Kaki kanannya hendak melangkah ke depan, namun langsung tertahan saat hujan turun semakin deras. Seohyun menunduk, menatap sepatunya yang terkena cipratan air hujan, refleks ia pun mengambil langkah mundur.
"Hape aku mati lagi. Gimana caranya minta jemput Akang ke stasiun? Pake lupa bawa payung," gumam Seohyun yang diakhiri desahan kecewa.
Saat sedang asik melihat rintik-rintik hujan yang jatuh membasahi lantai di depannya, tiba-tiba rintik hujan itu berhenti. Namun, tidak di sekitarnya yang ternyata masih turun dengan derasnya. Kepalanya pun mendongak, lalu mendapati payung dengan motif bunga sakura kesukaannya. Seohyun berbalik dengan senyum lebar yang menghiasi wajah cantiknya. Dengan mudah bisa menebak seseorang yang berdiri memayunginya dari belakang.
"Akang?" panggil Seohyun, mendapati sang suami turut tersenyum padanya.
"Kenapa hapenya gak aktif? Akang sampe nyariin Neng dari kerumunan orang-orang di sini. Syukur, karena kerudung yang Neng pake, Akang jadi gampang nemuin Neng. Akang takut Neng nekat nerobos hujan lagi kayak waktu itu," celoteh Kyuhyun panjang lebar sambil memastikan pakaian sang istri yang masih kering, namun tidak dengan sepatu dan ujung rok wanita itu yang terkena cipratan air hujan.
Tanpa diduga Seohyun langsung memeluk tubuh suaminya erat. Tak peduli dengan puluhan orang yang kini turut berteduh di depan stasiun Shinjuku. Entah mengapa, tiba-tiba ia terpikirkan sesuatu yang berhasil membuatnya ingin memeluk pria itu saat ini juga, tanpa menunda waktu sampai mereka tiba di apartemen.
Keheranan menghampiri Kyuhyun melihat tingkah istrinya yang tidak seperti biasanya. Namun, tangannya yang bebas terangkat dan membalas pelukan wanita itu.
"Akang?" panggil Seohyun sambil mendongak, menatap suaminya yang kini mengusap kepalanya lembut.
"Apa, Sayang?"
"Terima kasih."
"Untuk?"
"Terima kasih udah jadi payung tempat aku berteduh dari hujan dan panas. Walaupun Aa masih ada, tapi, Akang jadi satu-satunya tempat aku bergantung dan berlindung. Seperti saat ini. Aku gak nyangka, Akang akan dateng jemput aku ke sini tanpa aku pinta dulu. Gak tau, rasanya terharu aja dengan hal sederhana seperti ini."
"Pembuktian cinta gak harus dengan hal-hal mewah, kan? Justru semakin sederhana, akan semakin berkesan. Karena hal-hal sederhana itu bisa kita lakuin setiap waktu tanpa menunggu momen tertentu."
Seohyun mengangguk kecil, lantas menggenggam tangan suaminya yang menggenggam gagang payung. "Aku juga mau jadi payung tempat Akang berteduh."
"Buat Akang, kamu bukan sekadar payung. Kamu adalah rumah bagi Akang, karena istri adalah rumah tempat suami bernaung, berkeluh kesah, dan menata masa depan hingga ke Jannah-Nya. Kapanpun dan di mana pun, Neng adalah tempat Akang untuk kembali. Itulah mengapa rumah harus berada di tempat yang sama. Ngerti, kan, maksud Akang?"
Seohyun mengangguk paham seraya tersenyum lembut. "Eum... biar Akang gak salah alamat," candanya, diiringi dengan tawa kecil, membuat cubitan kecil mampir di hidungnya. "Ya udah, pulang, yuk! Kasian Mama, pasti lagi kerepotan jagain cucunya yang super aktif itu. MasyaAllah," ucapnya seraya melepas genggaman tangannya pada tangan suaminya yang menggenggam payung, lalu berpindah melingkar di pinggang pria itu, memeluknya erat.
"Herannya kalo sama Akang, Sakura akan jadi anak manis yang penurut. Mirip banget, deh, sama Akang waktu kecil. Bener-bener anak Baba," celetuk Kyuhyun tiba-tiba.
"Gak, salah, Kang? Wajah Sakura emang 80% mirip Akang, tapi, sifat dan kelakuannya 90% mirip aku. Anak manis, baik, penurut. Persis kayak aku banget. Tanya aja Ambu, Abah, Aa sama Teteh," ujar Seohyun, sedikit tak terima dengan pernyataan suaminya yang mau merebut segala yang ada pada diri putri kecil mereka.
"Ya udah, makanya sekarang kita bikin Seohyun versi sasetnya. Sakura udah empat tahun, udah cocok untuk jadi onee-chan (kakak perempuan). Kalo anak cowok, kan, pasti wajahnya akan mirip sama Neng. Gimana?"
"Tahun depan setelah aku lulus, oke? Udah cukup aku kehilangan sedikit momen kebersamaan sama Sakura selama tiga tahun ini. Aku gak mau itu terulang lagi sama adiknya Sakura nanti. Sekarang aja aku selalu ngerasa bersalah sama Sakura, karena dari Sakura umur satu tahun, dia harus kita titipin di Hoiuken (day care)."
"Tapi, itu cuma beberapa jam selama Neng kuliah, dan Akang kerja. Setelah itu kita selalu berusaha habisin waktu sama Sakura. Gak peduli dengan rasa capek yang kita rasain, karena Sakura sendiri adalah obat lelah kita berdua. Apalagi sebagai ibu yang menjadi madrasah pertama untuk anaknya. Neng selalu nyempetin waktu untuk mengajarkan tauhid pada Sakura. Terlebih tempat di mana kita tinggal sekarang, yang harus membuat kita benar-benar mendidik Sakura dengan baik dalam urusan agama. Terima kasih, ya, untuk segala pengorbanan Neng sebagai seorang istri dan ibu. Semoga lelahmu, mejadi lillah, Bubu Sayang."
"Aamiin...," ucap Seohyun dengan senyum lembut. Untuk kesekian kalinya bersyukur memiliki suami yang selalu mendukungnya dalam meraih satu persatu mimpinya.
"Hujannya masih deras. Mau pulang sekarang?"
Seohyun mengangguk semangat.
"Padahal kalo gak hujan Akang mau ngajak Neng pacaran dulu. Mumpung Sakura ada omanya yang jagain."
Cubitan kecil Seohyun berikan di perut suaminya yang membuat pria itu meringis dengan tawa kecil. "Ayo, kita pulang sekarang! Aku gak sabar mau sayang-sayangan sama Sakura."
"Sama anaknya aja? Babanya, gak?"
Dengan jahil Seohyun menggeleng, lalu tertawa melihat raut kecewa di wajah tampan suaminya. "Sekarang, kan, kita juga lagi sayang-sayangan," sahutnya sambil memeluk suaminya dengan kedua tangannya.
Kyuhyun tersenyum mendengar celetukan sang istri. Tangan kirinya yang bebas merangkul bahu wanita itu erat untuk semakin merapat pada tubuhnya agar tidak terkena cipratan air hujan yang jatuh dari sisi payung.
Mereka pun berjalan dengan langkah sama di tengan hujan yang mengguyur Shinjuku sore itu. Kembali mengukir momen di halaman kesekian sebagai saksi perjalanan kisah cinta mereka yang sederhana, namun terasa sangat bermakna untuk keduanya.
- TAMAT -
☂️☂️☂️
Alhamdulillah, akhirnya "Payung Teduh" sampai di akhir ceritaaa 🎉
Maaf banget, karena aku memilih untuk mengakhiri cerita ini di sini, karena aku pengen istirahat nulis dulu. Rasanya capek juga, yaa 😅
Makasih buat kalian yang masih mengikuti cerita ini sampai akhir, dan juga jejak yang kalian tinggali sebagai penyemangat mood aku 💕
Maaf, karena gak sempet munculin Sakura, si bayik luthu yang kalian tunggu-tunggu. Mungkin nanti, ya, kalo sempet, aku akan bikin extra part khusus untuk Sakura 🌸
InsyaAllah, awal tahun depan aku akan kembali dengan cerita baru. Semoga kita semua masih diberi umur dan kesehatan, agar kita bisa bertemu kembali 🤗
Pai paiii~~ sehat selalu yaa~ 💜
#FreePalestine 🇵🇸
✏️ itezanichy
📌 Silakan mampir ke lapak baru aku, terus jangan lupa untuk tambahkan ke perpustakaan kalian biar gak lupa, ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Payung Teduh (SELESAI)
FanficSatu cerita yang selalu ia dengar dari sahabatnya selama enam tahun ini, berhasil membuatnya tertarik dan penasaran pada tokoh utama dalam cerita tersebut. *** Persahabatannya dengan Haikal yang terjalin selama enam tahun ini, membuat Kyuhyun harus...