12. Meyakinkan Hati

112 25 5
                                    

Terdengar suara kumandang azan subuh, membuat Seohyun langsung terbangun dari tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terdengar suara kumandang azan subuh, membuat Seohyun langsung terbangun dari tidurnya. Kepalanya menoleh ke sisi ranjang di mana seorang gadis tertidur pulas di atas kasur milik kakaknya yang semalam dipindahkan ke kamarnya. "Dia lagi salat gak, ya? Mau dibangunin, tapi takut ganggu," gumamnya bingung.

Seohyun menurunkan sebelah tangannya, lalu menguncang pelan bahu gadis itu yang sama sekali tak meresponnya. "Hanin, bangun, udah subuh. Hanin," panggilnya berulang.

"Uhmm... Mama, aku masih ngantuk. Lima menit lagi, ya," gumam Hanin dengan mata terpejam.

Mendengar ocehan yang keluar dari bibir gadis itu, membuat Seohyun tertawa kecil karena merasa lucu. Namun, sedetik kemudian ia terdiam saat tersadar jika Hanin pasti sangat dekat dengan ibunya bahkan sampai mengigau segala. "Beruntung banget kamu, Nin. Pasti setiap pagi kamu selalu dibangunin sama Mama kamu. Aku juga pengen ngerasain itu. Tapi, gak mungkin untuk di dunia ini. Mungkin nanti di surga aku bisa ngerasain semua itu," gumamnya pelan seraya tersenyum lirih.

Dalam keadaan setengah sadar samar-samar Hanin mendengar suara seorang gadis. Itu... suaranya...? Kedua matanya langsung terbuka saat teringat jika saat ini dirinya sedang tidak tidur di kamarnya sendiri, melainkan kamar adik dari sahabat sang kakak. Kepalanya mendongak dan mendapati wajah Seohyun tepat di atas kepalanya.

"Eum... selamat pagi," ucap Seohyun, tersenyum kecil, lalu kembali duduk dengan posisi nyaman. "Maaf, eum... pasti aku ganggu, ya? Aku cuma mau bangunin kamu. Soalnya udah subuh."

"Oh... ya ampun. Makasih, ya. Eum... maaf kalo aku susah dibanguninnya," ucap Hanin, lalu bangkit terduduk. Ia melirik ke arah ranjang di mana gadis itu kini terduduk. "Kamu udah salat?"

"Aku lagi haid."

"Oh..." Hanin mengangguk paham, lalu memperhatikan kamar gadis itu yang tidak terlalu ia perhatikan saat masuk ke dalam kamar itu tadi malam dalam keadaan sedikit gelap, karena hanya lampu tidur saja yang menyala. "Kamu suka banget sama sakura, ya?"

"Oh... iya," jawab Seohyun singkat.

Hanin terdiam saat teringat kembali percakapannya dengan sang kakak di Jepang setahun yang lalu.

#Flasback On

Kelopak bunga sakura yang gugur memenuhi jalan tak luput dari objek lensa kamera ponselnya. Membuat seseorang di sampingnya berdecak sebal dengan perasaan bosan.

"Adek Abang gak kalah cantik, kok, dari bunga sakura ini. Foto aku, kek!" ucap Hanin, melipat tangan di depan dada sambil menggeleng-geleng kecil melihat tingkah sang kakak yang bisa dikatan norak, seperti baru pertama kali melihat bunga sakura saja.

Kyuhyun tersenyum, lalu menoleh ke samping kanan sambil mengarahkan kamera ponselnya pada Hanin yang belum siap berpose. Ia pun terkekeh begitu melihat hasil jepretannya yang mungkin akan membuat ocehan kecil keluar dari bibir gadis itu.

Payung Teduh (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang