6. Kecanggungan

111 28 3
                                    

Saat sedang asik mengobrol di teras depan, tiba-tiba saja aroma masakan tercium dari dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat sedang asik mengobrol di teras depan, tiba-tiba saja aroma masakan tercium dari dapur. Membuat kedua pria itu harus menahan lapar sejak menempuh perjalanan dari Jakarta ke Garut selama lima jam lamanya. Itu semua karena Haikal menolak makan saat bis mereka berhenti di rest area.

"Kayaknya enak, nih!" ucap Kyuhyun, menatap sahabatnya dengan senyum menggoda. "Cewek yang pinter masak itu istri idaman banget. Jangan dibuat nunggu terlalu lama gitu, Kal. Cewek juga butuh kepastian."

"Lo lagi nasihatin gue?" tanya Haikal yang hanya dibalas kekehan Kyuhyun.

Tanpa mereka sadari Seohyun yang hendak memanggil kakaknya malah terdiam di balik pintu. Ia merasa takut untuk menghampiri kakaknya yang sedang mengobrol dengan pria asing yang baru dikenalnya itu.

Saat tak sengaja menoleh ke arah pintu, pandangan Kyuhyun menangkap gadis itu sedang mengintip ke luar. "Kal, adek lo kayaknya mau manggil lo, deh! Tuh... dia ngumpet di balik pintu."

Haikal langsung bangkit berdiri, lalu melangkah ke arah pintu. "Neng? Ada apa?" tanyanya pada sang adik yang sedikit terkejut.

"Eh? I—itu A, eum... makanannya udah mateng. Udah disiapin di meja makan," jelas Seohyun tergagap. Merasa semakin gugup saat sosok asing itu turut menghampirinya.

"Oh!" gumam Haikal, mengangguk paham. "Padahal mah Neng panggil Aa aja. Gak usah malu karena ada dia," jelasnya, menunjuk Kyuhyun dengan dagunya.

"Iya, ngapain malu? Kan, udah aku bilang, aku orangnya gak galak dan gak gigit juga, kok!" celoteh Kyuhyun, berakhir menggigit bibir bawahnya.

"Yang itu jangan didengerin," sahut Haikal, menghujami tatapan tajam pada sang sahabat. "Udah, sekarang kita masuk. Neng ikut makan, ya?"

Seohyun langsung menggeleng kecil. "Aku gak laper. Aa aja yang makan."

"Hmm... dasar!" gumam Haikal seraya mengusap kepala adiknya. "Ayo, Kyu!"

Kyuhyun mengangguk, lalu berjalan mengekor di belakang kakak beradik yang kini berjalan sambil merangkul bahu satu sama lain. "Akrab banget," gumamnya pelan seraya tersenyum.

Saat mendengar suara langkah kaki mendekat ke arahnya, Shafiyah yang sedang menyiapkan makanan di meja pun menoleh ke belakang. "Eum... ini makanannya udah siap. Maaf, karena cuma masak ini," ucapnya pada Haikal.

Haikal tersenyum kecil pada gadis itu yang kembali menundukkan kepala. Ia berlalih menatap meja yang sudah tersaji makanan di atasnya. Mie rebus yang dijadikan mie tek-tek, nasi, dan juga beberapa potong telur dadar. "Makasih, ya. Maaf, jadi ngerepotin."

"Aku ikut bantuin, kok, A. Jadi, gak ngerepotin, kan, Teh?" tanya Seohyun.

Shafiyah mengangangkat wajahnya, lalu tersenyum menatap sosok gadis yang tidak berhenti menggodanya terus. "Iya... gak ngerepotin, kok! Kalo gitu, silakan makan. Temennya pasti udah laper juga," jawabnya.

Payung Teduh (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang