18. Siapa?

22.9K 1.8K 24
                                    

Brak!

Axel membuka pintu rumahnya kasar dan melohat Zio yang memejamkan matanya rapat dengan tangan yang menutup kedua telinganya. Kepalanya bergerak gelisah kesana kemari penuh takut. Mulutnya terus bergerak bergumam sesuatu.

"Zio!!" Axel berjalan mendekat ke Zio dan memangku kepala Zio.

"A-axel hiks tolong hiks pergi ja-ngan.." gumam Zio yang masih memejamkan matanya.

"Zio hei buka mata lo Zio!" Axel menggoyangkan tubuh Zio agar Zio membuka matanya dan sadar. Namun Zio tetap tidak mau sadar dan masih terus bergumam ketakutan.

"Hiks ng-gak hiks ja-ngan hiks pergi!"

Axel menatap sendu kearah Zio dan menghembuskan nafasnya pelan. "Sshh hei Zio ini gue Axel, buka mata lo Zio" ucap lembut Axel pada Zio.

Tubuh Zio sedikit tenang karena bisikan lembut dari Axel. Dengan perlahan Zio membuka matanya dan air matanya kembali luruh melihat Axel didepannya.

Grep!

Zio memeluk Axel dan menangis keras pada dada bidang Axel. "Hiks kamu kemana aja hiks aku takut"

"Sstthh udah semua udah baik-baik aja, ada gue disini. Lo gak perlu takut lagi" ucap lembut Axel yang menenangkan Zio sembari mengelus lembut punggung Zio.

Tak lama, Axel melepaskan pelukannya dan menatap Zio. "Lo istirahat dulu ya, istirahat di kamar gue aja malam ini" ucap Axel yang mengusap kepala Zio pelan.

Zio mengangguk pelan tanda setuju dengan ucapan Axel.

Axel bangkit dan memapah Zio berjalan ke kamar Axel. Sesampainya disana, Axel membaringkan tubuh Zio dan menyelimutinya. Axel mengelus rambut Zio sejenak dan tersenyum.

"Istirahat ya.."

Zio memegang tangan Axel menyuruh Axel untuk tidak meninggalkannya. "Jangan pergi, aku takut"  ucap Zio dengan suara parau.

"Gak bakal ada apa-apa.. lo tenang aja, gue mau ambil makanan dulu sebentar buat lo" ucap Axel dengan senyumannya yang lembut dan berjalan keluar dari kamar.










.

"Katakan."

"Tadi saat saya masih berada di dapur, terdengar suara kaca pecah yang sangat keras dari kamar tuan Zio. Dan tak lama, terdengar teriakan tuan Zio dari dalam kamar. Saya langsung bergegas ke kamar tuan Zio dan saat saya masuk kedalam, tuan Zio sudah meringkuk dekat kasur. Saya juga melihat sebuah batu, selembar kertas dan.... sebuah jari manusia" jelas maid yang menemui Zio saat Zio teriak tadi.

Deg

"Apa katamu?! jari manusia?"

Maid tersebut mengangguk, "Iya tuan"

Axel menggeram marah dan tangannya mengepal kuat menahan semua emosi yang ada dalam dirinya. Tak menunggu lama, Axel berjalan pergi ke kamar Zio.

Cklek

Dibukanya pintu kamar Zio dan betapa terkejutnya ia melihat kaca jendela yang begitu besar pecah. Axel berjalan perlahan dan pandangannya tertuju pada sebuah kertas yang tidak jauh darinya ada sebuah jari yang disebutkan oleh maid tadi.

Axel mengambil kertas yang kusut tersebut dan berjalan mengambil jari manusia yang ada didepannya. Ditelitinya jari itu, memang benar itu jari manusia. Jari manusia yang masih segar seperti baru dipotong dari orangnya.

Dengan wajah datar penuh kilat amarah, Axel membuka kertas yang dipegangnya dan cengkraman tangannya menguat pada kertas tersebut saat melihat tulisan didalamnya.

XelZio|•|✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang