20. Flashback yang menyakitkan

21.9K 1.7K 32
                                    

Di tengah malam yang hening didalam kamar yang gelap. Dua insan manusia berada di atas kasur dengan satu yang masih setia membuka matanya.

Zio, dia tidak bisa tidur sedari tadi karena memikirkan sesuatu yang terus berada dalam otaknya. Tadi Zio hanya berpura-pura tidur agar pria disampingnya bisa ikut terlelap. Setelah pria disampingnya terlelap, maka Zio kembali membuka matanya dan berdiam diri sembari menatap langit-langit kamar.

Axel yang berada di samping Zio bergerak dan membalikkan badannya ke arah Zio kemudian memeluknya. Perlahan, mata Axel terbuka melihat Zio yang masih membuka matanya menatap kosong langit kamar.

"Zio.. kenapa gak tidur? udah malem, lo harus tidur" ucap Axel dengan suara serak dan terlelap kembali.

Zio menolehkan kepalanya menatap wajah tampan Axel yang kembali memejamkan matanya karena sangat mengantuk. Zio mengamati setiap inci wajah Axel yang begitu tampan dengan rahang tegas dan kokohnya. Tangan Zio terulur membelai pelan rahang Axel dan terus menatapnya dengan pandangan yang menyimpan begitu banyak rahasia.

"Axel.. aku mencintaimu, tapi kamu bukan milikku dan gak akan pernah jadi milikku, aku harus menjauh darimu Axel" lirih Zio dengan air mata yang mengalir dari sudut matanya. Sedih mengingat bahwa Axel tidak mencintainya dan lebih sedih lagi saat Zio tahu jika dirinya harus pergi dari Axel.

Cup

Zio mengecup kening Axel lama dengan air mata yang terus mengalir tetapi tidak sampai menetes di wajah Axel. Zio melepaskan kecupannya dari kening Axel dan membalikkan tubuhnya kemudian menutup matanya untuk segera terlelap.

Tanpa Zio sadari, semua yang dilakukannya tadi dirasakan dan didengar oleh Axel. Sedari tadi Axel hanya pura-pura tidur karena ingin tahu apa yang dilakukan Zio hingga tidak tidur.

Mata Axel menatap punggung Zio dengan wajah datar. Raut wajahnya berubah sendu mengingat kata-kata yang diucapkan Zio tadi. Tapi sesaat muncul perasaan was-was dan resah mengingat Zio yang mengatakan "...aku harus menjauh darimu Axel"

"Gak, lo gak boleh pergi Zio. Gue gak bakal biarin lo pergi jauh dari gue!" batin Axel penuh kekesalan.

"Lo bilang lo cinta sama gue kan..? jadi lo gak akan pernah pergi dari gue, lo gak boleh pergi!" batin Axel sekali lagi dengan tatapan tajam menatap punggung Zio yang sudah tertidur lelap.




.

Pagi harinya, di sekolah.

Zio tampak melamunkan sesuatu dengan mata mengarah ke luar jendela kelas dan tak menghiraukan guru yang sibuk menjelaskan materi.

Entah apa yang dipikirkan Zio, semua itu membuat Axel sedikit uring-uringan karena menurutnya Zio sedang memikirkan bagaimana caranya untuk menjauh darinya.

"Zio" Axel mencoba memanggil Zio pelan namun Zio sudah benar-benar terlarut dalam lamunannya.

"Zio" sekali lagi Axel mencoba memanggil Zio namun tetap saja tak ada sahutan dari sang empu.

Puk

Merasa ada sebuah tepukan pelan dipundaknya yang membuat Zio sedikit terkejut. Ia menoleh dan dilihatnya wajah tampan milik Axel. "Iya? ada yang gak kamu ngerti?" tanya Zio yang merasa Axel butuh bantuannya untuk menjawab soal materi.

"Lo yang gak ngerti, gue udah paham dengan materi hari ini. Lo ada masalah? kalo ada, cerita ke gue" ucap Axel penuh harap agar Zio bisa terbuka padanya.

Zio tersenyum lembut lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Aku gapapa, gaada masalah apapun" balasnya.

"Zio.. apapun masalah yang sedang lo hadapi, gue harap lo bisa terbuka ke gue karena gue gak suka dengan kebohongan" ucap Axel penuh nada tajam.

XelZio|•|✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang