• Prolog •

298 33 6
                                    

Terlihat raut dari wajah seorang pria yang mulai merasa bosan, karena sudah hampir satu jam telinganya mendengar celotehan satu pria lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlihat raut dari wajah seorang pria yang mulai merasa bosan, karena sudah hampir satu jam telinganya mendengar celotehan satu pria lainnya. Ya, mungkin akan lebih baik jika cerita yang keluar dari bibir sahabatnya adalah cerita baru. Tapi, dengan terpaksa kedua telinganya harus kembali mendengar cerita yang sudah hampir dua tahun ini diulang terus menerus tanpa bosan.

"Dan akhirnya kita perang lumpur, sampe kayak orang-orangan sawah," ucap Haikal, mengakhiri ceritanya dengan tawa kecil.

"Kal," panggil salah satu sahabatnya, membuat si pemilik nama menoleh.

"Heum?"

"Lo gak bosen cerita tentang dia terus? Hampir setiap hari selama dua tahun gue kenal kalian berdua, lho!"

"Mana mungkin bosen. Karena Setiap kali gue cerita tentang dia, itu semua berhasil ngilangin rasa kangen gue."

"Ya... iya, sih. Tapi, bisa, kan, ceritain cerita yang beda. Jangan yang itu itu terus. Bosen gua dengernya."

Haikal hanya terkekeh, lalu menoleh ke arah satu sahabat lainnya yang terlihat sedang fokus membungkus beberapa barang yang akan ia kirim ke kota di mana dirinya meninggalkan seseorang yang sangat ia sayangi.

"Ini aja, kan, Kal? Gak ada yang lain? Jangan sampe ada yang ketinggalan lagi kayak waktu itu. Ngerjain gue. Harus bongkar dan bungkus ulang."

"Iya. Dia mesennya cuma itu aja, kok!"

Gilang menggelengkan kepalanya tak habis pikir, begitu teringat isi dari dalam kardus tersebut, yang akan dikirimkan jauh-jauh dari Jepang. "Kal, segitu sukanya cewek lo sama bunga sakura? Gak sekalian aja nanti lo bawain pohonnya biar dia seneng sekalian," celetuknya.

"Kalo bisa udah gue bawa kali," jawab Haikal seraya terkekeh sambil melirik sahabatnya yang kini tertawa, karena satu sahabat mereka itu berpikir jika gadis tersebut merupakan kekasihnya.

"Gue heran aja. Kok, si Kyuhyun betah denger cerita lo selama hampir enam tahun kalian berdua saling kenal. Gue yang baru dua tahun aja udah bosen."

Haikal menepuk bahu sahabatnya pelan. "Kan, Kyuhyun sahabat gue."

"Oh. Gue enggak?" tanya Gilang sebal.

"Iya, iya. Lo juga, Lang."

Kekehan kecil keluar dari bibir kedua pria tersebut, menyisakan satu orang pria lainnya yang kini hanya terdiam, asik dalam lamunannya.

Cuma karena satu cerita yang selalu aku denger tentang kamu. Kenapa sampe bikin aku penasaran kayak gini? Ck, gadis sakura. Siapa nama kamu? Dan seperti apa wajah kamu? Semoga takdir memberiku kesempatan untuk bisa mengenalmu dalam sebuah pertemuan, batin Kyuhyun penuh harap. Seulas senyum kecil terpatri di wajah tampannya, membayangkan pertemuan mereka akan seperti apa.

Drrttt!

Getaran ponsel di genggaman tangannya membuat perhatiannya teralihkan. Haikal tersenyum lebar begitu membaca sebuah nama yang terpampang di layar ponselnya. Bukan pemilik nomor tersebut yang ada dalam pikirannya, melainkan seseorang yang sangat ia rindukan.

"Yang ditelepon sama mbak pacar malah senyum-senyum," sindir Gilang sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Perhatian Kyuhyun teralihkan begitu mendengar celetukan Gilang. Melirik Haikal yang langsung menerima panggilan tersebut, yang ia yakini dari adik pria itu.

"Assalamu'alaikum..."

Ketiga pria itu terdiam dengan saling melirik satu sama lain, mendengar suara seorang gadis di seberang sana.

Haikal terlihat sedikit panik, lalu buru-buru menonaktifkan tombol loudspeaker yang terpencet oleh ibu jarinya. "Wa— wa'alaikumussalam," jawabnya tergagap. Ia bangkit berdiri, melangkah pergi meninggalkan ruang tengah dan masuk ke kamar.

Deg deg!

Deg deg!

Deg deg!

Suara merdu seorang gadis yang tanpa permisi mengalun indah di telinganya. Berhasil membuat kinerja jantungnya bekerja dua kali lipat dari biasanya. Kyuhyun menyentuh dadanya yang berdegup kencang, hingga rasanya sulit bernapas.

Gadis sakura. Apa itu kamu? batin Kyuhyun di tengah-tengah debaran yang semakin menggila. Tersenyum membayangkan paras gadis itu yang mungkin secantik bunga sakura, atau bahkan lebih? Ia bisa gila jika terus begini. Sungguh, Haikal sangat kejam, karena tak membiarkannya sekadar megetahui nama adik pria itu. Setidaknya ia bisa menyebut nama gadis itu di setiap doanya sebagai bentuk usaha dan keseriusannya.

☂️☂️☂️

Baru prolog, nih, gimana, gimana? Kalian penasaran sama cewek yang dipenasarin sama Kyuhyun?? Atau udah ketebak siapa dia??? 😏

Mohon dukungannya untuk karya aku yang kelima ini. Semoga bisa menghibur seperti karyaku yang sebelumnya... tengkyuuu~ 🤗

✏️ itezanichy

Payung Teduh (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang