Bagaimana rasanya mendapat tanggal merah di hari Senin yang seharusnya kembali sibuk dengan aktivitas penuh dengan tuntutan? Harus rela bangun pagi serta meninggalkan hari libur di akhir pekan yang terasa singkat. Tapi, libur bukan berarti untuk bermalas-malasan. Nyatanya pagi ini Seohyun disibukkan dengan cucian kotor yang semalaman sudah ia rendam. Mencuci menggunakan tangan bukan hal berat, karena sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil.
Brakkk!
Suara tumpukan kayu yang jatuh ke tanah membuatnya sedikit terkejut. Seohyun menolehkan kepalanya ke belakang, mendapati pria itu kini tersenyum padanya. Ia pun langsung membuang muka tanpa berniat untuk membalas senyuman tersebut. Entah kenapa rasanya aneh serta tak nyaman, namun kini disertai debaran di dadanya.
Kyuhyun melirik ke arah papan penggilasan yang ternyata di atasnya terdapat jaket miliknya yang sedang dicuci oleh gadis itu. Melihat hal itu membuat senyumnya merekah, lalu membayangkan jika suatu saat nanti gadis itu mencuci pakaiannya setelah mereka menikah sebagai istrinya. Ah, bisa-bisanya ia berpikir terlalu jauh.
"Eum... maaf, ini kayu yang tadi kamu bawa, kan?" tanya Shafiyah yang baru saja keluar dari dapur kotor, menatap pria yang kini malah terdiam dengan pandangannya tertuju pada Seohyun. Ia pun berdeham kecil, "Eheum..."
"Eh? Iya?" tanya Kyuhyun, langsung menoleh ke depan. Sedikit terkejut saat mendapati Shafiyah berdiri satu meter di depannya entah sejak kapan. "Maaf, ada apa?"
"Ini kayu yang baru kamu bawa?"
"Oh... iya."
Shafiyah pun mengangguk paham, lalu hendak membungkuk untuk mengambil tumpukan kayu bakar.
"Eh, mau ngapain?" tanya Kyuhyun, membuat gerakan gadis itu terhenti.
"Mau bawa ini ke dapur."
"Ini berat, biar sama aku aja."
"O—oh... iya...," gumam Shafiyah, lalu melirik ke arah Seohyun yang sedang memperhatikan mereka. Tangannya terangkat, menggaruk pipi kanannya yang terasa gatal. Tanpa sadar hal itu meninggalkan noda hitam di pipinya karena tangannya yang kotor terkena arang.
"Eum... Shafiyah, maaf itu pipi kamu kotor," ucap Kyuhyun menunjuk pipi kanan gadis itu seraya tersenyum. Ia melangkah menghampiri Seohyun, lalu mengambil jaketnya yang sudah dibilas oleh gadis itu, lantas kembali menghampiri Shafiyah, "Elap pake ini aja," ucapnya, menyodorkan jaketnya pada Shafiyah.
"Eh? I—itu, kan, baru dicuci sama Seohyun," ucap Shafiyah canggung. Ia melirik ke arah Seohyun sekilas yang juga mengernyitkan dahinya bingung atas sikap sosok itu yang terasa aneh.
"Eum... gak apa-apa. Kan, nanti bisa dicuci lagi. Nih, pake," ucap Kyuhyun.
Shafiyah yang semakin bingung harus memberi alasan apa untuk menolak, akhirnya mau menerima jaket milik pria itu dengan canggung. Terlebih Seohyun yang turut memperhatikan mereka, membuatnya merasa tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Payung Teduh (SELESAI)
Fiksi PenggemarSatu cerita yang selalu ia dengar dari sahabatnya selama enam tahun ini, berhasil membuatnya tertarik dan penasaran pada tokoh utama dalam cerita tersebut. *** Persahabatannya dengan Haikal yang terjalin selama enam tahun ini, membuat Kyuhyun harus...