Talia berkelit ketika naga itu menyemburkan api di depannya. Ia terus melarikan diri dan terbang di balik kerimbunan hutan. Sang naga menerjang dan membakari seluruh pepohonan yang dilewati Talia. Gadis itu pun memanggil Undine untuk membantunya memadamkan api. Sayangnya kekuatan Undine belum cukup besar untuk bisa menahan semburan sang naga. Besar dan kecilnya kekuatan spirit ditentukan oleh kapasitas energi dari sang pemanggil. Talia sementara itu, hanya memiliki kekuatan yang terbatas jika dibandingkan dengan sang naga.
Drama kejar-kejaran itu pun berlangsung semakin dramatis. Talia akhirnya sudah keluar dari perbatasan hutan. Ia tidak bisa lagi memperhatikan teman-temannya yang lain yang juga sedang berlari panik. Hanya profesor Theia dan beberapa profesor lain yang terlihat terbang menyongsong untuk melawan naga. Mereka masih berada jauh di bawah sementara Talia sudah membumbung tinggi dikejar naga.
Kyle akhirnya muncul dari balik hutan. Pemuda itu pun lantas mengarahkan kekuatan gelapnya untuk menangkap monster raksasa bersisik hitam tersebut. Akan tetapi naga itu tidak mudah ditangkap. Sayap-sayap besarnya menghempas tubuh Kyle hingga terlempar jauh.
Talia sudah nyaris kehabisan energi. Memanggil dua spirit sekaligus membuatnya begitu kelelahan. Laju kecepatan sapu terbangnya semakin berkurang, hingga akhirnya, naga itu berhasil menangkapnya. Talia memekik keras ketika cakar-cakar naga menyambar tubuhnya. Ia merasa seperti déjà vu. Pada akhirnya apakah ia akan mati lagi?
Naga itu pun membawanya kembali ke gua lembah tempat tinggalnya selama ini. seluruh kejadian di masa lalu seperti terulang kembali. Talia mendapati dirinya masuk melalui lorong-lorong gua gelap yang sangat panjang. Tulang-tulangnya seperti akan remuk karena cengkeraman kaki naga yang luar biasa kuat. Talia tidak berdaya untuk memberontak.
Dua spirit yang sudah dia panggil, Euphoria dan Undine mengikutinya dengan cemas. Keduanya terus berceloteh menguatkan Talia untuk berjuang lebih keras agar bisa bebas.
"Nona! Anda harus tenang. Energi sihir Anda mungkin akan terisi lagi. Setelah itu saya akan membawa Anda kabur," kata Euphoria dalam benak Talia.
"Aku akan menenggelamkan naga itu begitu energimu kembali, Talia. Bertahanlah," cicit Undine yang tak kalah cemas.
Talia tidak tahu harus berkata apa. Rasa sakit luar biasa mendera tubuhnya. Ditambah kelelahan dan putus asa. Naga itu melesat cepat sekali melalui celah-celah gua yang sempit, membuat kaki Talia tergores dinding batu gua kasar.
Perjalanan yang seakan tidak ada habisnya itu akhirnya berakhir ketika sang naga sampai di perut gunung, sebuah ruangan raksasa dengan stalaktit dan stalakmit menjulang. Sepertinya itu semacam kamar tidur bagi sang naga tersebut.
Baru saja naga itu terbang melesat memasuki ruangan tersebut, mendadak sejumlah besar monster tikus raksasa menyergapnya. Naga yang terkejut itu pun tanpa sengaja melepaskan cengkeramannya dari tubuh Talia, membuat tubuh gadis tersebut berguling jatuh menghantam lantai gua yang keras.
Rasa sakit tak terperikan langsung mendera Talia. Tubuhnya mulai bersimbah darah dan dipenuhi luka lebam yang ngilu. Undine bergerak cepat untuk menyembuhkan pemiliknya dengan sisa energi Talia yang masih ada. Gelombang air yang sejuh melingkupi luka-luka Talia dan membuatnya sembuh tak berbekas. Rasa sakit gadis itu pun juga akhirnya lenyap. Meski begitu rasa lelahnya masih terasa. Energi Talia yang tinggal sedikit kembali terserap oleh kekuatan Undine.
"Apa yang terjadi?" tanya gadis itu begitu sembuh.
Ia bangun terduduk dan mengedarkan pandangannya ke seluruh isi gua yang gelap. Sesekali semburan api naga menerangi sudut-sudut gua tersebut dan Talia lantas menyadari bahwa lusinan monster tikus rasasa kini sedang mengeroyok naga tersebut. Tikus-tikus berbulu kelabu kusam itu mencicit heboh dan bertarung dengan sang naga dengan buas. Beberapa tubuh monster tikus itu terlihat hangus dan berasap. Mereka sepertinya terpanggang oleh napas api naga.
"Itu pasti Ludwig. Ia sudah menunggu di dalam gua ini dan membawa pasukan tikus raksasa," gumam Talia sembari mencari-cari sosok Ludwig yang akhirnya ia temukan sedang berdiri di dekat pintu masuk ruangan tersebut.
"Ludwig–." Talia hendak berseru memanggil Ludwig tetapi suaranya tenggelam dengan deru kedatangan sosok lain yang melesat cepat dengan bayangan gelap. Itu Kyle.
Kehadiran Kyle akhirnya menambah dramatis pertempuran tersebut. Talia menyaksikan pertarungan di hadapannya dan langsung mengingat masa depan yang pernah dia lihat sebelumnya. Ini sama persis seperti gambaran masa depan Kyle! Meski begitu dirinya kini belum mati. Talia masih berdiri tegak dan sadar.
"Tapi kenapa saat itu aku melihat tubuhku tergeletak?" tanya Talia penasaran. Meski begitu gadis itu tidak memikirkan lebih jauh lagi. Sekarang ia harus fokus untuk memanfaatkan keadaan.
Dalam gambaran penglihatannya, saat itu Talia memanggil tiga spiritnya. Sekarang baru Euphoria dan Undine yang muncul. Ia harus memanggil Smoke dan turut melawan naga tersebut dengan kekuatannya. Maka gadis itu pun mengeluarkan sang burung api yang terkejut melihat keadaannya sekarang.
"Kau sepertinya terjebak pertarungan besar. Dengan energimu yang sekarang, apa kau yakin bisa ikut bertempur? Sebaiknya kau pergi dari sini dan menyelamatkan diri, Kontraktor," usul Smoke.
"Aku harus ikut melawan agar teman-temanku selamat. Bagaimana bisa aku meninggalkan mereka dengan monster itu?" sergah Talia keras kepala.
Smoke pun tidak bisa menolak perintah sang pemilik. Akhirnya ia berubah menjadi burung api raksasa dan mulai ikut terjun di medan pertempuran. Sontak energi Talia kembali tersedot. Gadis iu jatuh berlutut karena tubuhnya mendadak lemas.
"Tolong jangan memaksakan diri, Nona. Energi Anda belum terisi sempurna," timpal Euphoria melalui telepati.
Talia menggeleng. "Aku bisa menahannya. Euphoria, kau segera berubahlah dan bantu Smoke," perintahnya kemudian.
Euphoria hendak memprotes. Namun perintah Talia itu mutlak bagi spiritnya. Maka akhirnya spirit angin itu pun berubah menjadi topan badai raksasa dan menerjang ke tengah medan pertempuran.
Energi Talia semakin menipis, tetapi ia harus tetap bertahan. Sekuat tenaga gadis itu mempertahankan kesadarannya. Kalau ia pingsan sekarang, teman-temannya pasti akan terluka dan mungkin tidak akan selamat.
"Kalau aku pingsan Kyle juga akan ... ." Mendadak Talia tersadar bahwa kali ini lagi-lagi ia akan memicu kegelapan Kyle. Kalau ia pingsan sekarang, mungkin Kyle akan berpikir bahwa dirinya mati. Hal itu membuat Kyle menjadi monster yang ditelan kegelapan dan menghancurkan segalanya.
Tidak. Talia tidakboleh pingsan. Ia harus bertahan. Ia tidak boleh membuat Kyle kembali menjadimonster kegelapan dan membunuh semua orang di akademi. Itu sama sekali tidakboleh terjadi. Di saat-saat terakhir kesadarannya, Talia berusaha untukmemanggil kembali Smoke dan Euphoria. Ia harus menghemat tenaga agar tidakpingsan. Sayangnya, gadis itu rupanya sudah terlambat. Hanya dalam beberapadetik, pandangan matanya berubah gelap. Talia kehilangan kesadaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sight of Future
FantasyNomor Peserta : 088 Tema yang diambil : Campus Universe Blurp Talia Ortega, siswi baru di Akademi Sihir Ramona, Kerajaan Barat, adalah seorang oracle dengan kemampuan melihat masa depan seseorang yang disentuhnya. Saat upacara penerimaan siswa baru...