04. Mencarinya

34.7K 2.8K 138
                                    

"Akh!!"

Axel membanting tubuh Zio keatas kasur kamarnya dan mengunci pintu kamarnya. Zio sekarng sangat ketakutan melihat tatapan tajam milik Axel.

Perlahan, Axel menghampiri Zio dan mengukung tubuh Zio hingga tak bisa bergerak.

"Hiks lo mau apa!? pergi!" isak Zio yang ketakutan.

"Ssth.. jangan nangis, lo jelek kalo nangis gini" ucap Axel yang menghapus air mata Zio.

Cup

Axel mengecup singkat leher Zio kemudian membuat tanda kissmark di leher Zio.

Zio terus meronta mendorong tubuh Axel dengan kuat namun tetap tak berhasil. Kekuatannya kalah dengan Axel yang memiliki tubuh lebih besar darinya.

Zio menggeleng-gelengkan kepalanya "Hiks kumohon hiks lepas! Axel! jangan hiks"

Axel memegang kerah seragam Zio yang sedari pagi melekat pada tubuh Zio.

Krak!!

Axel merobek seragam Zio hingga semua kancingnya terlepas dan membuangnya ke sembarang arah. Zio terus menangis berusaha melepaskan diri dari kukungan Axel.

"Axel kumohon jangan"

Plak!

Axel menampar keras pipi Zio dan memintanya untuk diam. Zio terdiam merasakan panas dan perih pada pipinya akibat tamparan yang didapat dari Axel.

Tangan Axel menggerayangi tubuh Zio yang seputih susu dengan beberapa bekas luka cambukan dibadannya.

"B-berhenti hiks kumohon" isak Zio yang berusaha membujuk Axel agar melepaskan dirinya.

"Diam dan nikmati Zio" ucap Axel dengan suara serak menggodanya. Bukan Axel namanya jika harus mendengar dan mengikuti kata orang lain.

Untuk pertama kalinya, Axel memanggil Zio dengan sebutan nama bukan lagi homo atau si gay.

Tangan Axel perlahan turun dan menurunkan resleting celana Zio pelan. Zio terus memberontak namun sia-sia tenaganya sama sekali tak cukup.

"Le-pash Axel agh.."

Ssttthh masih kecil, gaboleh 🤫🙈

Setelahnya, Axel melanjutkan aksinya dengan memperkosa Zio hingga pagi menjelang.




.

Pagi hari tiba dengan matahari yang baru muncul dari arah timur. Kicauan burung dan suara alarm membangunkan sang insan yang tertidur di dalam kamar mewahnya.

"Eungh.. ssh" lenguh Axel yang terbangun dari tidurnya dan meringis kala rasa pusing datang. Ia memijat pelan kepalanya guna mengurangi rasa pusingnya.

Axel melihat sekeliling kamarnya, keningnya berkerut saat melihat kamarnya begitu berantakan. Axel mencoba mengingat kejadian semalam. Matanya melebar kala ia mengingat apa yang telah dilakukannya pada Zio semalam.

Mata Axel menangkap sebuah seragam yang sudah robek dan tergeletak di lantai. Axel bangkit dari kasur lalu berjalan mendekat dan mengambil seragam itu. Ia ingat jika seragam itu milik Zio.

Axel menghela nafas pelan kemudian pergi untuk membersihkan diri dan bersiap pergi ke sekolah. Ia akan mencoba berbicara dengan Zio perihal semalam.

Apakah Axel merasa bersalah?

Sebenernya hanya ada sedikit rasa bersalah dari Axel pada Zio. Sisanya, hanya rasa jijik saat melihat Zio nanti.

Sesampainya di sekolah.

XelZio|•|✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang