10. Perasaan Aneh

147 28 3
                                    

Semua mata tertuju pada sosok yang kini tengah terbaring lemah di atas ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua mata tertuju pada sosok yang kini tengah terbaring lemah di atas ranjang. Helaan napas panjang keluar dari bibir mereka dengan perasaan khawatir terhadap sosok itu.

"Dokter bilang apa, Kal?" tanya Acep, menatap Haikal yang saat ini duduk di sisi ranjang dan terus menatap ke arah tubuh sang adik yang terbaring lemah.

"Keseleo aja, Bah. Karena dari rasa sakit yang dia rasain, badannya jadi ikut demam," jawab Haikal sambil mengusap dahi adiknya, memeriksa tubuh Seohyun yang belum turun.

"Gak ada luka serius?" tanya Entin, tidak bisa menutupi kekhawatirannya.

"Alhamdulillah, gak ada, Ambu. Abah, Ambu, sama Fiya gak usah khawatir."

Kyuhyun yang saat ini berdiri di ambang pintu kamar sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari gadis itu yang langsung tertidur sepulangnya dari puskesmas.

"Udah mau magrib. Abah sama Ambu pulang dulu gak apa-apa?" tanya Acep.

"Gak apa-apa, Abah. Biar aku aja yang jagain Seohyun. Tadi mau langsung dibawa ke rumah Abah, tapi kejauhan. Eneng juga nahan sakit, jadi langsung ke sini aja," jelas Haikal panjang lebar.

"Ya udah, kalo ada apa-apa langsung kabarin kita aja. Ambu titip si Neng di sini, jagain dia. Kamu tau, kan, kalo dia lagi sakit gak bisa ditinggal sendirian?"

Haikal tersenyum lembut menatap sosok yang sudah berperan seperti ibu mereka sendiri sampai mengenal kebiasaan adiknya dengan baik. "Aku Aa-nya Seohyun, jadi aku akan jagain dia. Ambu gak usah khawatir, ya?"

Acep menoleh ke belakang, menatap Kyuhyun yang terlihat salah tingkah karena ditatap olehnya. "Makasih, ya, karena kamu udah nolongin si Neng."

"Iya, Abah. Tadi... kebetulan aja saya lewat sana," jawab Kyuhyun langsung. Tak mengakatan hal lebih mengenai kejadian lain yang dialami oleh gadis itu. Ia ingin bercerita kepada Haikal, tapi masih merasa ragu.

"Ya udah, kita pamit pulang, ya," ucap Entin yang duduk di sisi ranjang, lalu bangkit berdiri menggandeng tangan Shafiyah yang duduk di sampingnya.

Haikal dan Kyuhyun melangkah pergi meninggalkan kamar Seohyun untuk mengantar mereka ke depan pintu.

Shafiyah yang sejak tadi hanya diam dengan perasana khawatir yang saat ini dirasakannya pun akhirnya berani untuk membuka suara. Ia melirik ke arah Haikal dengan canggung. "A... tolong jagain Seohyun, ya. Maaf... aku gak bisa jagain dia di sini," ucapnya.

Haikal tersenyum, lalu mengangguk. "Iya, kamu gak usah khawatirin dia."

"Kita pamit, ya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Setelah kepergian Shafiyah, Acep, dan Entin. Haikal dan Kyuhyun bergegas kembali ke kamar Seohyun menemani gadis itu yang masih tertidur nyenyak.

"Kal, Kal. Tunggu, deh!" ujar Kyuhyun, menahan gerakan tangan Haikal yang hendak membuka pintu kamar gadis itu. "Ada yang mau gue omongin, tapi jangan di sini, kita ngobrol di ruang tamu aja. Takutnya adek lo denger," lanjutnya melirik pintu kamar gadis itu seraya membatin. Seohyun, maafin aku. Aku gak bisa nyembunyiin semua yang aku lihat dari Haikal. Dia pasti tau alasan di balik sikap jahat cewek yang namanya Nia itu.

Payung Teduh (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang