38. Pembuktian Cinta

172 20 5
                                    

Masjid Tokyo Camii adalah sebuah masjid dengan pusat budaya Turki yang terletak di Ōyama-chō, distrik Shibuya, Tokyo. Tokyo Camii merupakan masjid terbesar dan termegah di Jepang dengan lokasi yang sangat strategis, karena dekat dengan tempat wisata utama di Tokyo seperti Shibuya dan Shinjuku. Desain bangunannya sangat kental dengan berbagai ornamen Kekaisaran Ottoman yang berasal dari peradaban Turki. Bahkan berbagai ornamen, hiasan, marmer dan para pengrajinnya didatangkan langsung dari Turki.

Jum'at, 8 September 2023.

Suasana di masjid Tokyo Camii pagi itu terbilang cukup ramai. Terlihat beberapa pengunjung orang lokal yang berkunjung untuk sekadar melihat-lihat. Bahkan tak jarang juga yang pada akhirnya menjadi mu'alaf di masjid tersebut. Di tempat ini pula pernikahan Haikal dan Shafiyah akan dilangsungkan. Sebagai pembuktian cinta mereka untuk menghalalkan rasa cinta yang telah dianugerahkan oleh Sang Maha Cinta di hati mereka.

Dari sisi kanan masjid muncul  Shafiyah, Seohyun, Entin, dan Ghea, tunangan Gilang yang membantu merias sang mempelai wanita. Mereka melangkah masuk ke dalam masjid di mana mempelai pria, penghulu, dan beberapa tamu undangan yang merupakan kerabat terdekat Haikal selama tinggal di Jepang telah menunggu di dalam.

Tak jauh dari mihrab (tempat imam salat) terdapat meja akad yang di tengah-tengahnya dihiasi buket bunga mawar putih dan merah muda. Terdapat enam bantal duduk yang mengelilingi meja tersebut, lima di antaranya sudah diduduki Haikal sebagai mempelai pria, Acep sebagai wali mempelai wanita, Kyuhyun dan Gilang sebagai saksi, serta pak Ahmad sebagai perwakilan penghulu dari KBRI. Satu bantal tersisa di samping Haikal untuk mempelai wanita yang kini duduk di barisan paling depan bersama tamu undangan perempuan lainnya.

"Mempelai wanita sudah hadir di sini?" tanya Ahmad seraya melirik mempelai pria yang terlihat sibuk menghafalkan kalimat ijab kabul.

"Udah, Pak. Baru aja masuk," jawab Kyuhyun seraya melambaikan tangan ke arah sang istri yang tak disangka membalas lambaian tangannya.

Haikal refleks mengangkat wajahnya, lalu melirik ke sana kemari mencari keberadaan sang calon istri. Tanpa sadar seulas senyum pun mampir di wajah tampannya saat pandangannya menemukan keberadaan gadis itu. Ya, sudah satu pekan ini mereka tidak bertemu, karena dirinya menginap di rumah Gilang untuk menghindari godaan menjelang pernikahan.

Kyuhyun berdeham pelan, lalu sedikit memajukan tubuhnya. "Kal, istigfar. Belum halal untuk dilihat," bisiknya, lalu terkekeh saat melihat sahabatnya yang seketika dibuat salah tingkah.

Gilang yang duduk di sisi kiri meja pun turut memajukan tubuhnya dan mulai ikut-ikutan menggoda sahabat mereka. "Awas, Kal, lupa kalimat ijab kabulnya. Nanti salah nyebut nama lagi. Bisa berabe," candanya seraya melirik was-was ke arah Acep, calon ayah mertua sahabatnya yang tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan.

Haikal melirik kedua sahabatnya yang dengan kompak menggodanya, hingga membuat fokusnya terbagi. Ia memejamkan matanya, lalu menarik napas dalam dan mengembuskannya secara perlahan. Sabar, Haikal, sabar. Jangan rusak hari spesialmu bersama
Shafiyah. Masih ada hari esok untuk membalas mereka, batinnya seraya mengangguk-anggukan kepala.

"Kita mulai sekarang, ya?" tanya Ahmad yang langsung mendapat anggukan dari yang lainnya. "Kita  awali dengan doa dan dzikir kepada Allah agar acara ini dilancarkan, ya, sampai ijab kabul terucap. Aamiin."

Sang penghulu pun memimpin doa dan dzikir yang langsung diikuti oleh mempelai pria dan wanita, serta para tamu undangan. Terlihat juga pengunjung orang Jepang yang duduk di belakang, turut menyaksikan akad pernikahan Haikal dan Shafiyah yang akan segera dimulai.

"Silakan Bapak Acep untuk menjabat tangan mempelai pria," ucap Ahmad seraya menatap Acep yang duduk di sampingnya.

Acep mengangguk seraya berdeham pelan, mengulurkan tangan kanannya yang langsung disambut oleh tangan pria yang akan meminang sang putri. Bisa ia lihat dengan jelas ketegangan di wajah tampan Haikal, membuatnya melempar senyum tipis untuk sekadar menenangkannya pria itu.

Payung Teduh (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang