35. Mrs. S mati

17.3K 1.4K 13
                                    

Drap drap drap

Tidak ada suara apapun selain derap langkah kaki dari orang-orang yang berlalu lalang di koridor rumah sakit.

Zio sekarang tengah duduk di kursi tunggu depan ICU menunggu seorang dokter yang menangani Sarah keluar dari dalam ruangan.

Berbeda dengan Axel yang terduduk disamping Zio dengan perasaan yang tidak asing. Dia sama sekali tidak suka rumah sakit setelah kejadian yang menimpa Zio dulu. Rasa takutnya masih ada jauh dalam hatinya, bayang-bayang Zio yang meregang nyawa dihadapannya pun masih tersimpan jelas. Aish Axel sangat benci rumah sakit.

Cklek

"Maaf adakah yang bernama Zio?" tanya dokter yang keluar dari dalam ruangan.

Zio langsung berdiri dan menghampiri sang dokter. "Saya dok" jawab Zio.

"Anda ditunggu didalam oleh pasien" ucap sang dokter yang mempersilakan Zio masuk kedalam ruang ICU.

Zio masuk kedalam dan sudah tak bisa dibendung lagi air matanya yang terus mengalir deras di pipi halusnya. Tatapan Zio tertuju lekat pada Sarah yang terbaring lemah dan menatap Zio dengan tatapan sendu juga menahan rasa sakit akibat luka bakar di tubuhnya.

"Zio.." panggil Sarah pelan.

"Bibi jangan bergerak dulu, bibi masih sakit" ucap Zio yang mencegah Sarah agar tidak banyak bergerak.

Tatapan Sarah berubah menjadi sendu menatap wajah Zio dan menatap dalam mata Zio yang menyiratkan kekhawatiran.

"Zio.." panggil Sarah sekali lagi.

"Iya bi, Zio disini" ucap Zio yang berusaha menahan isakannya didepan Sarah.

"Bibi mau mengatakan sesuatu"

"Lebih baik bibi istirahat dulu ya bi, bibi masih sakit" keluar sudah air mata Zio yang tidak tega dengan keadaan Sarah. Seluruh tubuhnya begitu merah dengan kulit yang mengelupas.

"Tidak.. harus sekarang"

Sarah terdiam sejenak menatap Zio dengan air mata yang mulai keluar. "Kau bukan ponakanku dan aku bukanlah bibimu" ucap Sarah pada Zio dengan bersungguh-sungguh.

Zio terdiam mematung mendengar ucapan Sarah, bibirnya terasa kaku hanya untuk mengeluarkan suaranya.

"Aku hanya orang jahat yang sudah menculikmu saat kau kecil Zio" ucap Sarah sekali lagi.

"Bibi.. bohong kan?" tanya Zio dengan bibir bergetar dan suara parau.

Sarah menggelengkan kepalanya pelan seakan membenarkan ucapannya dengan sungguh-sungguh.

"BIBI BOHONG KAN?!!" teriak Zio yang merasa bahwa Sarah tengah bercanda dengannya sekarang.

"Zio maafkan bibi sungguh bibi minta maaf, bibi-.."

"Cukup hiks" ucap Zio yang mulai terisak, ia menggelengkan kepalanya pelan. "Sudah cukup bibi, aku tidak peduli apakah bibi Sarah memang bibiku atau bukan. Aku hanya memiliki bibi untuk menjadi keluargaku hiks" isak Zio.

"Zio.. maafkan bibi, bibi minta maaf atas kesalahan bibi dulu"

"Hiks sudah lebih baik bibi istirahat dulu biar cepat sembuh"

Sarah menggelengkan kepalanya pelan sembari menahan rasa sakit di sekuruh tubuhnya. "Sakit Zio, ini balasan karena bibi sudah jahat sama kamu" ucap Sarah yang meneteskan air matanya.

Zio menggelengkan kepalanya, "Bibi harus sembuh"

Sarah terdiam dengan air mata yang mengalir deras dan penyesalan yang begitu mendalam. Rasa sakit di tubuhnya belum seberapa dengan rasa sakit yang diterima Zio dulu akibat ulahnya.

XelZio|•|✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang