30. Hariku Bersamamu

208 25 11
                                    

Terhitung sudah tiga puluh hari jarak memisahkan sepasang kekasih dalam ikatan pernikahan. Namun, duapuluh empat jam waktu yang mereka lewati hampir selalu berdua. Mungkin hanya saat tidur saja waktu yang tidak bisa mereka lewati bersama. Sekadar bisa bertemu dalam mimpi saja keduanya sudah mereasa bahagia dan bersyukur.

Seohyun melirik sekilas ponsel yang ia letakkan di sisi bantal tempatnya sedang berbaring. Sudah satu jam berlalu sejak panggilan dari suaminya berlangsung, bahkan hingga detik ini. Matanya mulai sayup-sayup saat rasa kantuk tiba-tiba saja menghampirinya.

"Hahh... hahh..."

Hanya terdengar helaan napas berat di seberang sana, membuat Seohyun mulai merasa bosan. Rasanya sangat tidak seru sekali menemani suaminya yang katanya sedang berolahrga itu. "Belum selesai juga olahraganya? Ini, kan, udah malem. Aku juga ngantuk," celotehnya, mulai mengoceh sendiri.

"Apa, Sayang?"

Seohyun memejamkan matanya saat suara pria itu akhirnya terdengar juga. "Akang masih lama olahraganya? Kalo masih, matiin aja dulu teleponnya. Kuping aku juga rasanya mulai panas," ucapnya seraya melepaskan earphone di telinga kirinya. Ia tersenyum lembut menatap earphone berwarna baby pink dengan motif sakura yang dikirim oleh suaminya langsung dari Jepang sekitar sepekan yang lalu. Sepertinya pria itu sangat mengetahui apa yang disukainya.

Drrttt!

Tiba-tiba saja ponselnya bergetar dan mendapati notifikasi pesan masuk. Ia mengernyitkan dahinya bingung. "Ini Akang ngirim apa? Kan, sekarang kita lagi teleponan," tanyanya penasaran.

"Kamu liat aja. Hahhh... capeknya."

Seohyun menuruti ucapan suaminya, lalu langsung membuka ruang obrolan mereka di WhatsApp. Ganteng, batinnya tanpa sadar. Begitu melihat foto yang dikirim oleh suaminya

From: Akang♥

"Udah liat belum?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah liat belum?"

Seohyun tak menjawab, saking terlalu asiknya menatap wajah tampan milik suaminya di foto tersebut. Bahkan ia sampai repot-repot memperbesar foto tersebut, karena merasa tidak puas menatap wajah tampan itu. Padahal setiap harinya wajah pria itu selalu menghiasi layar ponselnya, tapi mengapa di foto tersebut suaminya terlihat sangat tampan sekali? Atau itu hanya perasaannya saja? Entahlah.

"Sayang, sinyalnya jelek, ya? Percuma, dong, Akang pasangin WiFi biar kita bisa lancar teleponannya."

"Namanya juga tinggal di kampung," timpal Seohyun yang kembali merasa sebal. Bayangkan saja, hanya karena alasan sinyal di sini sering jelek, pria itu sampai menyuruhnya memasang WiFi segala. Walaupun semua biaya ditanggung suaminya, tapi, tetap saja, dirinya merasa semua itu berlebihan.

Payung Teduh (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang