30. Lope-lope

24.6K 1.7K 29
                                    

Zio terduduk di ranjang sembari menatap keluar jendela menampilkan suasana malam yang hening dan gelap. Zio sempat tertidur tadi, namun ia terbangun saat bermimpi tentang kecelakaan yang dia alami kemarin.

Cklek

Zio menoleh dan tersenyum senang melihat Axel datang.

"Baby.. kenapa belum tidur?" tanya Axel yang menghampiri Zio.

Zio memeluk Axel erat dan menghirup aroma wangi dari tubuh Axel. Zio yakin Axel baru saja selesai mandi.

Ya, Axel datang ke rumah dan langsung membersihkan diri dari darah yang menempel agar Zio tidak takut padanya.

"Axel darimana aja?" tanya Zio.

"Ada keperluan sebentar by.. kenapa gak tidur?"

Zio melepaskan pelukannya dan menggeleng pelan, "Aku tadi tidur, cuman kebangun lagi gara-gara mimpi buruk" ucap Zio yang sedikit takut karena masih sedikit trauma dan merasa sedikit malu saat Axel memanggilnya dengan sebutan baby.

"Baiklah, sekarang tidur lagi ya. Istirahat yang cukup biar Zio cepet sembuh"

"Um, boleh minta di elus gak punggung Zio?" tanya Zio yang meminta agar Axel mengelus punggung Zio.

"Boleh dong, kenapa gak? apapun bakal Axel turuti jika itu yang Zio minta"

Zio memeluk Axel dan menyamankan dirinya kemudian menutup matanya perlahan. Dengan telaten Axel mengelus punggung Zio lembut sembari menatap wajah cantik Zio yang menjadi candunya saat ini.

"Axel.. apa yang kamu lakukan pada Dara?"

"Hm? apa yang aku lakukan?"

"Jangan balik bertanya, jawab saja pertanyaanku!" kesal Zio.

"Hanya memberinya sedikit pelajaran"

"Pelajaran apa?"

"Pelajaran matematika, fisika, dan bahasa Thailand?"

Zio berdecak kesal, "Axel! serius"

Axel tertawa melihat Zio yang merasa kesal. "Iya iya maaf. Axel cuma melaporkan Dara ke polisi saja Zio" bohong Axel.

"Tapi kenapa? kan Dara gak salah apa-apa"

Kening Axel bertaut dan menatap Zio. "Hm? gak salah? dia sudah berusaha membunuhmu Zio, apa kau tidak ingat?"

Zio menunduk dalam dan apa yang dikatakan Axel itu benar.

"Axel, bagaimana bisa kau memiliki pemikiran untuk memasangkan cincin ini di jariku?" tanya Zio yang sedari tadi memikirkan hal itu dengan mengangkat tangannya dimana cincin pertunangan terpasang di jemarinya.

"Itu rencanaku dengan mama. Aku terus menyelidiki kecelakaan yang menimpamu Zio, dan aku menemukan bahwa mobil yang menabrakmu itu mobil milik Dara. Akhirnya aku dan mama berencana membuat drama ini"

"Begitu ya.. jadi Dara yang sudah mencelakaiku. Tapi kenapa?" ucap sendu Zio yang merasa bahwa seharusnya Dara tidak perlu melakukan itu jika demi bertunangan dengan Axel.

"Sssthh sudah, kenapa sekarang jadi bahas Dara? lebih baik Zio tidur dan istirahat" ucap Axel yang mengalihkan pembicaraan kemudian lanjut mengelus punggung Zio.

"Axel.. apakah pertunangan kita ini sah?" tanya Zio.

"Tentu saja sah, bukankah semua orang yang hadir kemarin menjadi saksi pertunangan kita?"

"A-aku tidak menyangka jika aku akan bertunangan denganmu" ucap Zio malu-malu dengan wajah yang merah dan memanas.

Axel tersenyum senang, "Dan akhirnya perasaan lega kini kurasakan setelah semua hal yang terjadi akhir-akhir ini. Zio aku sangat mencintaimu".

XelZio|•|✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang