Hingga sekarang Zio masih berada di rumah sakit dengan Axel yang selalu setia menemani Zio dan membantu Zio untuk masalah keperluan pribadi. Ingatan tentang Zio yang terhantam mobil kemarin menjadi trauma bagi Axel.
"Zio~ aku tidur di sampingmu ya?" tanya Axel yang meminta izin pada Zio.
"Um baiklah, sini"
Axel mengangguk dan mulai memposisikan diri untuk bersandar di samping Zio. "Jangan pergi"
"Enggak Axel, aku gabakal pergi. Udah lebih dari lima puluh kali kamu bilang gitu ke aku"
"Maaf, tapi aku takut"
"Ssshht udah.. semua baik-baik saja Axel. Bahkan aku sudah mendingan kok dan mungkin besok udah boleh pulang?"
"Um nanti kalo pulang, aku aja yang masakin makanan buat kamu. Gantian"
"Haha baiklah, semoga enak masakan kamu"
"Harus dong"
Axel tersenyum dan bersandar dengan nyaman di dada Zio. Ia menutup matanya dan mulai terlelap dengan damai. Zio mengelus lembut kepala Axel dan tersenyum tipis.
Tes
Satu tetesan air mata keluar dari sudut mata Zio, sekarang pikirannya kembali berputar pada ingatan yang dulu. Ia mulai berpikir bagaimana kelanjutan dirinya dengan Dara? Zio merasa yakin bahwa ada seseorang dibalik kecelakaan yang dia alami. Ada yang dengan sengaja mencelakai Zio. Tapi, Zio masih memilih diam.
"Maaf.. karena aku begitu lemah dan gak berguna" lirih Zio.
"Zionya Axel kuat, buktinya masih bisa bertahan sampai sekarang" ucap Axel yang masih sadar belum benar-benar tertidur.
Zio tersenyum bahagia karena bisa sedekat ini dengan Axel. Kebahagiaan ini akan selalu Zio ingat selamanya.
"Axel"
"Hm?"
"Boleh aku bertanya?"
"Tanyakan apapun, aku akan menjawabnya"
Zio terdiam sejenak dengan hati yang ragu ia mulai bertanya. "Bagaimana dengan pertunanganmu? bukankah acaranya hari ini? dan kau tidak bersiap?"
Axel melepaskan pelukannya lalu beralih duduk di kursi samping ranjang Zio. Mata tajam Axel menatap tajam Zio dengan tangan yang terkepal erat seakan menahan rasa kesal dan amarah.
"Zio.. apapun yang kamu lihat dan kamu dengar, kumohon tetap percaya padaku. Aku berjanji tidak akan pergi darimu dan akan selalu menjagamu sesuai janjiku" jelas Axel.
Zio terdiam dengan wajah sendu sedihnya. Dari penuturan Axel, bukankah sudah jelas bahwa pertunangan itu akan benar-benar terjadi?. Zio menundukkan kepalanya dan meremat jemarinya menahan rasa nyeri dihatinya.
"Axel.. jika aku meminta padamu untuk meninggalkanku setelah kau bertunangan dengan Dara, bagaimana?" tanya Zio dengan tatapan memohon.
"Are you crazy Zio? gak! aku gak akan ninggalin kamu setelah apa yang sudah terjadi padamu saat aku meninggalkanmu sendiri di pantai waktu itu Zio!" ucap tajam Axel.
"T-tapi-.."
"Sudahlah! aku mau pergi ke suatu tempat sebentar. Jangan kemana-mana tetaplah disini hingga aaku kembali" ujar Axel yang bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Zio sendirian.
Zio menatap nanar punggung tegap Axel yang pergi entah kemana. "Maaf.." batin Zio.
.
Tak berselang lama setelah Axel pergi.
Cklek
Pintu terbuka dan menampilkan seseorang pria dengan baju hitam dan masker hitam juga kacamata. Mendadak suasana menjadi mencekam setelah pria itu mengunci pintu dan berjalan perlahan kearah Zio dengan membawa sebuah suntikan di tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
XelZio|•|✓END
Romance[TERBIT] [BAB MASIH LENGKAP] Axel dan Zio. Zio yang menjadi bahan bully oleh semua murid di sekolahnya terutama remaja lelaki bernama Axel. Dan Zio tertarik pada seseorang yang seharusnya dia benci. Axel yang selalu membully Zio tanpa ampun setiap...