09. Mantai

32.3K 2.3K 92
                                    

Malamnya...

Cklek

Axel datang dengan membawa nampan berisikan sepiring makanan untuk Zio. Axel masuk dan melihat Zio masih terlelap diatas kasur setelah lelah menangis dan sempat pingsan tadi.

Axel menaruh nampan makanannya di atas nakas dan beralih membangunkan Zio karena ini sudah lebih dari jam makan malam. Axel menunduk, tangannya mengelus rambut Zio lembut lalu berbisik ditelinga Zio. "Zio wake up~"

Perlahan mata Zio terbuka dan seseorang yang dia lihat pertama yakni Axel dengan wajah tampannya.

"Makan dulu, lo belum makan dari siang, lo tadi gak dateng kan ke kantin? lo juga gak makan makanan yang gue beliin malah lo beri ke anak kecil." ucap Axel yang tau tentang apa yang dilakukan Zio tadi siang saat disekolah.

Zio menoleh terkejut, ternyata Axel tau apa yang dia lakukan tadi siang. Zio memberikan makanan yang diberi oleh Axel pada seorang anak kecil yang berdiri didepan gerbang sekolah dengan pakaian lusuh dan berantakan dan sepertinya kelaparan.

Zio menundukkan kepalanya merasa bersalah dan malu karena apa yang dilakukannya terciduk oleh Axel.

"Makan" ucap Axel yang menyodorkan sesendok nasi didepan mulut Zio.

Zio terdiam sejenak lalu sesaat membuka mulutnya menerima suapan nasi dari Axel. Zio menerima suapan dari Axel hingga makanan tersebut habis ludes bersih. Pinter banget dedek Zii gueh

"Sudah habis, lo tidur lagi aja, pasti capek" ucap Axel sambil mengusap kepala Zio gemas.

"Besok gue bakal cari kerja, nanti kalo uang gue udah terkumpul, gue bayar biaya tinggal gue disini dan mencari kontrakan sendiri" ucap Zio pada Axel.

Wajah Axel berubah datar menatap Zio. Jantung Zio berdegup kencang, takut jika nanti Axel akan marah padanya.

"Gak! lo tetap disini! rumah ini rumah lo juga Zio!" ucap Axel dengan nada penekanan.

Zio menundukkan kepalanya dan meremat jemarinya "Ini bukan tempat gue" ucap Zio lirih.

"Terserah!" Axel benar-benar kesal karena ia merasa jika Zio sangat ingin pergi darinya.

Zio terdiam lalu merebahkan tubuhnya kesamping dengan berbalut selimut yang hangat. Axel mengambil remote AC dan menaikkan suhu AC guna menghangatkan kamar kemudian pergi keluar dari kamar meninggalkan Zio tidur.

"Gue harus secepatnya cari kerja, gue gamau bergantung sama Axel terus." batin Zio yang perlahan menutup matanya dan mengarungi alam mimpi.

Keesokan harinya.

Di hari Minggu.

Libur yeayy

Di pagi hari yang cerah, burung-burung berkicauan diatas pohon, dan cahaya mentari pagi yang hangat masuk kedalam sebuah kamar yang ditempati dua orang dalam satu kasur.

Dua orang?

Mata Zio terbuka perlahan dengan sayup-sayup. Ia menguap lebar lalu menolehkan kepalanya kesamping. Mata Zio terbelalak melihat seorang pria yang tidur disampingnya menghadap Zio.

Raut wajah Zio seketika berubah menjadi biasa. Ia menatap wajah teduh dan tenang milik Axel. Tampan, itu gambaran yang cocok untuk Axel saat ini. Hidung mancung, mata tajam dengan bulu mata yang lentik, alis yang terukir tajam, bibir yang sedikit tebal dan rahang yang tegas. Sangat sempurna untuk seorang siswa SMA.

Tangan Zio perlahan terulur mengelus lembut rahang tegas milik Axel sambil terus memandangi wajah tampan Axel.

"Gue tau gue ganteng jadi gausah ngeliatin gue sampe segitunya" ujar Axel dengan mata terpejam.

XelZio|•|✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang