25. Tragedi

22K 1.7K 47
                                    

Nih part mau dihapus, cepetan kalo baca







Kini sudah saatnya Axel menepati janjinya pada Zio dan Zio yang menepati janjinya pada Dara.

Di dekat pantai pasir putih dengan suasana sore yang menghangatkan dan senja yang begitu indah bersama cahaya yang memanjakan mata.

Axel dan Zio keluar dari dalam mobil dan Axel mulai menggandeng tangan Zio dengan mesranya. Mereka berjalan berdua mendekati bibir pantai, ombak kecil menyapu dan membersihkan kaki mereka yang terkena pasir. Dingin namun sangat nyaman dirasakan oleh mereka.

Axel menatap wajah cantik Zio. Dan sungguh, ia sangat mengagumi penampilan Zio saat ini dengan kemeja putih dan celana coksu yang dipakai Zio.

"Zio.. gue mohon jangan pergi dari gue" ucap Axel pelan karena merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi.

"..."

"Jangan pergi"

"..."

"Zio..?"

Zio menundukkan kepalanya dalam mendengarkan semua ucapan yang keluar dari bibir Axel. Zio tahu semuanya, Zio tahu segalanya. Sakit.. tapi takdir sedari dulu memang mempermainkan dirinya.

"Kamu bakalan tunangan besok" ucap Zio lirih dan mengejutkan Axel.

"Darimana lo tahu?"

Mata indah Zio mulai mengeluarkan cairan bening yang menyakitkan mengalir lembut di pipinya. Bibirnya terasa kelu, dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Zio sangat mencintai Axel, berkali-kali ia berusaha menyingkirkan perasaan itu namun tetap tidak bisa. Semakin Zio menjauh semakin besar cintanya pada Axel.

Jalan satu-satunya untuk bisa benar-benar menjauh dari Axel yaitu mengatakan kebenaran.

"Zio, gue terpaksa menerima perjodohan ini. Dan gue harus melakukannya" lirih Axel dengan raut sendunya.

"Axel.. ada satu kebenaran, kenyataan yang baru aku ketahui hiks"

Zio menghapus air matanya dan menarik nafas dalam-dalam. "Tuan Darion Keyxo adalah orang yang membunuh orang tuaku" ucap parau Zio.

Deg

Tubuh Axel menegang dan terkejut mendengar ucapan Zio. Pikirannya mulai berputar kesana kemari meresapi ucapan Zio.

"Apa maksud lo Zio?!" tanya Axel dengan nada sedikit tajam.

Zio mendongak dengan wajah sembabnya dan mulut bergetar. "Itu kebenarannya dan satu alasan kita gak bisa terus bersama Axel"

"APA MAKSUD LO!!" bentak keras Axel.

Axel maju satu langkah mendekat ke Zio dan mencengkram kuat bahu Zio yang bergetar.

"Zio gue gak tau tentang semua itu, dan apapun itu bukan alasan buat lo pergi dari gue" desis Axel tajam.

Zio memalingkan wajahnya lesamping enggan menatap pria didepannya yang sangat dicintainya. "Jangan egois Axel" lirih Zio.

"LO YANG EGOIS ZIO!! LO YANG KERAS KEPALA INGIN PERGI DARI GU-.."

"AKU LELAH AXEL!!!" teriak Zio yang memotong bentakan Axel membuat Axel bungkam seribu kata.

"Hiks aku lelah.. satu sisi aku mencintaimu tapi kamu enggak.. dan disisi lain aku menaruh kebencian dan rasa dendam yang selalu kupendam sendirian. Aku gak mau jadiin kamu bayang-bayang masa lalu keluargaku hiks" ucap parau Zio.

"Aku merasa sangat kehilangan saat orang tuaku pergi dan hidupku benar-benar sudah tiada sejak saat itu juga. Aku benar-benar hancur.. setiap hari kakiku terus melangkah begitu berat. Mencoba melangkah ke suatu tempat yang gak akan pernah aku temui hiks"

XelZio|•|✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang