08. Sakit

33.2K 2.5K 125
                                    

Axel sekarang sudah berada di cafe BaBa bersama sahabat tololnya. Sedari tadi Axel terus melamun dengan pikiran yang terus mengarah pada Zio. Ia khawatir dengan keadaan Zio hingga Axel tak menghiraukan bacotan dari teman-temannya.

"Xel! lo napa si diem mulu kek anjing bego?!!" tanya kesal Edgar pada Axel yang sedari tadi ocehannya tak didengar oleh Axel.

"Hm" jawab singkat tidack mood-nya Axel.

"Napa lo?! mikirin Zio?" tanya Kevin sambil menaik turunkan alisnya.

Axel diam sejenak kemudian menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Gak" jawab singkat Axel yang bertentangan dengan hati dan pikirannya.

Berbohong itu sarang dosa~.

"Halah tai!" ujar Kevin.

"Emang kenapa dengan Zio sama Axel? si Axel suka sama Zio?!!" tanya Edgar dengan mata binarnya..

Kevin mengedikkan bahunya tidak tahu "Gatau, tadi Axel berduaan sama Zio didepan gerbang sekolah. Waktu gue tanya, katanya Axel lagi bully si Zio, tapi gue gak percaya" jelas Kevin.

"Ck! lo kalo gak percaya terserah!!" kesal Axel.

Drrttt drttt

Ponsel Axel berdering, ia membuka ponselnya tertera nomor tak dikenal. Kening Axel berkerut dan dengan cepat ia mengangkat telepon tersebut.

"Halo"

"Halo mas.. ini orang yang harus saya jemput yang mana ya? dari tadi saya muter-muter sekolah tapi gak nemu anak yang namanya Zio" ucap seseorang yang menelpon Axel dan ternyata itu adalah si ojol yang menjemput Zio.

Raut wajah Axel berubah menjadi panik dan khawatir.

"Apa?! badannya kurus kecil, terus pakai seragam baru, dia juga pakai tas berwarna hijau pastel pak" ujar Axel yang menjelaskan ciri-ciri Zio.

"Loh ciri-ciri nya kok sama kayak yang saya temui pertama tadi.. tapi dia bilang kalo dia bukan Zio mas namanya"

Axel terdiam sejenak dengan perasaan tak karuan.

"Yaudah pak gausah dicari lagi, bapak lanjut kerja saja. Saya kirim bayarannya lebih pak, terima kasih"

"I-iya mas sama-sama"

Sambungan telepon itu diputus sepihak oleh Axel dan segera mentransfer kang ojek tadi.

Transaksi berhasil!
Rp.1.000.000 berhasil terkirim kepada S****x.

Selesai mentransfer kang Ho-jek, ia segera pergi tanpa babibu meninggalkan teman-temannya di cafe BaBa.

Disisi lain, kang Ho-jek tengah melototkan matanya melihat jumlah transferan dari Axel. "Astaga holang qaya!" gumam kang Ho-jek dengan mulut melongo lebar.

Axel pergi menyusuri jalan, ia kesal karena tidak tahu dimana keberadaan Zio sekarang, apalagi Zio tak memiliki ponsel.






.

Langkah Zio berhenti tepat didepan pintu rumahnya. Mata Zio menatap pintu tersebut dengan tatapan entah apa, yang pasti ia merasa sakit saat mengingat kejadian kemarin.

Tok.. tok.. tok..

Zio mengetuk pintu rumahnya dan beberapa saat kemudian, pintu tersebut terbuka menampilkan Sarah, bibi Zio.

Cklek

"Darimana aja lo hah?!" tanya Sarah dengan tatapan tajam.

Zio terdiam menunduk takut pada Sarah.

XelZio|•|✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang