5. Tamu Wajib Lapor

120 28 3
                                    

Sepuluh menit telah berlalu setelah kepergian gadis yang membuatnya terus tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepuluh menit telah berlalu setelah kepergian gadis yang membuatnya terus tersenyum. Bahkan sesekali ia tertawa, karena teringat bagaimana tingkah gadis itu yang begitu polos.

"Kok, ada orang sepolos dia, sih? Masa rumahnya beneran ditinggal gitu aja? Gimana kalo gue ini beneran maling? Ya ampun...," gumam Kyuhyun seraya menggeleng-gelengkan kepala.

"Assalamu'alaikum..."

Begitu mendengar suara sahabatnya yang baru saja kembali, Kyuhyun pun langsung melangkah ke ruang tamu. Menghampiri Haikal yang berdiri di ambang pintu. "Wa'alaikumussalam."

Haikal menolehkan kepalanya ke sana kemari, mencari keberadaan adiknya yang sangat ia rindukan. "Dari tadi lo di sini, kan?" tanyanya pada Kyuhyun.

"Iya, kenapa?" tanya Kyuhyun, balas bertanya pada sahabatnya. "Katanya tadi mau nyusulin adek lo. Gak ada?"

Haikal mengangguk, "Tadi ada cewek yang dateng ke sini?" tanyanya pada sahabatnya yang kini terlihat sedang berpikir. "Tadi waktu mau ke rumah Abah, di jalan gue gak sengaja ketemu sama Shafiyah. Terus kata dia belum lama adek gue berangkat mau ke sini. Nah, tadi ada yang dateng gak, Kyu?"

Jadi, bener yang tadi adeknya Haikal? batin Kyuhyun bertanya, lalu beralih menatap sapu lidi yang berada dalam genggaman tangannya. "Tadi waktu gue lagi asik nonton, sih, tiba-tiba aja ada cewek dateng dari belakang, dan dia langsung mukulin gue pake sapu sambil teriak MALING, MALING!!"

"Hah?! Serius?!" tanya Haikal, melirik sapu lidi di tangan Kyuhyun, lalu kembali memperhatikan sahabatnya. "Ini... badan lo pada merah gara-gara dipukulin sama cewek itu, Kyu?"

Kyuhyun memperhatikan tangannya yang memang sedikit kemerahan dan terasa perih. "Eum... iya," jawabnya.

"Terus sekarang dia ke mana?"

"Tadi, sih, dia langsung pergi gitu aja lewat pintu belakang. Gue cek juga udah gak ada. Mungkin dia takut kalo gue beneran maling," jelas Kyuhyun, lalu kembali teringat dengan wajah gadis itu yang masih ia pertanyakan identitasnya. Ia pun menatap Haikal, memperhatikan wajah sahabatnya seraya melangkah mendekat. "Gue masih gak yakin yang tadi itu adek lo atau bukan. Tapi, kalo diliat-liat muka kalian emang mirip, sih!"

"Jadi, lo udah ketemu sama dia?"

Kyuhyun malah tertawa kecil begitu teringat dengan pertemuan pertama mereka. "Kalo bener itu dia... gue gak nyangka pertemuan kita malah kayak gini. Tapi, lucu juga, sih! Walaupun pertemuan pertama kita gak sesuai ekspetasi gue yang di mana harusnya ada adegan baper-baper gitu."

Berbeda dengan Kyuhyun yang malah menganggap hal tersebut lucu, Haikal justru merasa tidak enak akan sikap sang adik. "Eum..., maafin adek gue, ya. Kalo dia tau lo temen gue, pasti-"

"Ya elah, Kal. Gak apa-apa lagi. Lagian dia emang gak tau. Malah gue acungin jempol atas sikap beraninya. Eh, tapi kalo misalnya maling beneran bahaya juga. Namanya maling, kan, pasti jahat. Harusnya tadi adek lo minta bantuan ke orang-orang dulu sebelum bertindak sendiri," celoteh Kyuhyun.

Payung Teduh (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang