33. Rusak

18.5K 1.5K 53
                                    

Pagi yang begitu cerah menemani hari yang menjadi hari bahagia Zio karena di hari ini, Zio sudah bisa kembali masuk ke dalam sekolah dan akan bertemu dengan tugas-tugas yang ia rindukan.

Ckiit

Sebuah mobil mewah berhenti di parkiran sekolah dan terus menerus dilirik siswa/siswi yang melewatinya. Axel keluar dari dalam mobilnya lalu berjalan memutar dan membukakan pintu mobil untuk pacar.. ralat! tunangannya, Zio.

"Terima kasih Axel" ucap Zio yang keluar dari dalam mobil dan tersenyum lembut pada Axel.

"Hm, terima kasih juga" ucap Axel pada Zio yang membuat Zio mengernyitkan dahinya bingung.

"Terima kasih untuk apa?" tanya Zio.

Axel menggenggam tangan Zio lembut dan tersenyum. "Terima kasih karena sudah hadir dalam hidupku" ucapnya gombal pada Zio membuat jantung Zio berdebar kencang dan merasa seakan ada kupu-kupu terbang dalam perutnya.

Zio terus tersenyum pada Axel lalu secara tiba-tiba ia mendengar bisikan-bisikan kecil di sekitarnya oleh murid-murid yang berjalan melewati mereka berdua.

Hati Zio kembali tak tenang, merasa bahwa sekarang Zio harus berjuang kembali pada masa kelamnya. Zio menundukkan kepalanya, matanya terus bergerak gusar kesana-kemari menahan rasa takut dan berusaha menghilangkan rasa rakutnya.

Axel yang melihat Zio yang tiba-tiba berubah murung pun mengusap kepala Zio lembut dan tersenyum. "Semua akan baik-baik saja, percaya padaku Zio" ucap lembut Axel.

Zio mendongakkan kepalanya kemudian ia tersenyum dan mengangguk pelan. "Um ada Axel, maka aku akan baik-baik saja"

Puk!

"Woy! berduaan aja nih sepasang kekasih yang baru saja tunangan" ucap Kevin yang datang langsung merangkul pundak Axel.

"Hm" balas Axel yang malas dengan kehadiran satu sahabatnya yang begitu menjengkelkan.

"Gak asik lo! ham hem doang!" kesal Kevin yang melepaskan rangkulannya dari pundak Axel. Zio hanya diam menatap interaksi dua pria di hadapannya ini. Sesekali Zio terkekeh pelan mendengar percakapan garing dari Kevin dan Axel.

"Lah itu si homo ga sih?"

"Iya itu si homo, dengar-dengar dia habis kecelakaan"

"Hah beneran? kenapa gak mati sekalian?"

"Gila lo! kalo dia mati gaada bahan bullyan lagi dong"

"Lagian udah gaada gunanya juga kita bully dia, orang dia kan sekarang budaknya Axel"

Berbagai bisikan-bisikan kecil dari murid yang berjalan melewati mereka dan memandang rendah Zio yang terdiam menunduk. Tidak mungkin Zio dan yang lainnya tidak mendengarnya, terdengar jelas di telinga Zio mendengar kata budaknya Axel. Itu membuat hati Zio sedikit sakit.

Axel menatap tajam murid yang bergosip tentang Zio tersebut dengan tatapan membunuh. Axel sangat tidak suka dengan topik mereka, walaupun Axel sendiri tahu jika semua ini terjadi karenanya. Axel menatap marah dengan kilatan tajam pada matanya, kakinya melangkah ingin menghampiri murid tersebut namun langkahnya terhenti kala merasakan tangan kecil yang menarik lengannya.

"Jangan" ucap Zio singkat dan dengan nada sedikit dingin.

"Zio-.." ucapan Axel terpotong saat Zio melepaskan tarikan tangannya di lengan Axel lalu berjalan menuju murid yang sudah menjelekkan dirinya tadi.

PLAK!!

Dengan keras Zio menampar wajah seorang gadis yang memulai topik obrolannya dengan teman-temannya. Dia Clara...

XelZio|•|✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang