10. Perasaan Zio

28.3K 2.2K 12
                                    

"Xel! gimana? ada perkembangan gak sama dedek Zio?" tanya Edgar yang melihat Axel datang ke kantin dan duduk di meja yang biasa mereka tempati saat istirahat sekolah.

"Pasti ada dong!! kan akhir-akhir ini Axel gak bully Zio lagi" ucap Kevin dengan senyum smirknya.

Axel menatap tajam kearah Kevin. Ia merasa kesal dan marah dengan Kevin, karena Kevin lah Axel menjadi memiliki rasa bersalah terhadap Zio.

Hah? Kevin?

Ya.. Kevin lah yang dulu pernah memberikan ide untuk memperkosa Zio hingga membuat Zio merasa hancur dan Axel akan merasa puas. Namun bukannya merasa puas, Axel malah merasa bersalah pada Zio atas apa yang dilakukannya. Dan ia menyesal karena menuruti ide laknat milik Kevin.

"Gak! gue lagi males buat bully si homo itu" jawab Axel.

"Halah asu! si homo si homo! lo sendiri aja udah jadi homo!" cibir Edgar.

"Homo Sapiens?" tanya Kevin dengan senyum jahilnya.

"Homo seksual anjeng!!" kesal Edgar pada Kevin yang seakan-akan polos. Padahal mah si Kevin otaknya paling pinter buat hal-hal begituan.

"Yaudah gausah ngamok gitu!" balas Kevin.

Axel dan Egi hanya bisa memutar bola matanya malas mendengar perdebatan dari dua manusia seme dari jaman purba itu.

Tak lama terlihat murid-murid yang ramai berlari meninggalkan kantin setelah mendapat kabar dari sosmed sekolah.

"Lah ini napa pada keluar semua?" tanya Edgar yang kebingungan.

Axel mendadak mencekal tangan salah satu siswa yang ingin ikut keluar kantin dan menatapnya tajam. "Apa yang terjadi?" tanya Axel dengan tatapan tajam.

"A-anu kak.. ada berita heboh di sosmed sekolah tentang k-kak Zio" ucap gugup siswa itu yang takut dengan tatapan tajam Axel.

Axel mencengkram kuat tangan siswa tersebut dan langsung menepis kasar tangan siswa itu. "Pergi!" ucapnya pada siswa tersebut yang langsung pergi meninggalkan kantin.

Axel membuka ponselnya dan mengecek akun sosmed sekolahnya. Rahang Axel mengeras saat melihat video yang tersebar di akun sosmed sekolah. Terlihat Zio yang tengah di bully di halaman belakang sekolah oleh murid-murid kelas 12.

Dengan perasaan marah, Axel bangkit dari duduknya dan pergi dari kantin diikuti ketiga temannya yang menyusul Axel.









.

Sesampainya di halaman belakang sekolah, mata Axel membelalak lebar melihat Zio yang tersungkur dengan wajah penuh lebam dan seragamnya yang berantakan dan sudah kotor dengan tanah.

Mata Axel menatap nyalang ketiga siswa yang berdiri dengan senyum puas melihat Zio yang lemah dengan nafas yang sesak.

Bugh!!

Satu pukulan keras mendarat di pipi salah satu siswa tersebut. Semuanya terkejut sekaligus takut melihat Axel datang dengan wajah penuh amarah. Axel menarik kerah siswa yang tersungkur karena pukulannya dan menatapnya tajam.

"Berani lo macem-macem sama Zio?!!" desis Axel yang dapat didengar oleh semua orang disana termasuk Zio yang masih sadar.

Zio sedikit senang dan lega karena mendapati Axel yang sepertinya ingin menolongnya.

"G-gue... dia pantas mendapatkannya xel! dia pantas direndahkan! dia homo lo tahu itu kan?!" ucap kesal siswa itu.

"Hanya gue yang berhak nyakitin dan bikin Zio menderita!!" balas Axel tajam.

XelZio|•|✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang