19. Disuruh menjauh

24.5K 1.8K 62
                                    

Seminggu berlalu..

Seminggu pula Zio terus tidur di kamar Axel karena masih merasa takut untuk tidur di kamar yang biasa ia tempati dulu.

Masih belum ada tanda-tanda siapa pengirim teror. Bahkan sudah ketiga kali ini Zio terus mendapat teror berbagai macam benda mengerikan. Mulai dari lidah manusia, katak yang disayat-sayat hingga dua bola mata manusia.

Semua itu membuat mental Zio sedikit terganggu walaupun dia sendiri masih bisa mengontrolnya dan selalu ada Axel yang terus berada disisi Zio, bahkan sering bermanja pada Zio dan membuat Zio merasa aman. Walaupun selama seminggu ini Axel masih sering pergi tanpa bilang-bilang ke Zio ingin pergi kemana.

"Udah.. gausah dipikirin. Gue yakin Axel pasti bisa nemuin pelakunya" ucap Egi yang datang menemui Zio yang melamun didalam kelas di jam istirahat sekolah.

Zio tersenyum kearah Egi lalu mengangguk pelan. "Um.. makasih"

"Lah.. si homo bisa punya teman sekarang? sahabatnya Axel lagi, pake cara pelet apa lo?" tanya Siska dengan ejekan.

Beginilah, walaupun Zio kini sudah mulai dekat dengan teman-teman Axel. Namun ia masih mendapat berbagai bullyan dan ejekan dari murid lain. Hanya saja, tidak setiap hari Zio kena bully.

Egi mulai memasang wajah datar tajamnya.

"Gue temannya, dan gue juga homo. Sekarang lo mau apa? Siapa yang sering mengejek seseorang, 98% orang itu ingin menjadi seorang yang diejeknya. Jadi.. kalo lo ngejek Zio homo, berarti lo juga pengen nyobain gimana rasanya kehidupan homo itu. Gue saranin lo buat ngelesbi aja, biar tau rasanya cinta sesama jenis itu kayak apa!" ucap Egi yang menusuk dan savage ke Siska.

"Lo-..!!!"

"Apa?!" Egi berdiri dari duduknya dan menantang wajah ngeselin Siska.

Serasa kalah debat, Siska memutuskan untuk pergi meninggalkan Egi yang kini sudah tertawa keras. Jarang-jarang si pendiam bisa tertawa keras melihat derita orang lain.

Zio hanya bisa menatap Egi dengan senyum kecilnya. Zio tak menyangka bahwa Egi akan berkata seperti itu dengan beraninya pada Siska.




.
Sekarang, di sore hari menjelang malam. Seperti biasa, Zio berada di toko kue tempatnya bekerja. Dengan giat Zio bekerja dan sekali-kali bercanda ria bersama teman kerjanya. Disaat Zio sedang mengeluarkan kue-kue dari dalam oven, tiba-tiba Zio merasa ada sebuah tepukan pelan di pundaknya. Zio menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat salah satu karyawan toko yang memanggil Zio.

"Hei Zio.. ada yang nyariin kamu didepan" ucapnya pada Zio.

"Ohh.. baiklah, tolong gantikan aku sebentar ya"

"Siap"

Zio berjalan menuju depan dan tubuhnya terhenti kaku melihat seorang gadis cantik yang duduk di sofa pengunjung dan sangat Zio kenali siapa gadis itu. Dara, gadis yang pernah ditemuinya di acara fashion week milik Biancha.

"Hai Zio" sapa Dara dengan senyum cantiknya.

"H-hai.. cari aku?" tanya Zio.

"Iya, lo duduk dulu disini" ucap Dara yang mempersilahkan Zio untuk duduk didepannya.

Zio duduk dan menatap Dara dengan pandangan bertanya-tanya. Apa yang ingin Dara katakan hingga menemui Zio sendirian ditempat kerjanya?. Juga.. darimana Dara tahu jika Zio bekerja di sana?.

"Apa yang ingin kamu bicarakan denganku?" tanya Zio sopan pada Dara.

Dara menatap intens Zio kemudian ia tersenyum smirk kearah Zio membuat Zio sedikit takut dan gugup berhadapan dengan Dara yang menurutnya sedikit menyeramkan dengan senyuman itu.

XelZio|•|✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang