07. Ingat taruhan

30.4K 2.3K 87
                                    

Hari ini hari dimana Zio akan masuk kembali ke sekolah setelah 6 hari tidak masuk. Zio yang biasanya berangkat sekolah sendirian dengan berjalan kaki, kali ini Zio akan berangkat bersama Axel naik motor kesayangan Axel.

"Pegangan yang erat" ucap Axel pada Zio yang sudah naik di motornya.

Zio dengan gugup pegangan pada pundak Axel. Axel menghela nafas kasar lalu menarik kedua tangan Zio dan melingkarkannya ke pinggangnya.

Wajah Zio sudah merah semerah stroberi karena mendapat perlakuan manis dari Axel. Ia tak menduga bahwa sikap Axel akan berubah 180° padanya.

"Berangkaaattt" ujar Axel seperti Tisna pemain film ojek pengkolan.

"Pfft"

"Kenapa tertawa?" tanya heran Axel yang melihat Zio tertawa kecil dari kaca spionnya.

"Kamu lucu" ucap Zio dengan senyum lebarnya.

Dag

Dig

Dug

Serrr

Jantung Axel langsung berdegup kencang, melihat wajah manis milik Zio dan apa tadi? Zio memanggil Axel dengan sebutan 'kamu'? oh astagaaa.

Axel membalas dengan senyuman lewat kaca spionnya lalu fokus pada jalanan menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah, sesuai dugaan bahwa Zio dan Axel akan menjadi sorotan saat masuk kedalam sekolah.

Axel turun dan melepaskan helm Zio dengan penuh senyum. Tiba-tiba Axel teringat akan taruhan yang dia jalani bersama teman-temannya. Apa yang akan dilakukan Axel? bukan karena tidak ada uang untuk kekalahan dalam taruhannya, melainkan Axel yang tak pernah menerima kekalahan.

Hei Axel itu sangat kaya raya, keluarganya termasuk keluarga konglomerat yang memiliki perusahaan terbesar dari 5 negara.

Wajah Axel berubah menjadi datar dengan tatapan dingin kembali seperti dulu. "Zio.. masuk lo!" ucap Axel dingin dengan tatapan datar.

Zio menyadari perubahan tiba-tiba dari Axel. Ia dengan cepat menganggukkan kepalanya dan berjalan masuk meninggalkan Axel yang masih berada di parkiran sekolah. Zio paham dengan perubahan sikap Axel yang tiba-tiba itu. Jadi, dia mengiyakan saja ucapan Axel.

Axel menatap kepergian Zio kemudian mengusap wajahnya kasar. "Argh!! sialan!!" kesal Axel karena ia harus bersikap berbeda pada Zio saat di sekolah.

Zio masuk kedalam kelas sambil menundukkan kepalanya karena berbagai tatapan mata kini tertuju padanya.

"Lah si gay dah masuk sekolah! gue kira dia keluar dari sekolah ini!" bisik salah satu siswi kelas bernama Siska yang terdengar di telinga Zio.

Zio tak menanggapi bisikan-bisikan orang lain yang membicarakannya dan memilih fokus membuka buku dan membacanya sekaligus mengerjakan tugas-tugas harian di bukunya barunya.

Askaskask dedek gue rajinnya kebangetan gak kek para readers yang malesnya minta ampun ckckck.

"Heh homo! tumben lo masuk sekolah, pake seragam baru lagi. Dapet om-om mana lo?!" ejek Siska yang di lanjut dengan tawa keras untuk Zio.

"Bukan urusan kalian" jawab Zio pelan dan datar.

Brak!

Siska menarik seragam Zio kuat hingga Zio terjatuh karena kesal mendengar jawaban Zio.

"Lo udah mulai berani ya homo!!" desis Siska yang menatap tajam Zio dan menarik rambut Zio.

"Akshh" ringis Zio saat rambutnya ditarik kasar oleh Siska.

XelZio|•|✓ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang