Kini semua orang ada di ruang tamu sembari berbincang. Axel dan Zio tidak menyangka jika kakek Demian adalah seorang gay juga dan sudah menikah dengan pria idamannya, Geraldo.
Geraldo adalah seorang ketua mafia yang kejam dan bekerja di perusahaan yang dipimpin oleh Demian hanya untuk melakukan sebuah rencana menangkap seseorang dan menemukan suatu rahasia dari anggota mafia lain yang bersembunyi dengan menyamar sebagai karyawan di perusahaan Demian.
Hingga suatu hari Geraldo terpikat dengan kecantikan dan kelembutan Demian pada seorang anak kecil yang tinggal di panti asuhan. Dan ternyata panti asuhan itu milik Geraldo. Pria itu mulai mengejar Demian dan berakhir menjadi suami istri.
Dan ya, pertemuan mereka terjadi setelah tiadanya istri Demian.
"Jadi.. kakek merestui hubungan kami?" tanya Zio dengan ragu.
Kening Demian berkerut, "Siapa yang bilang saya akan merestui kalian dengan cuma-cuma?"
Axel yang awalnya merasa lega saat tahu Demian seorang gay juga dan hatinya sudah mantap jika Demian pasti merestui hubungannya, sekarang kelegaan itu retak seketika mendengar ucapan Demian yang belum merestui hubungannya dengan Zio.
"Apakah ada yang kurang dari saya kakek?" tanya Axel.
"Nah itu dia, siapa yang menyuruhmu memanggilku kakek? aku bukan kakekmu" ucap Demian dengan tatapan tajam namun juga senyum terukir.
Axel merutuki dirinya sendiri karena memanggil Demian dengan sebutan kakek. "Maaf tuan Leander"
Demian menolehkan kepalanya menatap Geraldo sebentar, ia terdiam sejenak kemudian kembali menatap Axel.
"Ikut denganku ke belakang" ucapnya yang bangkit dari duduknya dan disusul oleh Axel.
Mereka berdua berjalan pergi meninggalkan Zio sendirian bersama Geraldo. Dengan gugup dan sedikit takut Zio tersenyum kecil pada Geraldo yang memasang wajah sangar datarnya.
"Uhh Zio takut kakek" batin Zio.
"Berapa usiamu?" tanya Geraldo dengan suara baritonnya.
"D-delapan belas kakek" jawab Zio gugup.
"Masih sangat muda, bagaimana bisa kau memiliki keinginan untuk bertunangan secepat ini?" tanya Geraldo dengan tatapan dingin pada cucunya.
Wajah Zio berubah menjadi sendu, dia menundukkan kepalanya sembari meremat jenarinya. "Ceritanya panjang kakek, Zio masih belum bisa menceritakannya pada kakek Geral atau pun kakek Demian" balas Zio.
"Kami akan setia menunggu sampai kau siap untuk memberitahu kami" ucap Geraldo yang dibalas anggukan pelan dari Zio.
Sementara di taman belakang, terdapat dua orang pria dengan posisi berbeda. Axel sibuk dengan tanaman yang akan ia tanam atas perintah Demian, tidak hanya satu tanaman melainkan ada puluhan tanaman yang harus ia tanam di taman yang luas tersebut.
"Yang semangat kerjanya!" titah Demian yang duduk santai di kursi dengan taman sambil menyesap teh hangat yang dibuatkan oleh Indah.
"Baik tuan" balas Axel dengan senyum capek.
Demian terus melihat gerak Axel yang sibuk menanam.
Perlahan ia menaruh cangkir teh dari tangannya dan berjalan menghampiri Axel. Langkah kakinya berhenti tepat di samping Axel, ia berjongkok kemudian membantu Axel menambahkan tanah untuk tanaman yang ditanam.
"Apa yang sudah terjadi pada cucuku selama ini?" tanya Demian dengan raut datar dan tangan yang sibuk menekan tanah.
Axel menatap Demian sejenak kemudian kembali menunduk sok-sok an merapikan tanah. "Buruk.. Zio sudah mengalami hidup yang buruk tuan Leander" jawab Axel dengan sendunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
XelZio|•|✓END
Romance[TERBIT] [BAB MASIH LENGKAP] Axel dan Zio. Zio yang menjadi bahan bully oleh semua murid di sekolahnya terutama remaja lelaki bernama Axel. Dan Zio tertarik pada seseorang yang seharusnya dia benci. Axel yang selalu membully Zio tanpa ampun setiap...