduk sembarangan di sini. Aku akan kembali ke barisan anak-anak tingkat pertama,” ucap Talia sembari bangkit berdiri.
“Tidak perlu begitu. Aku tidak bermaksud mengusirmu. Duduklah dengan nyaman,” ucap Susan sembari meraih pergelangan tangan Talia.
Talia reflek menepis tangan Susan yang mencengkeram pergelangannya. Susan tampak terkejut karena sikap kasar Talia itu. Akan tetapi anehnya, Talia sama sekali tiduak terlempar ke masa depan sekalipmun Susan sudah menyentuhnya. Dia masih berada di ruang makan, berdiri dengan canggung di hadapan Susan yang tampak shock.
“Ah, ma, maaf. Aku terkejut jadi tanpa sadar … ,” kilah Talia menyesali perbuatannya. Gadis itu kemudian kembali duduk di sebelah Susan, dan mengurungkan niatnya untuk pergi.
Susan tersenyum tipis dan mengangguk. “Tentu saja. Aku juga minta maaf karena tiba-tiba memegangmu sembarangan,” ucap Susan kemudian. “Ngomong-ngomong namaku Susan. Susan Muela. Aku senior tingkat tiga,” lanjutnya memperkenalkan diri.
“Talia. Talia Ortega. Aku di tingkat pertama. Maaf karena belum terbiasa dengan situasi Akademi dan justru duduk di sini sembarangan,” ungkap Talia.
Susan menggeleng beberapa kali menanggapi. “Tidak apa-apa. Semua anak boleh duduk di tempat yang disukainya. Tapi apa kau memang tidak punya teman di tingkat pertama?
Talia mengangguk kecil. “Belum ada,” jawabnya singkat.
Secara teknis Talia tidak berbohong. Meskipun ia sudah mengenal hampir semua anak di tingkat pertama, dan berkawan dengan beberapa, bahkan bersahabat dengan Kyle, tetapi semua itu terjadi di kehidupannya sebelum ini. Sementara untuk saat ini, memang belum ada anak yang mengenal Talia di tingkat pertama.
Susan akhirnya mengngguk sambil tersenyum. “Kalau begitu duduk saja dengan nyaman di sini. Aku juga tidak punya banyak teman,” ucapnya.
Talia tahu bahwa Susan memang tidak memiliki banyak teman gara-gara kemampuan manipulasinya itu. Namun Susan yang dikenal Talia sebelum ini tidak pernah menggunakan kekuatan itu pada temannya sendiri. Talia juga merasa tidak keberatan sama sekali kalau harus berteman dengan Susan dalam kehidupan kali ini. Susan adalah sahabat yang baik dan menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sight of Future
FantasyNomor Peserta : 088 Tema yang diambil : Campus Universe Blurp Talia Ortega, siswi baru di Akademi Sihir Ramona, Kerajaan Barat, adalah seorang oracle dengan kemampuan melihat masa depan seseorang yang disentuhnya. Saat upacara penerimaan siswa baru...